Quantcast
Channel: Masjid Salman ITB
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2618

Etimologi Ramadan

$
0
0
Ramadan

(Sumber gambar: http://www.moroccoworldnews.com/)

Ramadan berasal dari kata akar ramadha, yang berarti “panas yang menyengat” atau “kekeringan”, khususnya pada tanah. Dari akar kata tersebut, kata Ramadan digunakan untuk menunjukkan adanya sensasi panas ketika seseorang kehausan.

Terdapat pula pendapat lain yang mengatakan bahwa kata Ramadan digunakan karena pada bulan itu dosa-dosa dihapuskan oleh perbuatan baik sebagaimana matahari membakar tanah. Hal ini dikiaskan dengan umat Islam yang mengambil kesempatan Ramadan untuk serius mencairkan, memuhasabah diri dan memperbaharui kekuatan jasmani, rohani dan tingkah lakunya, sebagaimana panas mempresentasikan sesuatu yang dapat mencairkan materi.

Penamaan Ramadan sebagai bulan yang panas ini terpengaruh bangsa Babylonia yang budayanya pernah sangat dominan di utara Jazirah Arab. Penggunaan luni-solar calendar (penghitungan tahun berdasarkan bulan dan matahari sekaligus) oleh bangsa Babylonia menempatkan bulan kesembilan selalu jatuh pada musim panas yang sangat menyengat. Sejak pagi hingga petang batu-batu gunung dan pasir gurun terpanggang oleh sengatan matahari musim panas yang waktu siangnya lebih panjang daripada waktu malamnya. Di malam hari, panas di bebatuan dan pasir sedikir reda, tapi sebelum dingin betul sudah berjumpa dengan pagi hari. Demikian terjadi berulang-ulang sehingga setelah beberapa pekan terjadi akumulasi panas yang menghanguskan. Hari-hari itu disebut bulan Ramadan, bulan dengan panas yang menghanguskan.

Setelah umat Islam mengembangkan kalender berbasis bulan, yang rata-rata 11 hari lebih pendek dari kalender berbasis matahari, bulan Ramadan tak lagi selalu bertepatan dengan musim panas. Orang lebih memahami “panas”-nya Ramadan secara metaphoric (kiasan). (Ed: EA)

(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Ramadan)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 2618

Trending Articles