Quantcast
Channel: Masjid Salman ITB
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2618

Jumatan Antingantuk (2) : “Ustadz, Mengapa Khutbah Jumatnya Pendek?”

$
0
0
Sanusi Uwes ketika menjadi khatib Jumat pada 29 Juli 2011 di Masjid Salman ITB. [Foto: Yudha P Sunandar]

Sanusi Uwes ketika menjadi khatib Jumat pada 29 Juli 2011 di Masjid Salman ITB. [Foto: Yudha P Sunandar]

“Ustadz, mengapa khutbahnya nggak panjang?” ucap seorang jemaah selepas Jumatan kepada khatib.

Tersanjunglah Sang Khatib lantaran khutbahnya dianggap berkesan. Sampai-sampai ada yang minta dipanjangkan!

Namun, jemaah itu kemudian melanjutkan:

“…Kalau khutbahnya panjang, saya kan bisa nikmat tidur. He.. he.. he..”

Gedubrakk.

 

***

 

Begitulah anekdot yang disampaikan Manajer Bidang Dakwah YPM Salman ITB Yayat Supriyatna ihwal khutbah Jumat. Tak hanya jemaah atau khatib saja yang bersalah akan terjadinya “bobo siang” tatkala khutbah berkumandang. Yayat menaksir ada beberapa faktor penyebab rasa kantuk ini bercokol dahsyat.

“Mungkin karena lingkungannya terlalu menghangatkan dan kondusif buat tidur. Atau mungkin jemaah lelah habis kuliah, dan lain sebagainya,” ujar Yayat ketika diwawancarai Sabtu, (7/2).

Sebagai khatib, Yayat sendiri menyebutkan khutbah yang dicontohkan nabi adalah khutbah yang membangkitkan semangat. Materi yang memberikan perubahan lah yang membuat jemaah terkesima. “Nabi itu kalau khutbah matanya sampai kelihatan merah karena berapi-api,” ujar Yayat.

Konten khutbah Jumat juga seharusnya disuaikan dengan apa yang dibutuhkan dengan jemaah. Minat jemaah yang cocok dengan khutbah Jumat akan membuat orang cepat tanggap. “Sekalipun intonasi dan retorika sang khatib tak menarik, tapi jika ada sesuatu yang menumbuhkan minat, jemaah mau mendengarkan.”

 

Dari Jumat ke Jumat adalah Diklat

Namun, Yayat menekankan materi khutbah Jumat harus bersandar pada ruh ketakwaan. Bentuknya bisa beragam, asal merupakan penjabaran dari akar iman dan takwa. Durasi khutbahpun tiada batasannya. “Hanya saja, memang ada keterangan bahwa khutbah itu dipendekkan, sedangkan bacaan Alquran dipanjangkan,” jelas Yayat.

Yayat menganalogikan, rukun Salat Jumat merupakan diklat untuk meningkatkan kualitas seorang Muslim. Ia menyitir hadits Muslim berikut ini,

Antara shalat lima waktu, antara shalat jumat satu ke shalat jumat berikutnya, dan antara puasa ramadhan ke puasa ramadhan berikutnya adalah penghapus untuk dosa di antara keduanya, apabila dia menjauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim no. 857)

Jadi, sudahkah Anda siap  “diospek” tiap Jumat?***

 


Viewing all articles
Browse latest Browse all 2618

Trending Articles