“Eh, hati-hati pulang malem. Lagi banyak begal nih! Mendingan nginep aja di kosan ane atau mabit di masjid kampus, hehehe,” ujar Fulan kepada Fulan, usai kerja kelompok hingga larut malam.
“Tenang, Bro… Ane udah nyiapin perlindungan anti-begal nih…,” jawab sang teman sambil mengangkat tangannya seperti posisi berdoa.
“Ya amplop. Masa gitu doang? Doa emang penting, tapi mana ikhtiar ente?!”
Akhir-akhir ini, kasus perampokan di jalan seperti begal motor, ramai diperbincangkan. Tak heran jika masyarakat resah, terlebih mereka yang sering pulang atau bepergian di malam hari seperti Si Fulan dalam percakapan di atas.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Aswin, dalam metro.news.viva.co.id mengatakan, pengguna jalan juga dapat memperhatikan beberapa hal untuk mengantisipasinya. Pengguna jalan sebaiknya menghindari pemakaian perhiasan yang berlebihan. Selain itu, kala bepergian carilah lokasi yang ramai. Jika ada yang menghentikan kendaraan tiba-tiba secara mencurigakan, segera laporkan ke polisi terdekat.
Sebagai tindakan preventif, dianjurkan juga untuk menghubungi nomor telepon 110 jika ingin mengetahui kondisi jalanan yang akan dilaluinya. Dapat juga dengan menulis di akun media sosial resmi milik Polri. Aswin menghimbau, meski tindak kejahatan tengah marak, warga tidak perlu takut keluar malam asalkan tetap waspada.
Memang, keamanan diri tidak akan tercipta tanpa ikhtiar. “Diriku satpamku”, sebuah slogan ikhtiar pribadi dalam menjaga diri. Dalam menghadapi kesulitan, Islam pun mengajarkan umatnya untuk berikhtiar dulu sebelum berpasrah pada Allah.
Hal ini disampaikan oleh Ustaz Zulkarnain, dari Bidang Dakwah (BD) Salman ITB. Ia mengatakan, tawakal itu ada justru setelah melaksanakan ikhtiar dengan baik. “Maksimalkan ikhtiar dulu, baik itu masih rumusan. Baru setelah itu tawakal,” ujarnya.
Zulkarnain mengutip sebuah hadis yang berbunyi,
“Dari Anas bin Malik r.a., ada seseorang berkata kepada Rasulullah saw. ‘Wahai Rasulullah saw., aku ikat kendaraanku lalu aku bertawakal, atau aku lepas ia dan aku bertawakal?’ Rasulullah saw. menjawab, ‘Ikatlah kendaraanmu lalu bertawakalah.’” (H.R. At-Tirmidzi)
Selain berikhtiar menjaga diri sendiri, sebagai seorang Muslim hendaknya memberikan rasa nyaman dan aman kepada orang-orang di sekitarnya. Hal ini bisa dilakukan lewat lisan dan tangannya. Penting bagi seseorang untuk mampu mengerem dirinya agar tidak berbuat zalim kepada orang lain. Zulkarnain melanjutkan, Muslim seyogyanya bertekad mampu memberikan manfaat dan berusaha meninggalkan apa pun yang tidak bermanfaat.
“Islam itu sangat jelas menjunjung nilai-nilai yang dibutuhkan manusia. Memberikan keamanan itu tidak hanya muslim saja, tapi seluruh manusia,” paparnya.
Jadi, ketika bicara mengenai “diriku satpamku” dalam Islam, setelah bisa menjaga diri sendiri kita pun harus sadar mempunyai kewajiban untuk memberikan keamanan pada orang lain. [Nadhira | Tristia]
Bersambung.