Quantcast
Channel: Masjid Salman ITB
Viewing all 2618 articles
Browse latest View live

Rihlah Adik Karisma ITB

$
0
0

Oleh: Faisal Ahmed Mukhlis

Keluaga Remaja Islam Salman (Karisma) ITB mengadakan Rihlah Adik ke Taman Hutan Raya, Ahad (24/5). Acara yang merupakan rangkaian akhir dari mentoring adik Karisma ini juga diisi dengan permainan antara adik dengan pembina. Rute perjalanan Rihlah Adik Karisma dimulai dari Gua Jepang, Gua Belanda dan berakhir di penangkaran rusa.


Pembinaan Beasiswa Adik Asuh Salman ITB

$
0
0

Oleh: Indria Fitri Afiyana

Masjid Salman ITB lewat Bidang Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat Salman (BP2M Salman) telah melaksanakan pembinaan beasiswa adik asuh dan kreatif Salman di Komplek Masjid Salman pada Sabtu (30/05). Pembinaan ini merupakan acara rutinan yang diadakan setiap sebulan sekali. (Foto: Indria Fitri Afiyana)

Mentoring Keluar Adik TK PAS di Tahu Susu Lembang

$
0
0

Oleh: Ana Shofiya Kurniawati

Adik-adik TK dari Pembinaan Anak-anak Salman mengikuti mentoring keluar di Pabrik Tahu Susu Lembang, Ahad (12/4). Pada kesempatan berkunjung ini, mereka belajar proses pembuatan tahu secara langsung. (Foto: Ana Shofiya Kurniawati)

Pelepasan 170 Peserta Learning Camp Beasiswa Perintis 5

$
0
0
Bea Perintis

Para penerima beasiswa perintis sedang melaksanakan kegiatan belajar pagi di Sekolah Infantri, Cimahi (28/5). (Foto: Dokumen Rumah Amal Salman ITB)

Masjid Salman ITB lewat Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) YPM Salman ITB mengadakan penutupan kegiatan Learning Camp Beasiswa Perintis angkatan 5, Ahad (31/5) di Kompleks Masjid Salman ITB. Sebanyak 170 peserta dari 8 provinsi di Indonesia dilepas pada acara penutupan ini. Setelah mendapat pembinaan dan pembekalan intensif selama empat minggu, para peserta tersebut diharapkan dapat lolos Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada 9 Juni 2015 nanti.

Arpan Zaeni, Koordinator Lapangan Learning Camp Beasisiwa Perintis, mengatakan para peserta mulai dari tanggal 3 Mei ditempatkan di Sekolah Infantri Cimahi untuk bimbingan belajar. “Selama kegiatan ini mereka belajar materi yang diujikan di SBMPTN dari jam 8 sampai jam 3 sore setiap Senin hingga Jumat, ada juga belajar mandiri, olahraga, hingga latihan baris-berbaris bersama tentara,” ujarnya.

Arfan melanjutkan, acara penutupan Learning Camp ini sebenarnya sudah berlangsung di lokasi tempat mereka dibina (Sekolah Infantri) pada malam minggu kemarin. Acara di Salman hari ini merupakan pelepasan dari LPP Salman yang lebih bersifat formalitas sekaligus tempat penjemputan para peserta beasiswa oleh keluarganya untuk pulang.

Sekadar informasi, Beasiswa Printis merupaka beasisiwa yang diselenggarakan Masjid Salman ITB melalui LPP Salman ITB berupa beasiswa bimbingan belajar untuk menghadapi seleksi masuk perguruan tinggi negeri. Beasiswa ini terdiri atas Beasiswa Perintis Bandung Raya, Beaswiswa Perintis Jawa Barat, dan Beasiswa Perintis Nusantara.

Penutupan Learning Camp Beasiswa Perintis 5

$
0
0

Masjid Salman ITB lewat Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) YPM Salman ITB mengadakan penutupan kegiatan Learning Camp Beasiswa Perintis angkatan 5, Ahad (31/5) di Kompleks Masjid Salman ITB. Sebanyak 170 peserta dari 8 provinsi di Indonesia dilepas pada acara penutupan ini. Setelah mendapat pembinaan dan pembekalan intensif selama empat minggu, para peserta tersebut diharapkan dapat lolos Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada 9 Juni 2015 nanti. (Foto: Dokumentasi LPP Salman ITB)

