Oleh: Mohammad Hasan
Alkisah, seorang profesor Indonesia diundang berkunjung ke Negeri Ginseng, Korea Selatan. Ia pun takjub akan perkembangan ekonomi dan kemajuan teknologi negeri tersebut. Bertanyalah dia kepada rekannya. Bagaimana Korea bisa berkembang seperti sekarang? Padahal pada tahun 70-an dulu keadaaannya hampir sama dengan Indonesia.
Rekannya menjawab bahwa kunci keberhasilan pembangunan di Korea Selatan adalah karakter pekerja keras dan tidak mudah mengeluh. Mendapat jawaban itu, pulanglah sang profesor ke Indonesia.
Kemudian pada kesempatan yang lain, ia mendapat kehormatan dikunjungi tamu dari negeri yang terkenal dengan produk telepon selulernya, Finlandia. Kunjungan tersebut dimanfaatkannya untuk bertanya; apa sebab kemunduran perusahaan telepon seluler yang terkenal tersebut?
Tamu dari Finlandia itu menjawab bahwa pemimpin perusahaan telepon seluler itu sombong dan arogan. Ia tidak mau mendengar saran orang lain dan tidak mempunyai visi ke depan yang baik.
***
Itu adalah dua kisah yang sangat menarik. Pertama, tentang kemajuan bangsa Korea. Surat At-Taubah ayat 105, mengajarkan manusia untuk selalu bekerja keras dalam hidupnya. Dengan begitu, Allah akan melihat dan membalas nya dengan pahala yang lebih baik.
Di ayat yang lain Allah Swt. berfirman “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah 45)
Ayat tersebut menganjurkan kepada setiap orang untuk meminta pertolongan kepada Allah dengan sholat dan sabar. Salat dan sikap sabar berperan penting dalam kesuksesan seseorang menghadapi ujian dan cobaan.
Setiap hari Muslim diwajibkan salat lima waktu. Hikmahnya, salat itu sendiri adalah untuk memberi waktu istirahat setelah bekerja keras seharian. Maka, kerja kerasnya akan lebih bermakna.
Kunci kesuksesan selanjutnya adalah mendengarkan saran orang lain dan mempunyai visi yang baik. Visi yang baik dapat dibangun dengan cara mendengarkan saran dari orang lain yang sudah berpengalaman. Dengan cara ini langkah seseorang akan menjadi lebih terencana dan tidak sembarangan.
Allah dalam surat Al-Hasr ayat 18 mengingatkan agar setiap orang bertakwa kepada-Nya dan memperhatikan apa yang telah ia perbuat. Ayat ini menyiratkan agar seseorang merencanakan langkah-langkah yang baik untuk hari esoknya.
Kalaupun rencana-rencana yang sudah disusun belum tercapai, itu tidaklah menjadi masalah. Bisa jadi itu adalah ujian dari Allah Swt. agar hamba-Nya tidak terlalu gembira terhadap apa yang telah didapat dan tidak terlalu sedih terhadap semua yang luput darinya.
Terlalu gembira atau terlalu sedih bisa menjadi sebagai sikap sombong dan tidak mengakui kekuasaan Allah. Padahal dalam surat Al-Hadid ayat 23 disebutkan bahwa Allah tidak suka dengan orang yang sombong dan membanggakan diri.
Empat sifat yang baik untuk direnungkan dan dijadikan pelajaran dalam hidup. Bekerja keras dan tidak gampang mengeluh (artinya sabar). Membangun visi ke depan yang baik dengan mendengarkan nasihat dari orang lain. Keempat sifat tersebut jika diaplikasikan dalam kehidupan akan menjadi kunci seseorang meraih hari yang yang lebih baik daripada hari-harinya yang kemarin.
Seperti sabda Rasulullah Saw. “Barang siapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung, barang siapa hari ini sama dengan kemarin maka dia orang yang merugi, dan barang siapa hari ini lebih buruk daripada kemarin maka dia celaka.”[ed: Dh]
*Disarikan dari Khutbah Jumat (19/2) lalu oleh Prof. Dr. Kadarsyah Suryadi, DEA.