Pada 1996 Ustadz Abu Rabbani mulai merintis program pengajaran Al-Quran di Masjid Salman ITB, hingga kini beliau sukses dengan metodenya yaitu Quantum Reading Quran (QRQ). Ternyata kesalahan terbanyak saat membaca Al-Quran adalah tidak konsisten dalam membaca mad dan gunnah. Selain itu kesalahan terjadi karena kita terlalu fokus terhadap lagu atau irama. Upaya tahsin yang dapat kita lakukan adalah memperbaiki bacaan mad dan gunnah. Juga lafalkan huruf-huruf Al-Quran sesuai dengan lisan arab dan penuhi hak-haknya. Perhatikan pengucapan huruf mana yang harus berdengung, mendesis dan tebal.
Bertepatan dengan pergantian tahun, ayat yang paling berkaitan dengan momentum ini adalah Q.S Al-Hasyr: 18. Pesan yang Allah sampaikan pada ayat tersebut pertama, jika kita mengaku bertakwa kepada Allah, kita harus membuktikannya yaitu dengan bertakwa. Takwa yang paling sederhana adalah dalam bentuk melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Kedua, hendaknya diri ini selalu mengintrospeksi diri. Rasul menyatakan bahwa muslim yang hari ini sama dengan hari kemarin itu sudah merugi. Untuk itu kita harus selalu menambah kebaikan diri sebelum Allah menghisab kita. Selalu berdoa untuk meminta hisab yang mudah. Hisab yang dimaksud adalah hisab yang dilakukan hanya berdua yaitu Allah dan diri kita, tanpa ada makhluk lain yang tahu. Di saat itu Allah akan memaafkan segala kesalahan kita sebagaimana Allah memaafkan dosa kita saat di dunia.
Dalam kandungan Q.S. Ibrahim : 5-6, Allah memerintahkan kepada Nabi Musa a.s. untuk mengingatkan kaumnya tentang hari-hari Allah karena pada saat itulah ada tanda-tanda kekuasaan bagi orang yang bersabar dan bersyukur. Yang dimaksud dengan hari-hari Allah adalah hari dimana Allah memberikan nikmat saat membebaskan kaum Bani Israil dari penjajahan dan kekejaman Firaun serta bala bencana yang menimpa mereka. Di ayat selanjutnya Allah menyatakan bahwa jika kaumnya mensyukuri nikmat itu maka Allah akan menambahkannya, sedangkan bila kufur maka Allah akan menimpakan azab yang sangat pedih.
Bila dicermati, pada masa itu Nabi Musa a.s. berdiri diatas kebenaran dan Firaun berdiri diatas kekuatan yang sangat besar. Namun bila kebenaran bersebrangan dengan kemenangan yang terjadi adalah ujian dan bala yang berat. Hal tersebut juga terjadi dalam kisah nabi lain seperti saat Daud melawan Thalud, Ibrahim melawan Raja Namrud dan Rasul melawan kekuatan kaum kafir. Sekiranya bila kita berhadapan pada kondisi tersebut di dunia nyata diantara poros kebenaran dan kekuatan, poros mana yang akan kita pilih? Kalau mengikuti poros yang kuat tentu kebenaran akan “lemah”. Kalau mengikuti poros kebenaran kemungkinan kita yang akan tertindas dengan poros kekuatan.
Maka dari itu nikmat yang paling besar adalah seiramanya kekuatan dengan kebenaran. Namun Allah tetap menyuruh kita sebagai umat untuk tetap membangun kekuatan. Semangat hijrah rasul dalam membangun kekuatan diatas kebenaran merupakan ujian yang sangat besar. Dengan berhijrah kehidupan Rasul tidak langsung berubah menjadi nyaman justru perang-perang besar terjadi setelah Rasul hijrah, seperti perang Khandaq, perang Badar dan perang Uhud. Maka dari itu ada beberapa hikmah yang dapat diambil berkaitan dengan hal tersebut dan momentum tahun baru 1441 Hijriah pertama, ummat semoga semakin kuat diatas kebenaran, kedua, semakin menjaga keikhlasan niat dan terakhir jangan pernah hilang harapan karena harapan selalu ada bila kita bersama Allah Swt.
Sehebat atau seburuk apapun kondisi manusia, tetaplah harus berdoa sebagai bentuk penghambaan kepada Allah Swt. Agar doa yang kita panjatkan ini makbul tentu kita harus memperhatikan adab berdoa. Saat memulai doa baiknya dilakukan dalam keadaan suci dan menghadap kiblat (bila memungkinkan). Tidak lupa diawali dengan basmallah dan shalawat agar dapat menembus hijab dan lebih mudah dikabulkan. Kita harus selalu berdoa dengan ucapan yang baik, santun dan selalu berhusnudzon kepada Allah.
