oleh: Sitti Mauludy Khairina
“Mengapa Indonesia yakin bisa maju?” tanya seorang pria pada jemaah yang hadir di Ruang Utama Masjid Salman ITB. “Seperti yang sering kita dengar waktu SD, potensi sumber daya alam di Indonesia itu nomor satu di dunia!”
Dialah Prof. Akhmaloka, rektor ITB 2010-2014. Dalam talkshow Inspirasi Ramadhan (Irama) Rabu (24/6) lalu, ia membandingkan Indonesia dengan Jepang dan Singapura. , Indonesia memiliki jumlah sumber daya manusia yang lebih banyak terutama pada usia produktif, yaitu sekitar 70%. Bukankah seharusnya Indonesia lebih maju dari kedua negara tersebut?
“Sumber daya yang melimpah tersebut tidak akan membuat Indonesia maju apabila tidak ditunjang oleh kualitas sumber daya manusia,” ujar Akhmaloka. “Ternyata rata-rata usia produktif tersebut hanya lulus SMP. Kurang memadainya tingkat pendidikan di Indonesiamenjadi penyebab permasalahan yang bermunculan saat ini.”
Tak hanya masyarakat berpendidikan rendah saja yang bermasalah. Akhmaloka juga menyoroti budaya instan warga Indonesia yang terpelajar. Orientasi belajar hanya untuk mendapat nilai. Akhirnya, mereka menghalalkan proses dan esensi ilmu yang tentunya jauh dari moral agama.“Sifat bersungguh-sungguh, kejujuran, dan kesabaran belum tumbuh dengan baik di lingkungan kita,” kata Akhmaloka.
Akhmaloka menekankan, kita harus melakukan pembenahan dari akar masalah, yaitu dengan meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan dapat mengembangkan kecerdasan (intellectual), emosi (emotional), dan rohani (spiritual). Kecerdasan-kecerdasan tersebutlah yang akan membantu bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik dari segi pola pikir dan juga akhlak. “Kita harus mengesampingkan hal-hal yang bersifat materialistik menjadi holistik, transendentik, dan harmoni.”
Lebih lanjut Akhmaloka mengatakan, kita harus yakin belajar adalah untuk mendalami ilmu dan juga untuk beribadah. Kita tidak akan merasa terbebani ketika belajar karena kita sudah memiliki niat yang lurus hanya untuk Allah SWT.“Sudah seharusnya kita rajin menuntut ilmu agar bisa senantiasa menjadi makhluk yang bermanfaat,” katanya.
Akhmaloka meyakini bahwa Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia.[ed: Tr]