Foto : Dokumentasi DPP Salman ITB
Divisi Pengkajian dan Penerbitan YPM Salman ITB kembali menggelar Studia Humanika. Bertempat di GSS Salman ITB, Studia Humanika yang diselenggarakan selama dua hari, Jumat-Sabtu (12/10-13/10) itu membahas mengenai masa depan marxisme. Hadir sebagai pembicara adalah Martin Suryajaya dari Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara.
“Yang akan kita paparkan di sini adalah suatu penafsiran yang kurang lebih baru atas pemikiran Marx,” kata Martin.
Pada pertemuan pertama, Jumat (12/10) Martin memaparkan dasar-dasar pemikiran Marx yang didekati melalui perspektif filsafat. Dalam pemaparannya, Martin mengatakan dewasa ini ada pandangan bahwa pemikiran Marx sudah tak lagi relevan untuk didiskusikan.
“Kita bisa maklumi itu. Alasan munculnya pandangan itu adalah karena repetisi yang tidak kreatif atas ajaran Marx,” papar Martin.
Permasalahn aktual yang muncul di dunia dijawab melalui rekonstruksi kreatif atas pemikiran Marx. Para filsuf kontemporer seperti Slavoj Zizek, Alan Badiou, dan Antonio Negri memiliki latar belakang pemikiran Marx -Marxian.
“Fakta ini menunjukan bahwa Marx masih akan menjadi “kawan seperjalanan” dalam dunia pemikiran abad ke-21,” imbuh Martin.
Terlepas dari benar atau salah rekonstruksi tersebut, pemikiran Marx masih dianggap penting bagi para filsuf kontemporer.
Peserta cukup banyak yang mengikuti diskusi. Terbukti dengan terisi penuhnya kursi di ruangan dan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan peserta mengenai pemikiran Marx. Di sesi kedua, Sabtu (13/10) diskusi ditekankan pada manifestasi kontemporer dari filsafat Marx. Pengaruh Marx dalam filsafat kontemporer juga dibahas. Pada sesi ketiga kuliah membicarakan Marx dan persoalan ilmu sosial. [tr]
Studi Humanika: Marx sebagai “Kawan Perjalanan” from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami