Ada kerumunan ibu-ibu dan bapak-bapak di Paving Block Masjid Salman ITB, Ahad (22/3). Mereka berkumpul bukan untuk arisan, tapi belajar bercocok tanam di air bersama Sahabat Lingkungan Korps Relawan Salman (KORSA). Mereka dipandu oleh Sari Rachma, seorang pegiat teknik budidaya tanaman hidroponik.
Hidroponik merupakan budidaya tanaman dengan memanfaatkan air, bukan tanah. Teknik ini fokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi atau unsur hara bagi tanaman. Jadi, meski ditanam di air, tanaman hidroponik justru lebih hemat air dibanding tanaman biasa.
“Jadi kalau ditinggal beberapa minggu tetap masih ada cadangan air, cocok untuk daerah yang memiliki pasokan air terbatas,” ujar Sari Rachma.
Dalam acara yang bertajuk “From Heart To Earth” itu, peserta memang diajari untuk menanam dan memelihara tanaman dengan efisien serta ramah lingkungan. Tak hanya efisien. Budidaya tanaman hidroponik juga mudah dapat dilakukan di mana saja. Pasalnya, tanaman hidroponik tidak membutuhkan media tanah dan pupuk kandang.
Di sisi lain, gabungan dari medium air dan fokus pemberian nutrisi, teknik hidroponik dapat menghasilkan sayur-mayur berkualitas tinggi dan bersih dari hama. Karena tidak menggunakan pestisida, tanaman hasil hidroponik memiliki rasa yang enak. Selain itu, tanaman ini juga 50 persen lebih cepat dipanen dibanding dengan tanaman yang ditanam di tanah.
“Jika menanam di media tanah bisa sampai 2 bulan baru bisa dipanen. Tetapi dengan hidroponik cuma 40 hari sudah bisa memetik hasilnya sendiri dan itu tergantung apa yang ditanam,” jelas Sari.
Tak Perlu Khawatirkan Biaya
Menanam dengan teknik hidroponik tidak membutuhkan biaya yang besar. Barang bekas dan limbah rumah tangga bisa dijadikan wadah tanam. Media tanamnya pun relatif mudah didapatkan di lingkungan sekitar kita, seperti kerikil, pasir malang, pecahan bata merah, rockwool, dan arang sekam bakar.
Selain dapat menikmati hasil tanam yang sehat dan enak, Anda juga dapat memanfaatkan limbah dan barang bekas untuk hal yang berguna. “Jadi di sisi lain kita mengurangi sampah dan bisa menghijaukan lingkungan sekitar kita,” kata Sari.
Untuk itu, ada teknik tersendiri. Tanaman hidroponik sebaiknya tidak terkena air hujan, karena dapat menambah volume air dan menyebabkan perubahan kadar nutrisi. Tanaman ini pun mesti dihindarkan dari sinar matahari secara langsung.
Wadahnya pun harus dirawat agar tidak berlumut. Pasalnya, nutrisi untuk tanaman akan terserap oleh lumut. Anda bisa mengecat atau memakai media yang resisten terhadap lumut untuk mencegah hal tersebut.
Nah, dengan adanya teknik semudah ini, tak ada lagi alasan untuk tidak berkontribusi dalam gerakan penghijauan. Yuk, mulai lestarikan lingkungan kita! [ed: Dh]