Clik here to view.

(Foto: Dok. KORSA)
Oleh: Sayyidatun Nisa Azzahra
Membaca berita mengenai dampak hebat kebakaran lahan, rasa prihatin timbul di benakku. Ah… Bukankah ini seolah biasa? Lagi-lagi, Sumatera dan Kalimantan menjadi korban ulah para manusia yang tidak bertanggung jawab!
Hmm… Mungkin kali ini manusia-manusia tersebut memanfaatkan fenomena el nino. Saat el nino menyebabkan sulitnya awan terbentuk di langit Indonesiaku, sang pembakar lahan memanfaatkan kemarau sebagai‘kamuflase’ ulahnya,seolah-olah ini bencana alam. Padahal bukan!
Di sini, kita bisa menghirup udara segar setiap saat. Kita dapat menikmati air bersih dengan mudah. Sedangkan mereka? Untuk bernapas saja sesak. Udara segar menjadi harta paling berharga yang ingin mereka nikmati. Air bersih pun menjadi barang yang bernilai tinggi.
Tak terbayang bagiku keadaan di sana. Nafas sesak karena udara penuh butiran karbon bercampur unsur debu lainnya. Ya, cobalah rasakan jika kau ada di bagian Indonesia tersebut. Tak bisa bersekolah, tak bisa beraktivitas bebas. Betapa kufur nikmat, jika kita tak bersyukur dan tak tergerak membantu saudara kita di sana.
Aku kembali berpikir. Pantaskah setelah membaca berita itu lantas aku sekadar mengucap prihatin? Sedang kata ‘prihatin’ bukanlah hal yang korban butuhkan atau mantra ajaib yang dapat menghilangkan asap. Lalu apa bedanya aku dengan para politikus aneh di sana yang hanya berkomentar dan bersikap tanpa perhitungan jelas?
Tidak. Aku tidak boleh mencukupkan diri dengan berkata prihatin. Aku harus menolong, menolong saudaraku yang sedang payah. Sekadar bernapas pun mereka begitu kesulitan.
Tapi, aku bisa apa? Aku sadar jika aku sendirian, tentu aku tak ada daya untuk menolong. Perlu ada sebuah gerakan agar bantuan bisa sampai. Sebuah gerakan yang mampu menciptakan rantai kebaikan. Sebuah gerakan agar semua orang tak hanya mengucap “prihatin”. Memposisikan dirinya untuk ikut merasakan sesaknya Indonesia. Maka kubentuk dan kunamakan: Gerakan #MerasakanIndonesia.
Banyak aksi yang bisa kita lakukan untuk ikut merasakan Indonesia, untuk ikut menolong para korban. Perlu diingat, yang terpenting dari setiap gerakan adalah membangun kepedulian. Kepedulian yang dapat memperkecil risiko negatif dan membuat penyebab akar masalah dapat teratasi.
Misalnya mengajak orang-orang di sekitar untuk berdonasi, terus memantau keadaan dan kebutuhan para korban, atau menyampaikan kritik yang membangun pada pemerintah. Gerakan ini diharapkan dapat memperkecil dampak asap di sana. Diharapkan juga dapat memperjelas apa penyebab dari masalah ini.
Juga yang terpenting, berawal dari prihatin kemudian aksi, diharapkan menjadi sarana kita untuk bisa menjadi manusia yang bersyukur, manusia yang bermanfaat, dan juga manusia yang berarti. Mari prihatin, mari bergerak, mari beraksi, mari #MerasakanIndonesia saat ini!
Image may be NSFW.
Clik here to view.