Pengajian Remaja di Kampoeng Bangkit Manteos

$
0
0

Oleh: Ana Shofiya Kurniawati

Minggu (24/04), Korps Relawan Salman (Korsa) mengadakan pengajian untuk pemuda-pemudi di Kampoeng Bangkit Manteos. Pengajian ini bernama dinamakan Pengajian Remaja Kampung Bangkit yang diadakan Divisi Pendidikan Korsa. (Foto: Dokumentasi Korsa)

Deklarasi Relawan Rohingya Jabar Usung Tiga Fungsi Utama

$
0
0
Anggota KNSR Jawa Barat. (Foto: M. Ambang)

Anggota KNSR Jawa Barat. (Foto: M. Ambang)

Pembentukan Komite Relawan untuk Solidaritas Rohingya (KNSR) Jawa Barat, Jumat (29/5), menjadi awal kepedulian masyarakat Jabar terhadap bencana kemanusiaan di Rohingya, Myanmar. Pembentukan komite ini dideklarasikan di Masjid Salman ITB dan dipimpin oleh Ketua KNSR Pusat Syuhelmaidi Syukur.

Syukur menyebutkan, ada tiga fungsi yang dapat dilakukan KNSR. Pertama, fungsi diplomasi dan koordinasi terhadap segala yang berhubungan dengan kasus Rohingya. Kedua, fungsi dukungan dalam bentuk moril maupun materil. Ketiga, fungsi edukasi dan sosialisasi terhadap masyarakat.

“Kasus Rohingya ini merupakan isu nasional. Selama ini hanya Aceh yang membantu para pengungsi (Rohingya). Kita semua harus bantu mereka karena Aceh sendiri tidak sanggup mengatasi semuanya,” ujarnya.

Senior Vice President Aksi Cepat Tanggap (ACT) ini melanjutkan, peduli terhadap isu kemanusiaan merupakan bagian dari dakwah. Pasalnya, hal ini berarti sama dengan mengajak orang lain terhadap nilai-nilai kebaikan.

“Kita sangat sadar bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar maka dari itu harus paling tanggap dengan masalah seperti ini. Indonesia itu dapat berperan dalam perdamaian dunia,” tukasnya. “Jadi kita harap banyak organisasi-organisasi kemasyarakatan di Indonesia dapat ikut membantu.”

Dalam deklarasi KNSR Jawa Barat ini tergabung beberapa lembaga sosial, di antaranya: Forum Zakat (FOZ), Rumah Amal Salman, ACT Bandung, Salimah Jawa Barat, Korps Relawan Salman (KORSA), YPM Salman ITB, Satria Bandung, Pusat Zakat Umat (PZU) Persis, Dompet Peduli Ummat (DPU) Daarut Tauhid, dan Shafira Foundation.[ed: Dh]

Warna-warni Ramadan Nusantara (4): Menyikapi Keberagaman Tradisi Ramadan Nusantara

$
0
0
warna-warni

Peta Indonesia (Ilustrasi: Harus Ruslandi)

Disarikan dari wawancara dengan Deddy Mulyana

 

Di Indonesia sering ditemukan berbagai tradisi umat muslim yang beragam, termasuk dalam menyambut dan menjalani bulan Ramadan. Untuk memahami tradisi-tradisi yang ada tersebut, mula-mula harus dibedakan pandangan antara Islam yang diturunkan Allah yang kemudian didakwahkan oleh Rasulullah dengan Islam yang telah diinternalisasikan oleh masyarakat dalam kehidupannya.

Pada internalisasi Islam oleh masyarakat, selalu terdapat kesenjangan dalam memahami Islam karena kelemahan manusia untuk menafsirkannya. Selain itu, dalam proses komunikasi saat pemahaman tersebut diwariskan pasti selalu ada distorsi yang terjadi secara alamiah. Hal tersebut kemudian menyebabkan pemahaman Islam di masyarakat tidak akan sepenuhnya seratus persen seperti saat Islam pertama kali didakwahkan oleh Rasulullah. Apalagi Islam sendiri sudah melewati masa berabad-abad dari generasi para Sahabat hingga generasi sekarang.

Selama itu, proses dakwah Islam pun selalu berinteraksi dengan budaya yang ada di masyarakat dan merupakan suatu hal yang tidak bisa dihidari. Contohnya, para pendakwah zaman dahulu di Nusantara pun mengadaptasi beberapa adat dan tradisi yang ada di masyarakat setempat sebagai sarananya berdakwah, salah satunya dengan wayang. Tujuannya agar tidak terjadi konflik atau friksi di masyarakat yang sedang didakwahinya.