Dari sekian doa-doa yang kita panjatkan, terdapat doa-doa istimewa yang Insya Allah makbul. Doa orang tua, khususnya ibu diibaratkan seperti doa Nabi ke ummatnya. Mintalah doa kepada orang tua sebanyak-banyaknya dan rinci. Allah akan mengabulkan sesuai ucapan doa tersebut karena ridha orang tua sama dengan ridha-Nya Allah. Jika suatu saat kita jatuh sakit atau terdzalimi, maka dalam kondisi ini kita harus memperbanyak doa. Pada kondisi inilah Allah mengabulkan doa-doa kita.
Doakan pula saudara secara sembunyi-sembunyi (janganlah menceritakannya) karena doa itu tidak akan tertolak. Jika ada keluarga atau kerabat yang baru saja pulang haji, mintalah untuk didoakan hal-hal baik. Insya Allah akan dikabulkan karena doa yang disampaikan itu membutuhkan perjuangan berupa waktu tunggu, materi dan jeri payah untuk sampai ke tanah haram. Luangkan pula waktu untuk berdoa di waktu / tempat yang mustajab salah satunya Jumat petang atau seusai solat Jumat.
SEMINAR ILMIAH MASJID 2019 M/1441 H “Meneguhkan Jatidiri Masjid sebagai Pusat Peradaban”
Latar Belakang
Masjid secara historis adalah “rumah umat”, pusat aktivitas untuk memecahkan berbagai persoalan dan mengelola beragam aspek kehidupan bermasyarakat.
Akan tetapi, masjid khususnya masjid-masjid kampus saat ini tengah menghadapi beragam tantangan. Tantangan tersebut muncul baik dari perubahan sosial-budaya maupun teknologi hingga situasi politik dalam level lokal, nasional, regional hingga internasional. Salah satu tantangan yang terbaru adalah stigma atau framing yang mengaitkan aktivitas di masjid kampus dengan gejala radikalisme dan intoleransi.
Menyikapi berbagai tantangan tersebut, sekaligus untuk semakin meneguhkan peran historis masjid di atas, YPM Salman ITB bekerjasama dengan Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI), menggulirkan program Seminar Ilmiah Masjid. Seminar ini diharapkan dapat menghimpun pemikiran/gagasan dan best practice yang kembali mendudukkan masjid sebagai sentra dan simpul-simpul kegiatan pengadaban masyarakat.
Jadwal Kegiatan
KEYNOTE SPEECH Prof.Ir. Hermawan K. Dipojono, MSEE, Ph.D (Ketua Umum Asosiasi Masjid Kampus Indonesia, Ketua Senat Akademik ITB)
DISKUSI PANEL (Sesi Pagi, pkl. 08.00-11.45 WIB)
Kedaulatan Pangan: Tantangan Bangsa dan Peran Umat Islam ke Depan oleh: Prof.Ir. Yazid Bindar, M.Sc., Ph.D. (Guru Besar Teknologi Pengolahan Biomassa & Pangan FTI ITB)
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Komunitas dan Budaya oleh: Drs. H. Budhiana Kartawijaya (Ketua Yayasan Odesa, anggota Dewan Redaksi HU Pikiran Rakyat)
Human Literacy dari Masjid untuk Mengembangkan Modal Insani oleh: Syamril, ST, M.Pd. (Vice President of Organization Development & Human Capital Strategy Kalla Group of Companies)
Kajian Arsitektur & Model Masjid yang Berkelanjutan
Dakwah bagi Generasi Z
Pengelolaan Modal Insani (Human Capital Development) Berbasis Masjid
Manajemen Pengetahuan dan Dakwah Multimedia
Kewirausahaan & Pengelolaan Potensi Ekonomi Umat
Kewirausahaan Sosial (Sociopreneurship) & Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid
Pengembangan Ekosistem Halalan Thayyiban
Pelayanan Prima dalam Pelayanan Ibadah Mahdhah
Manajemen Strategis & Kepemimpinan Berbasis Komunitas Masjid
Kontribusi Masjid dalam Peneguhan Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Agenda Penting
Batas akhir pengumpulan revisi makalah : 04 Oktober 2019
Pengumuman jadwal & ruangan presentasi : 07 Oktober 2019
Pelaksanaan seminar : 12 Oktober 2019
Pendaftaran
1. EARLY BIRD: Mahasiswa S1-S2 Rp 75 ribu | Umum Rp 100 ribu 2. H-3 S.D. HARI-H: Mahasiswa S1-S2 Rp 100 ribu | Umum Rp 150 ribu
Kami mengundang segenap mahasiswa, dosen, aktivis, serta kawan-kawan takmir masjid yang berminat, untuk mendaftarkan diri sebagai peserta lewat tautan berikut: http://bit.ly/RegistrasiPesertaSIM2019
Biaya pendaftaran dapat ditransfer ke Rek. BNI PTB Bandung No. 002-866-7520 a.n. YPM Salman ITB, dengan mengirimkan foto/screenshot bukti pendaftaran ke no WA Admin di bawah ini.
