Quantcast
Channel: Masjid Salman ITB
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2618

Perbedaan Awal Ramadan, Akibat Tiadanya Otoritas Muslim

$
0
0
(Ilustrasi: www.panoramio.com)

(Ilustrasi: www.panoramio.com)

Tahun 1435 merupakan tahun ketiga terjadinya perbedaan awal Ramadan di Indonesia. Melalui hasil sidang itsbat Kementerian Agama didampingi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jum’at (27/6) lalu, pemerintah memutuskan 1 Ramadhan 1435 H/2014 Masehi jatuh pada hari Minggu, 29 Juni 2014. Di sisi lain Pimpinan Pusat Ormas Islam, Muhammadiyah, menetapkan awal Bulan Puasa jatuh pada 28 Juni, satu hari lebih cepat dibanding putusan pemerintah.

Perbedaan itu dikhawatirkan dapat menimbulkan perselisihan, terlebih bila perbedaan tersebut dijadikan alat untuk menyudutkan satu sama lain. Hal ini disampaikan oleh Manajer Bidang Dakwah Salman ITB, Ustadz Yayat Supriatna. Yayat juga berpendapat, seharusnya Umat Muslim bersatu dan kompak untuk menunjukkan kekuatannya.

“Tapi sekarang semuanya berbeda, ormas-ormas terpecah. Ini menunjukkan apa? Tokoh Islam yang memiliki otoritas di kita itu masih sangat kurang. Harusnya ada sehingga jadi rujukan utama,” tuturnya saat diwawancarai di Sekretariat Bidang Dakwah Salman, Senin (30/6).

Yayat sendiri tak menampik bahwa kedua sisi sama-sama menggunakan ilmu dalam mengeluarkan keputusan. Namun ia tetap berharap ada ilmu terkuat yang bisa disepakati bersama. Sayangnya, belum ada otoritas di Indonesia yang dapat mendukung hal tersebut. Lebih jauh lagi, kebanyakkan terkesan menggunakan sentimen pribadi dalam memilih, bukan berdasarkan argumen keilmuan.

Lebih lanjut, Yayat juga mengungkapkan untuk sementara perbedaan penentuan awal Bulan Puasa tidak apa-apa terjadi. Hal yang paling penting, Umat Islam jangan saling menyudutkan.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 2618

Trending Articles