Pada dasaranya, adanya penyerapan budaya tersebut sah-sah saja selama tidak bertentangan dengan syariat dari Allah dan Rasulnya. Apabila dianalogikan, budaya hanyalah perhiasan dalam hidup manusia. Ia berupa bumbu, bukan daging yang menjadi inti dari masakan yang bernama Islam.

Setiap daerah di Indonesia mempunyai kekhasannya masing-masing. Keberagaman tradisi di umat Islam tersebut adalah bukti kekuasaan Allah lewat penciptaan manusia yang diberikan bahasa yang berbeda-beda. Bahasa yang tidak hanya bahasa tutur, namun juga prilaku sebagai bentuk bahasa simbolik yang dimilikinya. Inilah yang membuatnya menjadi beragam dan menarik.

Dalam menyikapi keberagaman ini, Islam memberikan rambu-rambu melalui Alquran dan sunahnya sebagai panduannya. Jika terdapat ijtihad yang berbeda dalam memahaminya, tidaklah perlu untuk dibesar-besarkan. Tentunya dengan catatan bahwa umat muslim terus berusaha untuk memahami Islam dengan landasan hukum yang jelas dan tidak ada niatan lain di luar ijtihadnya kecuali demi agamanya sendiri.

 

Deddy Mulyana adalah Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran


Salman Luncurkan Program Masjid Tangguh di Masjid Al-Furqon Cipageran

$
0
0

Oleh: Faisal Ahmed Mukhlis

Masjid Salman ITB melalui Badan Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat (BP2M) mengadakan launching Program Masjid Tangguh di Masjid Al-Furqon Cipageran, Cimahi, Ahad (31/5). Pertemuan pertama Program Masjid Tangguh membahas tentang mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana. (Foto: Faisal)

Latihan Mujtahid Dakwah (LMD) 178

$
0
0

Latihan Mujtahid Dakwah (LMD) angkatan 178 kembali diadakan dan diikuti para mahasiswa pada 29-31 Juni 2015. Acara dimulai dari pembukaan di Masjid Salman ITB pada hari Jumat (29/5) dan selesai di Desa Cimenyan pada Ahad (31/5). Para peserta antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir yang dilaksanakan oleh Masjid Salman melalui Bidang Mahasiswa dan Kaderisasi (BMK).

 

 

 

Sekolah Alam Cikeas Bersama Salman Film dan Teater Menara Salman Adakan Workshop Film

$
0
0

Sekolah Alam Cikeas bersama Salman Film dan Teater Menara Salman ITB mengadakan Workshop Film, Sabtu (30/5) di Sekolah Alam Cikeas, Cibubur. Terdapat dua agenda utama dalam acara ini, yaitu Workshop Pembelajaran Karakter bagi para guru-guru dan Workshop Acting dan Filmmaking bagi para anak-anak di Sekolah Alam Cikeas. Acara ini bertujuan untuk mengenalkan metode pembelajaran baru bagi guru-guru dengan metode creative edudrama. Serta mengajarkan para anak-anak mudanya untuk membuat film pendek menjadi film layar lebar. (Foto: Bustomi)

Tokoh Salman: Bang Imad, Sang Pionir ‘Islam Kampus’

$
0
0
9349003563_8b52438f9b

(Foto: www.hadinur.com)

Istilah “Islam Kampus” ini disebut Prof. Dawam Rahardjo dalam artikelnya yang berjudul Tauhid Uluhiyah Tokoh Muslim-Modernis dari Masjid Salman. Ia menulis, ‘Imaduddin Abdulrahim atau Bang Imad bisa dikatakan sebagai tokoh pengembang praktik beragama Islam bagi para mahasiswa dan akademisi. Pergerakannya inilah yang kemudian menginspirasi berbagai cendekiawan lainnya untuk sama-sama memperjuangkan agama Islam dengan cara yang lebih rasional.

Dalam artikel Pemahaman Tauhid Sang Ideolog yang Tegas dan Rasional,A.M. Fatwa, salah seorang sahabatnya menuturkan bahwa Bang Imad merupakan ideolog yang rasional. Maksudnya, Bang Imad sangat yakin akan ideologi Islam yang bisa mengantar manusia pada kesempurnaan diri sebagai makhluk Allah. Tetapi, ‘sifat’ di depan kata ideologlah yang membedakan Bang Imad dengan ideolog-ideolog lainnya. Bang Imad, sekali lagi, adalah ideolog rasional.

Bagi dia, rasionalitas adalah sunatullah yang bersifat tetap (exact), tidak pernah berubah (immutable),  objektif, serta universal. Atas dasar inilah, Fachry Ali dan Bahtiar Effendy, dalam buku Merambah Jalan Baru Islam yang berisi pemetaaan cendikiawan muslim di Indonesia, memasukkan ‘Imaduddin Abdulrahim sebagai pemikir universalis.

Menurut A.M. Fatwa, sosok cendekiawan seperti Bang Imad yang mampu memadukan firman Allah dengan fenomena alam secara rasional, objektif, dan manis –tanpa memaksakan pandangannya –termasuk langka. Pasalnya, ia menilai, banyak ditemukan cendekiawan yang sangat rasional, tapi biasanya mengabaikan persoalan-persoalan Ilahiah (ketuhanan). Mungkin sikap Bang Imad ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya di Iowa State University, AS. Studinya tentang Electrical Engineering inilah, yang menurut Fatwa, membuat Bang Imad memiliki kemampuan analisa yang tajam.

Implikasi terbesar dari sifat Imaduddin Abdulrahim ini, menurut Dawam Rahardjo, ada dua hal. Pertama, dapat terumuskan dokstrin tauhid yang bisa diterima oleh kaum terpelajar. Sebuah paham tauhid yang memberdayakan pribadi dan umat. Kedua, memprakatsai berdirinya organisasi cendekiawan muslim, ICMI. Jati diri Bang Imad sebenarnya adalah seorang dai-mujahid dan seorang intelektual-ulama.[ed: Dh]

Tokoh Salman: Tauhid Uluhiyah sebagai Pribadi Bang Imad

$
0
0
(Foto: serbasejarah.wordpress.com)

(Foto: serbasejarah.wordpress.com)

 

Imaduddin Abdulrahim merupakan tokoh dakwah di Indonesia yang terkenal lantang menyuarakan nilai-nilai kebaikan tanpa rasa takut. Dr. Ahmad Tontonji menegaskan, sosok yang akrab dipanggil Bang Imad ini adalah “The Lion of Indonesia”. Mungkin istilah ini disandarkan kepadanya, mengingat sosok sahabat Nabi Saw. Umar bin Khattab yang bergelar Singa Padang Pasir. Sosok yang kuat, tegas, dan lurus dalam pandangan dan perbuatannya.

Salah seorang penggagas Masjid Salman ITB ini berkarakter kuat, menurut Prof. Dawam Rahardjo, tidak lain karena Bang Imad melandasi dirinya dengan kemapanan tauhid yang kuat pula. Tauhid yang dimaksud adalah Tauhid Uluhiyah; tauhid yang menekankan konsep bahwa yang absolut itu Tuhan dan selain-Nya adalah nisbi. Begitu pun kebenaran, itu adalah hak mutlak Tuhan, di luar itu relatif. Dengan pandangan seperti ini, Dr. Bahtiar Effendy berpendapat, Bang Imad merupakan seorang monoteis radikal.

Implikasi tauhid ini dalam pribadi Bang Imad tertuang dalam gagasan-gagasannya di setiap tempat ia beraktivitas. Salah satunya adalah keberanian Bang Imad dalam menentang rezim orde baru yang korup dan otoriter. Militarisme orde baru, menurut Bang Imad, bertentangan dengan Islam. Menurutnya, Islam politik adalah demokrasi yang mendekati demokrasi liberal (Rahardjo: 2002). Bahkan dalam penuturan A.M. Fatwa, penentangannya ini menjadikan Bang Imad dan dirinya mendekam di balik jeruji besi. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1979, yang dikenal dengan Peristiwa Kampus Kuning.

Selain itu, Bahtiar Effendy dalam artikel berjudul Memahami Konsep Tauhid Bang Imad mengatakan, pemikiran tauhid Bang Imad dapat dipadankan dengan pemikiran tauhid Nurcholis Madjid atau Cak Nur. Kedua-duanya berpegang pada premis-premis teologis yang menegaskan bahwa Allah yang memiliki transendensi dan kebenaran mutlak. Dengan konsekuensi, dunia dan persoalan-persoalan duniawinya harus dipandang temporal dan apa adanya.

Hanya saja, Bang Imad dengan Cak Nur mengimplementasikan nilai-nilai tauhid ini dalam ranah yang berbeda. Bang Imad mengkonsentrasikan pandangannya untuk menumbuhkembangkan semangat ketauhidan. Salah satu bentuknya adalah dengan pembentukan Lembaga Mujahid Dakwah (LMD) yang khusus menyelenggarakan pelatihan ketauhidan. Sedangkan Cak Nur, mengembangkan nilai-nilai tauhidnya dalam tataran sosial-politik, terutama politik Islam. Hal ini bisa dilihat pada gagasan Cak Nur mengenai Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI.