Narahubung
Luthfie (085860676584) dan Lili (083822177604)
Acara ini terselenggara atas kerjasama YPM Salman ITB dan AMKI, dengan dukungan Badan Wakaf Salman (BWS) ITB, Keluarga Mahasiswa Islam (Kamil) Pascasarjana ITB dan Studia Humanika Salman ITB.
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh.” (HR. Muslim no. 1631)
Jumat, (13/9) 2019, Pusat Halal Salman ITB telah meresmikan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) YPM Salman ITB. LPH Salman ITB diresmikan oleh Ketua Umum Pengurus Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB Prof. Dr. Ir. Suwarno di GSG Masjid Salman ITB. Peresmian LPH ini merupakan langkah awal mendukung terealisasinya pelaksanaan sertifikasi halal. Dalam acara tersebut dilaksanakan pula pembahasan mengenai LPH yang disampaikan oleh Harjo Suwito. (Kepala Bidang Pengawasan Jaminan Produk Halal) sebagai pembicara dan Prof. Dr. Slamet Ibrahim, DEA, Apt. (Ketua Umum Pusat Halal Salman ITB) sebagai moderator.
LPH adalah satu-satunya bentuk lembaga yang diakui oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) untuk melakukan pengujian kehalalan produk. Hasil audit LPH dilaporkan kepada BPJPH dan setelah diverifikasi kesesuaiannya akan ditetapkan status kehalalannya oleh Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Berdasar fatwa dari Komisi Fatwa MUI tersebut, sertifikat halal sebuah produk akan dikeluarkan oleh BPJPH. Inilah skema sertifikasi halal produk yang diamanatkan oleh UU No. 33 tahun 2014.
Terlebih setelah 5 tahun diundangkan atau tepatnya mulai 17 Oktober 2019 yang tertera dalam Pasal 4 dan Pasal 67 ayat (1) UU Jaminan Produk Halal (JPH) No. 33 tahun 2014 setiap produk yang masuk, beredar dan diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal. Pelaksanaan kewajiban ini akan dilakukan secara bertahap. Hal itu menjadikan LPH memiliki kedudukan strategis dalam pelaksanaan UU JPH dikarenakan jumlah LPH yang sudah berdiri masih sangat terbatas. . Tujuan dari pendirian LPH Salman ITB ini sendiri adalah menjadi mitra utama bagi BPJPH Pusat maupun tingkat Provinsi Jawa Barat dalam pengujian kehalalan produk dari para pelaku Usaha. Juga menjadi LPH unggulan dan rujukan bagi LPH lainnya dan bagi para pelaku usaha di sekitar Bandung Raya khususnya dan Jawa Barat pada umumnya.
Turut hadir sebagai tamu undangan Gentur Wibisono (Deputi Direktur Analisis Eksekutif Bank Indonesia), H. Hagus Safari, M.Si. (Ketua Kementrian Agama Kanwil Jabar), Muhammad Hasanudin (Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah), Pengurus dan Pembina YPM Salman ITB.
Jumat, (20/9) Ibu Feny Mustafa, Ketua Shafira Foundation memberikan wakaf sebesar Rp 1 Milyar untuk pembangunan Masjid Salman Rasidi di Kompleks Rumah Sakit Salman Hospital. Wakaf tersebut diserahkan oleh Ibu Fenny kepada M. Khirzan Noe’man (Direktur Badan Wakaf Salman ITB) di Kantor Shafco Jln. Rumah Sakit No. 131, Bandung.
Kegiatan wakaf ini dilatarbelakangi keinginan Ibu Fenny yng merupakan alumni Masjid Salman ITB untuk berkontribusi dalam pembangunan masjid. Masjid Salman Rasidi ini akan menjadi penopang ibadah masyarakat sekitar, sekaligus pusat dakwah. “Mudah-mudahan Masjid Salman Rasidi menjadi destinasi wisata rohani bagi orang-orang yg akan berkunjung, selain itu bagi orang-orang sekitarnya dapat memberikan berkah.” Ujar Bu Fenny.
Di akhir pekan ini tepatnya Sabtu (21/9/2019), LPP Salman ITB bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat dan Greeneration mengadakan Lomba Saintika Fiesta XIV di Kompleks Masjid Salman ITB. Lomba Sains dan Matematika khusus tingkat SD se-Jawa Barat ini diikuti oleh sekitar 336 peserta. Lomba-lomba yang digelar adalah lomba mewarnai tingkat TK-SD kelas 1,2,3 , lomba menggambar tingkat SD, lomba Saintika tingkat SD dan lomba membuat e-poster tingkat SMP-SMA.
Acara yang diselenggarakan kali ke -14 ini mengangkat tema “Go for less waste” karena bertepatan dengan World Clean Up day. Pelaksanaan acara ini pun dilakukan dengan meminimalisir penggunaan plastik dan memilah sampah. Tujuan dari acara ini adalah menanamkan kesadaran seluruh kalangan khususnya anak-anak untuk dapat menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga bumi. Tidak hanya anak-anak, otang tua yang mengantar anak-anaknya turut diundang dalam talkshow mengenai kepedulian menjaga lingkungan.
