
Karinding Sisi Wahangan (Karsiwa) saat beraksi di Sumedang Larang. Nama Sisi Wahangan sendiri berarti “Sisi Sungai”, berdasarkan tempat berkumpul mereka di pinggir anak kali Cikapundung, Kelurahan Cibangkong, Bandung. (Foto: Dok. Karsiwa)
Pada tanggal 19-20 April mendatang, Masjid Salman akan mengadakan Puncak perayaan Milad Emas 50 Tahun Salman yang bertajuk Pasar Rakyat Salman 2014. Berbagai penampilan seni dan budaya akan disuguhkan pada jama’ah, seperti pentas teater, puisi, pameran lukisan, serta musik. Tak heran, acara ini memang ditujukan sebagai bukti perhatian Masjid Salman bagi seni dan budaya, khususnya dari sudut pandang Islami.
Grup Karinding Sisi Wahangan merupakan salah satu grup musik yang akan meramaikan panggung pentas Pasar Rakyat. Grup yang juga biasa disebut dengan nama “Karsiwa” ini merupakan komunitas musik yang mengusung kesenian Karinding, dengan mayoritas alat musik dari bambu. Grup asal Cibangkong tersebut biasa memainkan musik beraliran Pop Sunda. Ketika ditanya soal reaksi saat diundang bermain di Salman, Ferry Lazuardi, Bagian Manajemen Karsiwa mengatakan mereka sangat antusias. Lebih lanjut ia mengatakan, ini merupakan pertama kalinya mereka mentas di Masjid.
“Alhamdulillah sangat-sangat gembira. Kita senang musik Karinding bisa masuk ke berbagai kalangan. Karena kita kaget juga, kami kira ini acara keagamaan. Tapi menghibur, kan, ibadah juga,” tutur Ferry saat diwawancarai di Selasar Salman, Senin (7/4) lalu.
Maklum, Karsiwa telah tampil di berbagai acara. Mulai dari acara di pinggir jalan, pagelaran seni di kampung-kampung, sampai menjajal hotel berbintang. Ferry mengaku, musik mereka memang mudah diterima oleh berbagai kalangan. Musik karinding a la Karsiwa, yang menggabungkan bunyi-bunyian dari alat musik bambu dengan alat musik biasa serta lirik ciptaan sendiri yang jenaka, menjadi daya tarik tersendiri.
“Kita kan punya vokalis yang interaksinya bagus dengan penonton dan itu yang membedakan dengan grup lain. Grup lain biasanya kurang interaktif, jadinya membosankan,” ujar Ferry menambahkan.
Karsiwa sendiri berdiri pada 10 April 2010. Ferry menjelaskan, grup Karsiwa awalnya merupakan sekumpulan pemuda yang tergabung dalam organisasi Karang Taruna Kelurahan Cibangkong. Mereka resah melihat kurangnya perhatian pemuda pada kesenian musik tradisional Sunda. Ferry berharap, jama’ah khususnya aktivis-aktivis muda Masjid Salman dapat menikmati penampilan mereka di Pasar Rakyat nanti.
“Kita sangat antusias. Siapa sih, yang tidak mengenal Masjid Salman? Kita berusaha untuk menunjukkan yang terbaik juga,” pungkas Ferry.***