Nilai tauhid ini pun yang membentuk kader-kader bentukannya di LMD maupun di HMI menjadi aktivis-aktivis gerakan, yang menurut Ahmad Syafi’i Ma’arif, umumnya militan dan imannya kukuh. Mereka juga menjunjung moralitas yang bersendi pada nilai-nilai tauhid. Selain itu, latihan manajemen yang diberikan Bang Imad juga membentuk mereka menjadi manusia yang dapat memanfaatkan waktu secara baik. Itulah “kekuatan” Bang Imad dalam keteguhannya bertauhid. Komitmennya terhadap Islam sangatlah total.[ed: Dh]

“Shooting” Kultum Youtube (Kul-Tube) Salman TV

$
0
0

Kul-Tube atau Kultum Youtube merupakan program Salman TV dalam memeriahkan bulan Ramadhan 1436 H. Beberapa talent terpilih yang mengisi kultum kini sedang melakukan pengambilan gambar (shooting) yang dilaksanakan di Studio Salman TV dari hari Senin (1/6) hingga Rabu (3/6). Kul-Tube ini dapat kita saksikan bersama via Youtube selama bulan Ramadhan. (Foto : Bustomi )

Bidang Pemberdayaan Salman Kembali Adakan Pembinaan Beasiswa Adik Asuh

$
0
0
(Foto: Indria F.A.)

Suasana Pembinaan Beasiswa Adik Asuh dan Kreatif BP2M Salman ITB, Sabtu (30/5). (Foto: Indria F.A.)

Oleh: Indria Fitri Afiyana

Bidang Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat (BP2M) Salman mengadakan Pembinaan Beasiswa Adik Asuh dan Kreatif Salman di Komplek Masjid Salman ITB, Sabtu (30/05) lalu. Pembinaan ini merupakan acara rutin BP2M yang dilaksanakan sebulan sekali selama satu tahun.

Pembinaan beasiswa adik asuh dan kreatif sendiri adalah salah satu program kerja BP2M yang bergerak di bidang pendidikan. Program tersebut bertujuan membantu anak-anak SD dan SMP sekitar Bandung yang membutuhkan dana pendidikan.

Menurut Dede Ridwan, beasiswa ini berbeda dengan beasiswa lain yang sekadar memberi bantuan dana. Di sini, selain diberi bantuan dana, anak-anak penerima beasiswa pun mendapat pembinaan ruhaniyah lewat program-program yang menunjang peningkatan akhlak, keagamaan, dan kreativitas.

“Tujuan diadakannya pembinaan ini adalah untuk mengarahkan dan membimbing anak-anak agar bisa menjadi pribadi yang paripurna dan seimbang” ujar Dede. Untuk menjadi adik asuh, anak-anak yang mendaftar disyaratkan berasal dari kalangan kurang mampu secara ekonomi, berprestasi, serta mampu membaca Al-Quran dan Iqra.[ed: Dh]


Syuting Kultum Youtube Salman TV Telah Dimulai

$
0
0
IMG-20150602-WA0010

Aksi salah satu talent pengisi Kul-Tube di depan kamera, Selasa (2/6). (Foto: Bustomi)

 

Menyambut bulan Ramadhan 1436 H, Salman TV menghadirkan program Kultum Youtube (Kultube), video singkat berisi tausiyah yang bisa disaksikan di saluran Youtube Salman TV. Para pengisi kultum sendiri sebelumnya telah melalui proses casting. Kini mereka melaksanakan proses rekam video, di Studio Salman TV pada Selasa (1/6).

Salah satu pengisi kultum, Andita Tremorandre  mengaku tertarik menjadi pengisi kultum karena sejak SMP ia sudah bercita-cita ingin menjadi presenter. Mahasiswi lulusan ITB ini mengukuhkan cita-citanya menjadi presenter saat melihat pemilihan presenter di salah satu stasiun TV nasional.

“Saya lihat pengumuman dan tanggal casting-nya tepat saat saya mau pulang ke Semarang, tanpa pikir panjang saya langsung saja ke studio Salman TV sampai akhirnya dikatakan lolos,” tutur Andita.

Kultube ini akan terus di-upload selama 30 hari penuh di bulan Ramadhan. Acara ini juga sekaligus ajang pencarian bakat yang bertujuan mengembangkan potensi warga Salman untuk meningkatkan kepercayaan diri. Selain di-upload ke saluran Salman TV di Youtube, tayangannya pun akan diputar di LCD Selasar Hijau Masjid Salman.[ed: Dh]

Agar Libur Jadi Mabrur (1): Liburan Jadi Ibadah? Why Not!?

$
0
0
(Ilustrasi: Harun Suaidi Isnaini)

(Ilustrasi: Harun Suaidi Isnaini)

Libur mabrur? Kok kayak mau ibadah haji saja. Eits, kata “mabrur” sebenarnya bukan hanya milik ibadah haji doang, kok! Selama kita melakukan aktivitas yang bermanfaat dan bernilai ibadah, tak ada salahnya kita berharap Allah me-“mabrur”-kan atau menerima amalan yang kita lakukan kan?

Istilah “mabrur” secara etimologis berasal dari kata barra-yabirru-birrun yang artinya berbuat baik atau patuh. Dalam kitab Lisan al-Arab, kata “mabrur” dapat berarti: (1) baik, suci, dan bersih; dan (2) makbul atau diterima. Istilah “mabrur” ini sebenarnya secara harfiah dapat diterapkan pada berbagai jenis ibadah dalam agama Islam. Namun, istilah ini paling sering digunakan untuk ibadah haji.

Apabila berbicara seperti apa liburan yang mabrur, tentunya liburan tersebut selalu ada kaitannya dengan suatu yang bernilai ibadah. Seperti apa libur mabrur tersebut? Salman Media mewawancara sepuluh orang tentang bagaimana mereka menghabiskan waktunya liburan, Ahad (31/05).

“Saat liburan saya pernah mengajar di SMA dalam program pesantren kilat,” ujar Ferio (23) saat ditanya pernahkah ia melakukan liburan yang bernilai ibadah, “Eh, nilai ibadah di sini asumsi kita sebagai manusia, ya. Dan semoga asumsi ini sama dengan catatan Allah.”

Pernyataan lelaki kelahiran Sumedang ini dapat mewakili pandangan para responden yang ditanya oleh Salman Media. Pada umumnya, mereka hanya bisa berharap apa-apa yang dilakukannya selama liburan yang diniatkan karena Allah dapat bernilai ibadah yang mabrur.

“Saya meniatkan aktivtas liburan sebagai salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah,” ujar Regi (25), pria lulusan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) yang pernah menghabiskan liburan kuliahnya dengan mengikuti program pesantren di Daarut Tauhiid Bandung.

Kisah yang berbeda tentang liburan juga diceritakan Rosi (21). Gadis asal Cirebon ini menceritakan pada tahun lalu ia bersama teman-temannya mengadakan kursus bahasa Inggris kecil-kecilan di masjid desanya. Untuk mencari peserta, mereka sampai melakukan sosialisasi door to door dan penyebaran informasi melalui selebaran serta media sosial. “Alhamdulillah peserta jadi membeludak,” ujarnya. Bagi Ocy, liburan bermanfaat dan bernilai ibadah adalah liburan yang diisi kegiatan positif yang mendekatkan dirikepada Allah.

Cerita tentang bagaimana mereka membuat liburan menjadi bernilai ibadah tersebut merupakan suatu yang juga dapat dinikmati oleh kita juga. Terkait hal tersebut, dapat kita pahami dari hadis berikut.

Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya setiap amalan perbuatan mengandung niat dan setiap orang dinilai dengan niatnya. Barang siapa yang berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya dinilai mengikut niatnya menuju kepada Allah dan Rasul-Nya (bernilai ibadah). Barang siapa yang berhijrah untuk mendapatkan dunia atau wanita untuk dikawininya, maka hijrahnya dinilai mengikut tujuan hijrah itu (tidak bernilai ibadah).” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Hadis tersebut mengungkapkan, pada hakikatnya apa saja yang kita lakukan akan bisa bernilai ibadah. Terdapat dua persyaratan agar hal tersebut terwujud. Pertama, perbuatan yang dilakukan adalah perbuatan yang baik, tidak melanggar aturan Allah dan rasul-Nya, tidak melanggar hukum yang berlaku, dan tidak menyakiti/merugikan orang lain. Kedua, perbuatan tersebut harus mengandung niatuntuk beribadah kepada Allah.