Semoga acara ini membuat kakak-kakak, ayah dan bunda semakin semangat menularkan semangat “Go for less waste” kepada teman dan kerabat lainnya.
Perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bukittinggi melakukan kunjungan ke Masjid Salman ITB pada Jumat (04/10) lalu. Rombongan disambut oleh Eri Marawijaya S.E., MBA (Direktur Eksekutif YPM Salman ITB), Kamal Muzakki S.Si (Direktur Rumah Amal Salman). M. Khirzan N. Noe’man (Direktur Wakaf Salman) dan Ir. Dina Sudjana (Ketua Harian Halal Center).
Agenda kunjungan perwakilan MUI Kota Bukittinggi ini adalah silaturahmi serta diskusi pengelolaan manajemen masjid beserta program. Insya Allah ada beberapa program yang akan diduplikasi dan diterapkan untuk kemaslahatan ummat di Kota Bukittinggi.
Masjid Salman ITB dipilih menjadi tujuan kunjungan karena Masjid Salman ITB adalah salah satu masjid legendaris yang dikenal sebagai masjid kampus pertama di Indonesia yang memiliki berbagai program bermanfaat. Selain itu Kota Bukittinggi dan Kota Bandung sama-sama menjadi kota pendidikan yang memiliki iklim sejuk.
“Kami disambut dengan sangat hangat dan menyenangkan, semoga silaturahmi akan terus terjalin dan kita semua saling berbagi manfaat”, ungkap Dr. Aidil Alfin M.Ag (Ketua Umum MUI Kota Bukittinggi).
YPM Salman ITB bekerjasama dengan Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) menggelar kegiatan Seminar Ilmiah Masjid yang diselenggarakan di ruang GSG Salman pada Sabtu, 12 Oktober 2019 pkl. 08.00-15.00 WIB. Kegiatan ini adalah kali pertama masjid mengadakan seminar ilmiah.
Program Seminar Ilmiah Masjid bertujuan untuk mensistematiskan penghimpunan, pengkajian serta publikasi aneka gagasan & rintisan dakwah. Menurut Prof.Dr. Suwarno (Ketua Umum Pengurus YPM Salman ITB) dalam pembukaannya, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi ajang tukar pikiran dan penyebaran gagasan dakwah, bukan hanya dalam mengatasi persoalan kontemporer melainkan juga demi membangun peradaban masa depan yang lebih baik.
Prof. Hermawan K.D. (Ketua Pembina YPM Salman ITB/Ketua Umum AMKI) sebagai keynote speaker di awal kegiatan menyatakan bahwa impian harus dihidupkan agar dapat kita realisasikan di dunia sebelum berpindah ke alam akhirat. Kita (Masjid Kampus) juga harus mampu menarasikan, menghidupkan dan menyuarakan impian kemaslahatan umat. Seminar Ilmiah Masjid ini adalah salah satu caranya.
Setelah itu, acara dilanjutkan diskusi panel bersama tiga pembicara yaitu, Prof. Yazid Bindar (Guru Besar Teknologi Pengolahan Biomassa & Pangan FTI ITB), Faiz Manshur (Ketua Yayasan Odesa – inisiatif pemberdayaan masyarakat di Cimenyan), dan Syamril, ST, M.Pd. (Vice President of Organization Development & Human Capital Strategy Kalla Group of Companies). Ketiganya dipandu oleh Dr. Agus S. Ekomadyo (dosen arsitektur ITB). Ketiganya mengupas tema “Peran Masjid dalam Mempersiapkan Bangsa Menghadapi Tantangan ke Depan”. Selepas diskusi panel, pada sesi siang sekitar 28 peserta memaparkan makalahnya.
Acara ini turut dihadiri oleh para pengurus AMKI dari berbagai wilayah, diantaranya Prof. Dr. Veni Hadju dari Masjid Kampus Universitas Hasanudin, Prof. Dr. Luthfi D. Mahfudz dari Masjid Kampus Universitas Diponegoro, Drs. Nana Setialaksana, M.Pd. dari Masjid Kampus Universitas Siliwangi, Dr. Dudung Rahmat Hidayat, M.Pd. dari Masjid Kampus UPI, dan KH. Abdul Malik Usman, M.Ag. Abdurrahman dari Masjid Kampus UGM.
Ahad (8/9) lalu, Ustadz Abdul Somad (UAS) hadir di Masjid Salman ITB dalam rangka bedah buku “35 Kisah Saat Maut Menjemput”. Di dalam buku ini diceritakan tentang kisah seputar maut para nabi, imam-imam dan orang shaleh. “Kehidupan kita ibarat masuk ke pusat perbelanjaan, kedatangan kita ke dunia banyak disambut orang namun ketika kematian kita, banyak yang tidak menghiraukan”, ujar UAS.
