Quantcast
Channel: Masjid Salman ITB
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2618

Liputan Khusus Pemilu Ikatan Alumni ITB 2016 (2): Salman Pilih Netral

$
0
0

popol

 

Pada pemilu IA-ITB ini, Masjid Salman ITB sendiri memilih untuk bersikap netral. Selaku Ketua Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB, Syarif Hidayat juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka yang mencalonkan diri dan bersedia melayani masyarakat ITB. “Kami mendoakan agar mereka diberkahi Allah dengan segala jerih payah agar alumni bisa lebih baik lagi,” ujar Syarif, Selasa (12/1).

Syarif mengatakan, IA-ITB diberikan investasi untuk membalas budi kepada tempat di mana mereka dulu menuntut ilmu. Lantas, IA-ITB pun menjadi tempat untuk melihat perkembangan sejauh mana alumni dapat mengembangkan mahasiswa agar bisa berkarir dengan baik. “Atau dengan sumbangan material alumni agar mampu membangun dan mendorong mahasiswa,” jelasnya.

Bicara soal pengaruh IA-ITB kepada Salman, Syarif dengan tegas mengatakan pasti ada pengaruhnya. Terutama dalam hal hubungan yang bersifat struktural antara ITB dengan Salman dan bagaimana menjalin hubungan itu agar terus positif. Lalu, aktivis dan karyawan Salman pun di antaranya adalah alumni ITB juga.

Terkait pemilu yang akan berlangsung 23 Januari kelak, Syarif berpesan boleh saja kita memilih orang yang nomor satu, dua, tiga, atau empat sebagai Ketua IA-ITB. Namun, ia berharap agar nantinya tidak terjadi  kubu atau partai alumni. “Kita tidak boleh memberatkan mereka para kandidat. Kita mesti dorong, doakan, dan bantu mereka jadi ketua IA- ITB, tapi jangan bebani dengan sifat yang primordialisme,” harapnya.

 

Pemilu IA-ITB Kata Aktivis Salman

Tezar Aditya Auza, aktivis Pembinaan Anak-anak Salman (PAS) ITB ini sangat antusias dengan adanya pemilu IA-ITB. Pasalnya, otomatis masyarakat Salman pun terlibat hegemoninya. Meski ada kecenderungan untuk beberapa calon, Tezar sendiri kurang senang  jika Salman berpihak. “Karena Salman kan sebuah masjid yang menampung siapapun yang ingin datang. Jadi jangan sampai Salman diatasnamakan oleh siapapun calon ketua IA-ITB ini,” tegasnya saat ditemui pada Sabtu, (9/1).

Tezar berpendapat, cukuplah Salman memiliki peran yang besar dan mewarnai sekelilingnya. “Janganlah berpihak secara lembaga, kalau secara personal mari ramaikan,” katanya.

Ardian Rizaldi, Asisten Manajer Bidang Mahasiswa dan Kaderisasi (BMK) menyikapi pemilu IA-ITB ini biasa saja. Namun, Ardi, sapaan akrabnya, menuturkan sebagai aktivis Salman seharusnya mencoba untuk mengikuti perkembangan meski terkesan sedikit acuh. “Bagi yang berminat memilih harus kenal dengan apa yang mereka bawa. Jangan sampai memilih karena sekedar ikut-ikutan orang atau komunitas tertentu. Mesti objektif,” ucapnya.

Menurut Ardi, Salman secara lembaga mesti bersikap netral. Tetapi Salman pun perlu memberi aspirasi. Sebab program-program di Salman menurutnya futuristik dan bagus, seperti Rumah Amal, Rumah Sehat, dan Rumah Halal. “Kalau itu semua disinergikan bareng IA-ITB, hasilnya bisa bagus sebab jaringan IA-ITB kan lebih luas,” papar alumni Prodi Aeronotika dan Astronotika ITB 2009 ini.

Meski di antara kandidat Ketua IA-ITB memiliki posisi penting di pekerjaannya, Ardi berharap jangan sampai karena IA-ITB justru pekerjaan mereka terbengkalai. Apalagi bagi mereka yang berada di kursi pemerintahan sebab harus mengurus rakyat. “Di luar itu saya kagum dengan prestasi-prestasi mereka dan saya sarankan kepada yang berminat memilih, pilihlah mereka yang merdeka dan memiliki banyak waktu,” pesannya.[Ed: EA]


Viewing all articles
Browse latest Browse all 2618

Latest Images

Trending Articles