
Suasana ‘Kamisan’ FLP Bandung di Koridor Timur Masjid Salman ITB. (Foto: catatan-kamis.blogspot.com)
Menebar rahmatan lil ‘alamin, begitulah semangat yang digaungkan Masjid Salman ITB. Menjadi masjid di pusat kota Bandung, Salman selalu berupaya memberikan kenyamanan dan ketentraman pada setiap jamaah. Dengan begitu, para jamaahnya selalu rindu dengan suasana Masjid Salman.
Itulah yang dirasakan oleh para penulis anggota komunitas Forum Lingkar Pena (FLP) Bandung. Sudah bertahun-tahun, komunitas yang telah melahirkan banyak penulis besar ini menjadikan Masjid Salman sebagai tempat berkumpul untuk berdiskusi dan melakukan kajian rutin.
“Biasanya kami kumpul di (masjid) Salman tiap hari kamis,” ujar Ketua Forum Lingkar Pena Bandung Nurul Maria Sisilia, Jumat (23/1). “Di hari itu (kamis), kami biasa ngadain kajian rutin yang dikasih nama ‘Kamisan’.”
Acara “Kamisan” sendiri, lanjut Nurul, merupakan sebuah kegiatan diskusi mengenai dunia kesusastraaan. Dalam diskusi ini biasanya mereka mengkaji karya-karya sastra yang ditulis oleh penulis-penulis besar. Selain bagi anggotanya, kegiatan ini juga terbuka untuk umum, dilaksanakan di Koridor Timur Masjid Salman, sehabis waktu sholat Ashar.
Bagi perempuan yang menjadi anggota FLP Bandung sejak tahun 2009 ini, Masjid Salman merupakan masjid yang makmur dan inovatif. Hal ini ia lihat dari kegiatan di masjid ini yang selalu aktif setiap saat.
“Masjid Salman itu masjid yang hidup. Selain tempatnya yang strategis di pusaran Kota Bandung, masjid ini selalu melakukan kajian-kajian yang terbuka untuk umum. Lalu tentunya, teh dan kopi gratis juga termasuk hal yang bikin kangen di Salman,” katanya sambil terkekeh.
Hal senada pun diungkapkan Haris Abdullah, divisi Humas Forum Lingkar Pena Bandung. Ia mengatakan, masjid Salman merupakan masjid yang terbaik daripada masjid-masjid yang pernah dikunjunginya selama ini.
“Masjid Salman itu the best, lah. Kita gak bisa berkomentar banyak, apalagi yang negatif, terhadap Salman. Karena selama ini, Salman telah memberi banyak hal kepada perjalanan komunitas kami,” ujarnya, Jumat (23/1).
Selain itu, bagi Haris, Masjid Salman mempunyai nilai historis yang tinggi bagi perjalanan Forum Lingkar Pena Bandung. Saat berkumpul di masjid ini, banyak karya-karya mereka berupa buku, tulisan-tulisan di media cetak, dan lain-lain yang sudah berhasil diterbitkan. [ed: Dh]