Bertindak sebagai moderator Dr. Yedi Purwanto, MA (Ketua Bidang Dakwah Salman ITB) memimpin kupas buku tersebut. Pesan-pesan yang tersirat di saat-saat akhir kehidupan biasanya memiliki makna mendalam. Salah satu contoh pesan yang dapat kita ambil adalah kisah sebelum maut menjemput Nabi Musa.
Sebelum wafat beliau meminta maaf kepada ibundanya, hal itu mengingatkan, janganlah kita mati sebelum meminta maaf kepada orang tua yang telah membesarkan diri kita. Di saat maut menjemput, istri Nabi Musa berdoa agar tetap dipersatukan di surga, yang mengingatkan kita agar terus berdoa agar berkumpul kembali di surga dengan keluarga-keluarga kita. Kepada anak-anak perempuannya beliau berpesan untuk memakan makanan dari sumber halal walau sederhana. Pesan ini bila diamalkan oleh anak keturunan akan menghasilkan pahala yang terus mengalir.
Kehidupan begitu singkat dan maut pun tidak mengenal usia. Untuk itu persiapkan diri agar mencapai khusnul khatimah dengan selalu istiqamah beriman, menuntut ilmu, ikuti teman-teman atau komunitas yang membawa kepada kebaikan dan selalu berdoa agar mendapat khusnul khatimah.
Ahad, (13/10) ustadz yang kerap disapa UAH atau Ustadz Adi Hidayat bersama jamaah Masjid Salman ITB berkumpul dalam majelis ilmu dalam rangka membedah buku terbarunya yang berjudul “Manusia Paripurna”. Buku ini mengupas seputar alasan dan tujuan penciptaan manusia. “Allah menciptakan suatu makhluk baru bukan dari bangsa jin atau malaikat, namun Allah menciptakan basyar (penamaan zat manusia). Allah pun menyuruh kita menggali, mempelajari dan memahami tujuan penciptaan diri kita”, terang Ustadz Adi.
Berawal dari segumpal daging, yang Allah tiupkan ruh sewaktu usia kandungan 4 bulan, itulah awal kehidupan seorang manusia. Untuk itu, para ibu hendaknya menjaga makanan minuman dengan sesuatu yang halal dan memperbanyak amal shaleh karena akan berpengaruh pada jabang bayi.
Setelah lahir ke dunia manusia akan menjalani hidupnya sendiri, dengan nafsu dan taqwa yang dibekali pada dirinya. Allah menitipkan nafsu pada diri kita bukan untuk mempersulit dan menjerumuskan kita pada kemaksiatan, melainkan sebagai tolak ukur. Apakah kita menurutinya atau menekannya sehingga taqwa menjadi tumbuh dan meningkat.
Dalam mengarungi kehidupan dunia manusia akan selalu dihadapkan dengan pancaran keburukan (fujr) dan pancaran kebaikan (fajr), manakah yang akan dipilih? Ingatlah selalu bahwa Allah selalu melihat perjuangan kita untuk beramal shaleh, yang pada akhirnya menempatkan tingkat derajat diri kita dihadapan-Nya kelak.
Sabtu (2/11), Kamil Pasca Sarjana ITB dalam acara Adi Widya mengadakan Seminar Nasional Sains dan Teknologi di Era Industri 4.0 berlokasi di Aula Timur ITB. Sebanyak 400 orang peserta dari berbagai golongan menghadiri acara yang berlangsung dari pukul. 07.00-15.00 WIB. Tidak hanya seminar, sehari sebelumnya dilakukan call for papper, dengan 15 makalah dari 3 topik bahasan yaitu, bioteknologi, social science dan informatika.
Turut hadir sebagai key note speaker, Assct. Prof. DR. Eng Khoirul Anwar (Direktur The Center For Advanced Wireless Technology Telkom University). Beliau menyatakan, “Ilmu pengetahuan layaknya pohon yang memiliki akar, batang, dan buah. Untuk itu kita harus memperkuat akar dan batang, meskipun cuaca dan zaman akan berubah kita akan tetap kuat. Hingga akan tumbuh buah yang dapat kita nikmati, dalam hal ini berbentuk teknologi dan barang-barang yang kita gunakan sehari-hari”
Acara ini terdiri dari 2 sesi diskusi panel, yaitu dari sisi akademisi dan praktisi. Tema pada sesi pertama adalah “Sikap bangsa Indonesia dalam menyikapi perkembangan science Yang semakin maju”. Turut hadir Ir. Budi Rahardjo, M.sc, PhD (Pakar cyber security dan dosen STEI ITB) dan Prof. Dr. Ir. Suhono Ketua Pusat inovasi kota dan komunitas cerdas ITB) sebagai pembicara pada sesi pertama.