Di waktu yang sudah memasuki masa liburan ini, memperbaharui niat aktivitas yang akan dilakukan dengan niat beribadah adalah suatu yang niscaya. Dengan itu, liburan yang kita lakukan akan menjadi ibadah dan akan diterima oleh Allah Swt. Kalau liburan bisa jadi ibadah, kenapa tak lakukan sekalian?

Agar Libur Jadi Mabrur (2): Stok Ide “Fresh” Buat Liburan

$
0
0
tipu muslihat

(Foto: Pixabay.com)

Liburan panjang kian mendekat. Paket-paket liburan dari travel agency menyapa asyik. Sesama kawan yang ingin melunturkan penat merayu dirimu untuk sedikit merogoh kocek. Ada yang ngajak snorkeling ke Pulau Tidung, petualangan seru di kisaran Pulau Karimun Jawa, tiket-tiket diskonan maskapai penerbangan, naik Gunung Rinjani, dan lain sebagainya.

Uniknya, liburan kali ini bertepatan dengan bulan Ramadan 1436 Hijriah. Bulan suci penuh maghfirah kerap kali membuat orang “saleh sejenak”. Kegiatan liburan yang diambil pun bisa jadi kegiatan-kegiatan bernuansa keagamaan, seperti tilawah Alquran, menghafal Alquran, itikaf, dan lain sebagainya.

Nah, gimana nih caranya supaya liburan semesteran ini asyik nan mabrur? Bagaimana juga memaksimalkan Ramadan supaya pundi-pundi keimanan kita terisi di sepanjang bulan-bulan lainnya?

Yuk, simak ide-ide liburan masya Allah yang sudah Salman Media coba rangkum dari berbagai sumber!

 

  1. Bagi-bagi makanan sahur

 

Besar kemungkinan, anak kampus atau pegawai kantoran tiap harinya dikungkung oleh pekerjaan dan tugas.  Akhirnya, kepekaan terhadap “sisi lain” dan “sisi gelap” lingkungan tempat kita tinggal bisa jadi terabaikan. Coba ajak kawan-kawanmu untuk mengoordinir acara bagi-bagi makanan sahur untuk anak jalanan, atau gelandangan. Coba juga untuk mengobrol sejenak dengan mereka. Tentukan wilayah-wilayah yang hendak disisir.

 

 

  1. Jelajah kota atau daerah sendiri

 

Kita suka bermimpi untuk mengunjungi destinasi wisata eksotis yang digembar-gemborkan media. Betapa asyik berlenggang di Malioboro sembari belanja sandal unik khas Yogya. Betapa berkelasnya ketika kita menyuruput kopi di kafe berlatar pemandangan Menara Eiffel. Tapi sudah belum nih, kita mengenal daerah tempat kita tinggal?

 

Kalau belum, yuk “pura-pura” jadi turis di daerah sendiri! Kunjungi museum, pasar, tempat makan, landmark, sentra kerajinan, masjid, dan tempat-tempat seru lainnya. Bawa kameramu, mau SLR ataupun kamera ponsel, nggak masalah. Biar lebih asyik, jangan lupa ajak teman. Jangan ragu-ragu untuk berbincang dengan warga sedaerahmu yang sebelumnya tak pernah kautanyai.

 

 

  1. Diskusi buku bareng teman

 

Bisa jadi, kebiasaan sebagian orang adalah kalap beli buku ketika di toko, tapi tak punya waktu untuk membaca buku-buku tersebut. Nah, liburan inilah saat yang tepat untuk membaca buku-bukumu yang terancam lumutan itu! Biar asyik, cari teman tandem untuk baca buku yang berbeda. Jelang buka puasa, saling berbagilah hasil bacaan kalian. Lebih kece lagi kalau dibuat juga resensinya.

 

 

  1. Belajar masak, makeover rumah

 

Buat yang “terpaksa” menghabiskan liburannya di rumah, jangan kecewa dulu. Sebenarnya banyak hal menyenangkan yang bisa kita lakukan di rumah. Contohnya masak. Masak tak identik kegiatan milik kaum perempuan saja. Laki-laki pun bisa berkreasi untuk membuat masakan sendiri. Untuk menu, coba cari di internet dengan keywordeasy cooking recipes” atau tanya saja pada ibu.

 

Makeover rumah juga bisa kamu lakukan bersama sanak familimu. Coba rencanakan untuk merubah tata letak perabot rumah, membersihkan atap-atap rumah yang sudah kotor, dan lain sebagainya seminggu sekali selama liburan. Jadilah koordinator penataan rumah jika memang memungkinkan, karena mungkin kamu yang paling luang di antara anggota keluarga yang lain (karena libur semester).

