
Ina “Cookies” Wiyandini akan mengadakan Workshop Entrepreneur tanggal 27 September mendatang. Acara ini merupakan salah satu rangkaian dari Salman a Day Out Picnic: “Menuju Bandung Beradab” di Kompleks Masjid Salman ITB. (Foto: Ana S.K.)
Oleh: Ana Shofiya Kurniawati
Siapa yang tidak mengenal “Ina Cookies”? Merk kue kering lokal itu produknya telah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia, bahkan mencapai negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Ina Cookies memproduksi ratusan macam kue kering dengan berbagai bahan baku menarik, seperti: jamur, tahu, dan tempe, sehingga menjadi favorit ibu rumah tangga kala Idul Fitri menjelang.
Sang Pemilik, Ina Wiyandini, mengawali perjalanan di dunia bisnis dengan membuka perkebunan jahe gajah di Sumedang akhir tahun 80-an. Jahe gajah yang kemudian diolah menjadi asinan tersebut dikirim ke Jepang. Namun ia harus menutup bisnis perdananya karena kalah bersaing dengan jahe asal Thailand. Selain jahe gajah, Ina juga pernah menjajal usaha lain seperti perkebunan vanili serta jual-beli rumah dan kendaraan. Sayang, ikhtiarnya harus kandas di tengah jaln.
Tidak ingin terpuruk dalam kegagalan, Ina langsung banting setir ke dunia kue kering yang telah didahului oleh kakaknya, Ida Sartika. Ida mulai mengajari Ina cara membuat kue kering dan memasarkannya ke konsumen. Saat itu, wanita kelahiran 24 juli 1963 ini menjual produk milik kakaknya dengan cara door-to-door ke tetangga-tetangganya. Semakin hari jumlah toples yang terjual semakin bertambah, akhirnya Ina memutuskan untuk membuka bisnis kue keringnya sendiri dengan nama Ina Cookies.
Perlahan tapi pasti, kue buatan Ina mulai dikenal berbagai konsumen. Usaha ibu tiga anak ini mulai merangkak naik. Karyawan yang asalnya 5 orang kini menjadi 500 orang. Tempat pembuatan kue yang dulunya dapur keluarga kini menjadi bangunan 6 lantai. Pemasaran produk yang hanya mulut ke mulut kini digantikan oleh ratusan agen yang berasal dari berbagai daerah. Berbagai macam halangan dan rintangan pun telah ia taklukkan dalam membangun usaha kue keringnya.
Kue kering hasil Ina Cookies memang memiliki nilai plus tersendiri di mata pelanggan. Wanita yang pernah bercita-cita menjadi dokter ini selalu berinovasi dengan membuat resep baru tiap tahunnya. Seringkali Ina memadukan bahan baku yang tidak lazim semisal tahu, tempe, jamur, rosella, dan lain-lain. Penamaan kuenya pun tergolong unik. Setiap resep yang ia buat selalu diawali dengan kata “putri” misalnya Putri Adrin, Putri Voula, dan Putra Fakhri yang berasal dari nama putra dan putrinya.
Pengemasan kue pun menjadi perhatian tersendiri bagi Ina. Ia membuat wadah aneka bentuk dari bahan daur ulang. Selain itu Ina juga selalu memperhatikan keinginan konsumennya. Segala saran dan kesan selalu ia tampung dengan hati terbuka. Hubungan dengan karyawannya pun Ina pertahankan agar selalu baik. Bahkan ada karyawan yang telah bekerja selama 21 tahun dengannya.
“Saya selalu membawa satu rumus dalam kehidupan sehari-hari, baik itu berkeluarga atau bekerja. Rumus itu yakni JUS KOKI, merupakan singkatan dari Jujur, Ulet, Sabar, Komunikatif, Optimis, Realistis, Kreatif, dan Ikhlas,” tutur Ina ketika diwawancarai Salman Media, Rabu (09/09) di kediamannya, Griya Bukit Emas, Bojong Koneng, Bandung.
Saat ini Ina terus mengembangkan bisnisnya dengan membangun De’tuik (Deudeuieun Tuang ing Katuangan) café and resort di jalan Bojong Koneng, Bandung, pada tahun 2002. Tahun 2008 Inara Pastry and Bakery dibangun untuk memenuhi pesanan cake dan aneka bakery dari masyarakat. Anak kedua dari lima bersaudara ini juga merambah sektor mainan anak-anak dengan mendirikan Ran Toys yang menyediakan aneka mainan alat berat dari kayu. Merhid adalah salah satu usaha Ina yang bergerak di bidang konsultan motivasi. Masih ada beberapa usaha lain yang juga dibangun oleh istri dari Rahmat Basuki ini.
Berkat usaha yang telah ia bangun bertahun-tahun itu, Ina dianugerahi banyak penghargaan dari berbagai komunitas diantaranya: Pengurus Pusat wanita Islam, Perempuan Pengusaha Berprestasi, Salman, Kelompok Muslim Syakira Dewi Sartika Muda, serta masih banyak lagi yang lainnya. Efek domino dari usahanya adalah Ina sering diundang sebagai pembicara atau dosen tamu di beberapa perguruan tinggi atau instansi. Banyak pula media massa yang mewawancarainya hingga ia diberi julukan “Ratu Kue kering”. Dua buah buku tentang kehidupan bisnisnya juga telah tercetak dengan judul Success Story of Ina Cookies dan Mimpi 135 Putri karya Elly Syarifah.
Tanggal 27 September 2015 nanti, Ina akan berbagi cerita kesuksesannya di Workshop Entrepreneur di masjid Salman. Acara ini merupakan salah satu rangkaian dari Salman a Day Out Picnic: “Menuju Bandung Beradab” yang diadakan untuk memeriahkan ulang tahun Kota Bandung ke-205.
*Sumber berita diperoleh dari wawancara dengan Ina Wiyandini (09/09) di Griya Bukit Emas, Bojong Koneng, Bandung serta buku Success Story of Ina Cookies karya Elly Syarifah.