Acara kemudian dilanjutkan dengan diskusi panel kedua bertema “Tantangan bangsa Indonesia dalam teknologi yang semakin menuntut orang adaptif terhadap perkembangan teknologi”. Bertindak sebagai pembicara yaitu Ricky Elson (Founder lentera angin nusantara dan praktisi mobil listrik) Salman subakat (Chief Marketing officer PT. Paragon technology dan Innovation).
Setelah melalui Grand Opening @beasiswaaktivis aktivis pada September lalu, akhirnya para beswan aktivis menjalani pembinaan perdananya pada (20/10) lalu yang dilakukan secara terpusat di Gd. Shafira Sulanjana, Bandung.
Para beswan terlihat sangat bersemangat mengikuti kegiatan pembinaan. Bagaimana tidak, pemateri-pemateri yang hadir merupakan mereka yang memiliki peran besar di Indonesia. Adalah Bapak Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (biasa dipanggil Kang Emil), dan founder sekaligus owner Shafira Corporation, Ibu Feny Mustafa.
Bertema Influencing Skills: Salah Satu Karakteristik Kepemimpinan, Bu Feny Mustafa memberikan motivasi dalam membangun dan memimpin sebuah bisnis besar seperti Shafira Corporation yang menjadi holding company beberapa perusahaan fashion Indonesia. Lain halnya dengan Kang Emil, beliau menjelaskan mengenai urgensi influencing skill dan poin-poin yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Kepala Program Beasiswa Aktivis Salman, Sinta Nurhia Dewi berharap para beswan dapat memahami pentingya influencing skills (salah satu dari tujuh nilai Leading Figure) bagi seorang pemimipin, sharing pengalaman tentang “gaya influence” atau gaya memengaruhi orang lain, serta memahami kredibilitas yang dibutuhkan seorang influencer agar menjadi influencer yang efektif dengan mempertimbangkan pemahaman dinamika interpersonal di lapangan. “Sebagai aktivis salman dan masih memiliki semangat juang yang tinggi, kami harap mereka nantinya dapat menjadi influencer yang memberikan kontribusi besar dan menjadi leading figure yang dapat membawa Indonesia lebih baik di masa depan,” tuturnya.
In syaa Allah pembinaan Beasiswa Aktivis Salman akan terus dilakukan hingga tahun 2020 setiap bulannya, dan tentunya akan diisi oleh pemateri-pemateri yang tidak kalah
Sebanyak 500 siswa-siswi SMA dan Komunitas Halal sangat antusias dalam mengikuti Olimpiade Halal 2019 di Masjid Salman ITB pada Sabtu (9/11) lalu. Olimpiade Halal tahun ini adalah kali kedua dilaksanakan oleh Pusat Halal Salman ITB bersama LPPOM MUI Pusat.
Kegiatan ini dilakukan mengingat per 17 Oktober 2019, UU No. 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal mulai diberlakukan. Pemberlakuan jaminan produk halal melalui Badan Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (BPJPH) dilakukan secara bertahap. Tahap pertama pada produk makanan minuman dan jasa yang melingkupinya, lalu tahap selanjutnya pada produk selain makanan minuman.
Untuk itu, Olimpiade Halal diselenggarakan dengan tujuan agar generasi muda memiliki pengetahuan untuk memilih produk halal. Hal ini mengingat kesadaran masyarakat tentang produk halal masih rendah, terbukti dengan tidak masuknya Indonesia ke dalam TOP 10 Score Halal Food, merujuk pada data Global Islamic Economy Indicator Score 2018.
Para peserta Olimpiade Halal melakukan ujian secara online dengan log in ke dalam sistem. Sebelumnya para peserta mengunduh materi pembelajaran yang dipelajari secara mandiri. Ujian dimulai secara serentak pukul 09.30-10.30 WIB. Setelah selesai mengikuti ujian, para peserta mendapat arahan materi tambahan. Acara dilanjutkan dengan pengumuman juara yang mendapatkan hadiah total jutaan rupiah. Para pemenang ini akan diikutkan kembali di Olimpiade Halal tingkat nasional.
Semoga Olimpiade Halal 2019 ini menjadi pintu gerbang bagi generasi milenial untuk mendorong kesadaran mengonsumsi produk halal, guna keberkahan kita semua.
Masjid Salman ITB memiliki kepedulian dan fokus yang besar terhadap proses penyembelihan hewan yang halal. Proses penyembelihan sangatlah penting. Sebab bila tidak tepat sesuai syariat, proses tersebut dapat menyebabkan daging yang tadinya halal berubah menjadi haram. Tentu banyak mudarat apabila daging yang kita makan adalah haram, salah satunya yaitu tertolaknya amal dan doa.
Untuk itu Masjid Salman ITB melalui Halal Center Salman mengadakan Pelatihan Juru Sembelih Halal (JULEHA) pada Selasa (3/12) lalu di Komplek Masjid Salman ITB. Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan & Peternakan Provinsi Jawa Barat serta Bank Indonesia. Kegiatan ini rutin diadakan 4 kali dalam setahun dan pelatihan kali ini memasuki tahun ke-6. Pelatihan ini dilaksanakan tanpa memungut biaya.