 

 

  1. Nongkrong di Salman! Ikut acara P3R!

Mau merasakan aura Ramadan yang begitu kuat, dengan kegiatan-kegiatan super menarik dan menambah amal? Nongkrong di Salman aja! Apalagi, Salman mengadakan rangkaian acara menarik di sepanjang bulan Ramadan ini. Ada talkshow Inspirasi Ramadan (Irama) tiap sore yang menghadirkan tokoh dan pakar ternama. Ada pula program tahfizh Ramadan berikut kajiannya. Khatib-khatib tarawih yang dihadirkan pun tidak main-main levelnya. Sebelum pulang kampung, yuk rasakan sejenak asyik dan mabrurnya liburan di Salman!

 

 

 

 

 

Agar Libur Jadi Mabrur (3): “Tak Ada Libur Bagiku”

$
0
0
(Foto: Bustomi)

(Foto: Bustomi)L:

Oleh Reka Adi Prayoga, Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Islam (Gamais) ITB Tahun 2015

Apakah saat libur tiba, kita lantas berhenti beraktivitas?

Kita tentu familiar dengan lirik lagu anak-anak berikut: “Libur telah tiba, libur telah tiba, hatiku gembira…. Lirik lagu tersebut membuat saya berpikir, kalau libur telah tiba, adakah yang telah “pergi”? Sebuah pertanyaan yang bagi saya perlu kita cari jawabannya.

Allah memerintahkan kita untuk belajar dalam hidup ini. Apakah kalau libur tiba berarti kita berhenti belajar?

Allah memerintahkan kita untuk beribadah dalam hidup ini. Apakah kalau libur tiba berarti kita berhenti beribadah?

Allah memerintahkan kita untuk bersilaturahmi dengan banyak orang dalam hidup ini. Apakah kalau libur telah tiba berarti kita berhenti bersilaturrahim?

Apakah saat libur telah tiba, kita berhenti beraktivitas?

Liburansebenarnya hanyalah berhentinya salahsatu aktivitas bagi mahasiswa, yaitu belajar secara formal di perkuliahan. Tak pula jadi menghentikan waktu yang tetap 24 jam. Maka merugilah kita, jika saat liburan datangproduktivitas malah menurun. Maka merugilah kita, jika ternyata tidak ada karya yang dibuat ketika liburan.

Kita memiliki banyak pilihan untuk mengisi 24 jam hari kita. Apakah itu menambah hafalan Alquran, membaca buku, bersilaturrahim ke rumah saudara dan teman, menjadi panitia suatu kegiatan, menyusun rencana untuk semester depan,membersihkan kamar kos, mencuci sepatu, dan sebagainya.

Apa yang bisa kita lakukan untuk liburan ini? Awali dengan perencanaan. Rencanakan apa saja yang hendak dilakukan pada masa liburan ini. Jangan biarkan hidup kita selama beberapa pekan justru terbuang sia-sia. Merencanakan kegiatan kala liburan merupakan tantangan tersendiri. Saat liburan, hidup seolah tidak lagi tertuntun jadwal, tidak tertuntun lagi rutinitas harian dan pekanan seperti biasanya. Maka, rencanakanlah liburan tersebut lalu laksanakanlah.

Apakah saat libur tiba, kita berhenti beraktivitas?

Justru jika liburan direncanakan dan diniatkan karena Allah, maka: “Tidak ada hari libur bagiku, yang ada hanya hari pengabdian”.

PENGUMUMAN TAHAP I BEASISWA SALMAN (Penundaan)

$
0
0
sumber gambar http://nagoro.wordpress.com/

sumber gambar http://nagoro.wordpress.com/

PENGUMUMAN TAHAP I BEASISWA SALMAN

Bismillahirrahmanirrahim

Seperti yang telah diumumkan sebelumnya bahwa pengumuman Tahap I Beasiswa Salman ITB dilaksakan pada tanggal 4 Juni 2015. Namum dikarenakan satu dan lain hal, pengumuman Tahap I Beasiswa Salman ITB ditunda menjadi tanggal 7 Juni 2015.

Jadwal wawancara tetap dilaksanakan tanggal 10-16 Juni 2015. Oleh karena itu mohon dipersiapkan berkas yang harus dibawa pada saat nanti wawancara. Jadwal wawancara akan diumumkan bersama Pengumuman Tahap I pada 7 juni 2015.

Terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf atas penundaan pengumuman Beasiswa Salman.

Viewing all 2618 articles
Browse latest View live