Acara dimulai pukul 08.30 WIB dengan sambutan Prof. Dr. Suwarno (Ketua Umum Pengurus YPM Salman ITB) dan Prof. Dr. Slamet Ibrahim DEA (Ketua Umum Pusat Halal Salman ITB). Drh. Supratikno, Msi, Pavet, dan Ustadz Andri Mulyadi hadir selaku pembicara pada acara ini. Drh. Supratikno memaparkan persyaratan teknis pelaksanaan penyembelihan hewan. Sedangkan pemaparan dari sisi syariat dijelaskan lebih lanjut oleh Ustadz H. Andri Mulyadi
Selepas zhuhur, para peserta melakukan praktik menyembelih unggas didampingi oleh drh. Supratikno di lapangan rumput barat Salman. Berbagai jenis unggas mulai dari ayam, burung dara, bebek, burung merpati dan peralatan penunjang telah dipersiapkan dalam praktik tersebut.
Tujuan acara ini adalah untuk mengedukasi para peserta mengenai penyembelihan hewan ternak unggas secara halal dan thayyib. Mayoritas peserta pelatihan JULEHA kali ini berasal dari kalangan para pelaku usaha hewan ternak unggas dan juru jagal. Dengan tata cara penyembelihan yang tepat serta memenuhi kriteria syariat, tentu akan dapat dihasilkan kualitas hewan sembelihan yang pasti terjamin status kehalalannya dan baik kualitasnya.
Setelah melalui proses murojaah didampingi guru-guru program Rumah Quran Salman ITB yang diselenggarakan oleh Bidang Dakwah Salman ITB, akhirnya seluruh hafidz dan hafidzah menjalani prosesi Wisuda Tahfidz pada Sabtu (14/12) lalu di ruang utama Masjid Salman ITB. Pelaksanaan wisuda tahfidz ini dilaksanakan selepas kuliah Sabtu Dhuha bersama Ustadz Andri Al Jihad, Lc., M.Pd.I.
Sebelum diwisuda, para hafidz dan hafidzah diuji akan hafalan ayat-ayat. Setelah lulus, para penghafal quran ini dipanggil untuk diberikan sertifikat. Suasana haru atas keberhasilan menghafal seluruh ayat Al-Qur’an dirasakan oleh para peserta.
Sungguh nikmat dan keberkahan yang tidak terkira di saat Kalamullah menyatu dengan hati dan pikiran. Semoga kita semua bisa menyusul menjadi generasi penghafal Al-Qur’an yang Allah ridhai. Aamiin
YPM Salman ITB dan Muslim Bikers United kembali menggelar Pelatihan Dasar Sound System, Akustikal & Elektrikal Masjid pada Sabtu (14/12). Pelatihan yang bertempat di ruang GSG Salman ITB ini menghadirkan 3 narasumber yaitu Joko Sarwono, Ph.D., (Dosen Teknik Fisika ITB), Eep S. Maqdir, Fisika ITB, (Konsultan Audio Visual) dan (Agus Indratno, Praktisi Elektrikal).
Pembahasan materi melingkupi seputar penanganan persoalan akustik masjid, perancangan dan penataan sound system masjid dan instalasi listrik & energi alternatif untuk sound masjid.
Pelaksanaan seminar kembali diadakan atas tingginya antusias calon peserta seminar yang terkendala dengan keterbatasan jumlah kuota pada seminar sebelumnya pada Sabtu (22/6) lalu. Para peserta seminar merupakan para pengurus masjid, mahasiswa dan kalangan umum. Tidak hanya berasal dari Bandung, peserta pun turut datang dari luar daerah seperti Bogor, Tasik dan Banten.
Acara ini berlangsung atas dukungan Bangun Swara Akustika, Yayasan Hamijaya Khidmatu Ummah, Tamimi Wisata, dan Nibras.
Orang bilang, visi itu mahal. Where there is no vision, the people will perish. Alhamdulillah, Kamis siang (19/12) kami bertemu dengan kawan-kawan sevisi dari Studio Garis 10: Arie K. Untung, Tengku Wisnu dan Yuda (animator). Dua nama pertama sudah tenar sebagai selebriti. Visi mereka adalah melahirkan generasi yang bergairah menggali sains sekaligus Al-Qur’an lewat animasi. Sebelumnya Yuda dkk. telah membidani serial animasi Nussa-Rara. Kini Yuda menggandeng Arie dan Wisnu untuk proyek animasi “Riko”.
Hampir 2,5 jam, kami dari Salman ITB (Drs. Budhiana Kartawijaya, Dr. Moedji Raharto, Dr. Sony Heru Sumarsono, dan Salim Rusli) berdiskusi dengan kawan-kawan G10 yang berafiliasi dengan Kajian Musawarah. Kami sepakat bahwa kegemaran terhadap sains dan Al-Qur’an tersebut perlu mendapat konteks rasa syukur dan kecintaan pada negeri ini.
Kekayaan genetika, hidrokarbon, mineral belum lagi kultural negeri ini, bahkan mungkin banyak yang belum lagi kita ketahui sebelum terlanjur musnah. Dibutuhkan generasi-generasi baru saintis Muslim di masa depan, yang peka pada lingkungan sekitar dan kondisi bangsanya.
Untuk mengubah suatu generasi dibutuhkan strategi budaya, salah satunya lewat folklore, kisah-kisah. Amerika menggunakan karakter Popeye The Sailor Man untuk menanamkan visi kemaritiman (sekaligus kesukaan menyantap bayam) bagi anak-anaknya. Jepang menciptakan Doraemon yang mendongkrak jumlah paten negeri itu, juga Captain Tsubasa untuk menggeser kesukaan masyarakatnya pada baseball ke arah sepakbola yang lebih mudah dimonetisasi.
Episode-episode Riko dirancang berdurasi sekitar 5 menit. Tim Salman lewat Bid. Pengkajian & Penerbitan akan ambil bagian dalam bentuk usulan topik dan TOR, menyediakan dan mengelola narasumber, serta kurasi script sebelum produksi.
Insya Allah pertemuan ini akan dilanjutkan dengan penyusunan Nota Kesepahaman dan berikutnya perjanjian-perjanjian kerjasama. Semoga Allah meridhai dan membimbing pekerjaan besar ini. Rabbi inni lima anzalta ilayya min khairin faqiir.
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Dr. (HC) Muh. Jusuf Kalla pada Senin (13/01) lalu hadir di Masjid Salman ITB untuk menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding, MoU) antara DMI dan AMKI. MoU yang ditandatangani Jusuf Kalla bersama Prof. Hermawan K. Dipojono selaku Ketua Asosiasi Masjid Kampus Indonesia (AMKI) menyangkut upaya Pemakmuran Masjid dan Komunitas Sekitarnya. Upaya dimaksud mencakup peningkatan profesionalitas manajemen masjid, pengembangan ekonomi kerakyatan, penumbuhan keilmuan, serta pembentukan budaya masyarakat yang sehat-bersih-beradab berbasiskan masjid.
Dalam sambutannya, Jusuf Kalla menekankan pentingnya masjid menjadi pusat kegiatan bagi masyarakat. Yang penting menurut beliau adalah, “Bukan hanya memakmurkan masjid, tetapi juga dimakmurkan oleh masjid.” JK yakin bahwa jika masyarakat dan jamaah di sekitar masjid menjadi makmur, pada gilirannya mereka juga akan meramaikan dan memakmurkan masjid. Karena itu, beliau berharap kerjasama dengan AMKI antara lain dapat mendorong pendayagunaan dana ziskaf menjadi inovasi yang menyejahterakan masyarakat sekitar. Masjid juga dapat menjalin kerjasama dengan bank-bank syariah untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada para jamaahnya yang mengelola Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Disamping aspek ekonomi, JK juga berharap AMKI yang mewakili kalangan intelektual, dapat menjadi model masjid kampus yang terkelola dengan baik, khususnya terkait persoalan sound system. Dari sekitar 800-900 ribu masjid yang ada di Indonesia, DMI telah membantu perbaikan sound system di 52 ribu masjid lewat Program Akustik Masjid & Mobil Pemelihara Masjid. AMKI diharapkan dapat mengambil peran bukan hanya dalam peningkatan kualitas sound system di masjid anggotanya masing-masing, melainkan juga penyuluhan dan bantuan bagi masjid-masjid lain di sekitarnya.
Selaras dengan JK, Prof. Hermawan K. Dipojono dalam sambutan sebelumnya, sangat mengapresiasi wejangan JK mengenai pemakmuran masjid. Wejangan yang disampaikan JK dalam Rakernas AMKI (15/12/2019) lalu menurut Hermawan adalah sebuah pekerjaan rumah besar bagi AMKI. “Sangat ironis bila ada masjid yang makmur tetapi lingkungan sekelilingnya belum makmur,” ujar Hermawan.
Dalam rangka membicarakan kolaborasi sinergis, Wakaf Salman ITB dan El Corps mengadakan silaturrahim di Kantor El Corps Pasir Koja, Rabu (22/1). Pertemuan tersebut dihadiri langsung oleh Founder El Corps Elidawati Ali Oemar, Chief Operation Officer El Corps Toha Azhari, serta Direktur Wakaf Salman M. Khirzan Noe’man dan Ketua Harian Wakaf Salman, Ir. Hari Utomo. Kolaborasi ini sendiri diwacanakan akan menjadi bagian dari strategi pengembangan program wakaf pembangunan masjid dan rumah sakit.