Quantcast
Channel: Masjid Salman ITB
Viewing all 2618 articles
Browse latest View live

Titip Alas Kaki Ketika Salat Cegah Pencurian

$
0
0
Titipkan alas kaki Anda di tempat penitipan jika ingin tak dimaling. (Foto: Tristia R.)

Titipkan alas kaki Anda di tempat penitipan jika ingin tak dimaling. (Foto: Tristia R.)

Peringatan untuk senantiasa berhati-hati menjaga barang berharga, takkan henti dikumandangkan dari speaker Masjid Salman ITB. Hal ini karena pencurian bisa terjadi dimana saja, kapan saja, dan menimpa siapa saja. Termasuk di tempat ibadah.

Kali ini kejadiannya menimpa suami sekretaris Bidang Dakwah salman, Kelana Aisyah. Sang suami harus merelakan sepatu kulit barunya digondol pencuri, Rabu (11/12). Kejadiannya berlangsung sangat cepat, kurang dari 5 menit sebelum salat isya dimulai.

“Pas azan, saya ke toilet sama anak-anak. Saya balik lagi. Tutup pintu ruang Bidang Dakwah sebentat. Nah, adzan beres dan kita keluar,  sepatu suami sudah gak ada,” kisah teh Nana.

Sepatu yang dibeli sang suami dengan jerih payahnya itu ditukar dengan sepasang sandal jepit oleh pelaku. Ia begitu kesal dengan ulah tak terpuji kaki-kaki jahil. “Lama banget nabungnya buiat beli sepatu itu,” kenang teh Nana.

Menurutnya harganya bisa dibilang cukup lumayan. “Kedepannya semua harus lebih hati- hati. Kalau barangnya mahal lebih-lebih lagi hati-hatinya. Keamanan juga jangan hanya mengandalkan satpam. Kita juga harus pro-aktif,” pesan teh Nana.

Menurut kepala keamanan Masjid Salman Wawan Setiawan, daerah rawan pencurian justru berada di tempat yang ramai orang. Untuk menghindari kejadian serupa, jama’ah diharapkan menitipkan alas kaki di tempat penitipan.

“Kalau mau ke masjid, alas kakinya dititipkan saja. Orang kadang-kadang suka malas menitipkan,” ujarnya. Wawan mengatakan, pihak keamanan sendiri sudah beberapa kali mengajukan penambahan personil di lapnagan.

Para jamaah Masjid Salman ITB kerap diingatkan untuk menjga barang bawaannya. Menyimpan barang bawaan di depan shaf. Menyimpan alas kaki pada tempatnya jg sangat penting. Namun, Masjid Salman akan tetap menjadi tempat yang teduh bagi mereka yang berharap ridha-Nya.[ed: Tr]

The post Titip Alas Kaki Ketika Salat Cegah Pencurian appeared first on Masjid Salman ITB.


Bagaimana Islam Memandang Pernikahan Sekelamin?

$
0
0
Ilustrasi diambil dari seattlemet.com (Foto: The Blaze)

Ilustrasi diambil dari seattlemet.com (Foto: The Blaze)

Inggris menjadi Negara ke-15 yang melegalkan pernikahan sekelamin. Sebelumnya, Prancis juga melegalkan hal tersebut. Pernikahan sesama jenis ini pertama kali dilegalkan di Belanda, pada 2001, kemudian di susul Negara-negara lain.

Meskipun tak banyak, tapi mendengar kata “pernikahan sekelamin” saja sudah membuat bulu kuduk kita berdiri. Lantas bagaimana Islam memandang pernikahan sekelamin ini?

M. Yajid Kalam, Manager Bidang Dakwah YPM Salman ITB saat ditemui di kantornya (12/12) menuturkan, pernikahan sekelamin dalam islam itu dilarang. Makhluk di alam semesta ini diciptakan berpasang-pasangan, jantan pasangannya dengan betina, laki-laki pasangannya dengan perempuan.

“Ketika Laki-laki menikah dengan laki-laki, atau sebaliknya perempuan menikah dengan perempuan, jelas itu telah melanggar ketentuan Allah tentang alam semesta ini,” tegas Yajid.

Yazid melanjutkan, di satu sisi, perhatian manusia terhadap keseimbangan alam sekarang membaik. Terbukti dengan kesadaran menjaga lingkungan yang tinggi. Namun di sisi lain, ada manusia yang kehilangan kesadarannya terhadap keseimbangan alam, salah satunya dengan pernikahan sekelamin ini.

Penyimpangan seks ini sudah terjadi sejak zaman Nabi Luth AS. Meski nabi Luth sudah mengingatkan mereka untuk tidak menikah dengan sesama jenis, tapi mereka mengingkarinya. Sehingga digambarkan dalam Alquran, Allah SWT menurunkan beragam bala untuk mereka.

Yazid melihat, masalah perkawinan sekelamin ini tidak bisa diselesaikan dengan aturan positif seperti Undang-undang, dan juga fatwa halal atau haram. Hal ini harus diperangi dengan pendidikan yang dapat membentuk karakter dan moral bangsa. Masyarakat pun dapat terhidar dari perbuatan mungkar.

“Kalau orang-orang sudah terdidik dengan baik, tanpa undang-undang formal pun mereka akan berbuat baik”, tutur Yajid.[ed: Tr]

The post Bagaimana Islam Memandang Pernikahan Sekelamin? appeared first on Masjid Salman ITB.

“Saya Seorang Muslim”

$
0
0

 

(Foto: republika.co.id)

(Foto: republika.co.id)

Oleh: Fatchul Umam

Pertengahan Februari 2011, saya mulai bekerja mempersiapkan sebuah joint venture antara perusahaan saya dengan sebuah perusahaan Jerman untuk mendirikan pabrik steam turbine di Bandung. Counterpart saya dalam bidang material majemen dari Jerman datang berkunjung ke kantor saya di Bandung. Kami selanjutnya akan bertanggung jawab dalam pengadaan seluruh kebutuhan material untuk membangun steam turbine engine.

Ketika pertama kali bertemu, counterpart saya memperkenalkan diri: How do you do. I am Christian. Saya jawab: How do you do. I am muslim.

Dia nampak kikuk kemudian berkata: My name is Christian xxxx. Secara otomatis saya mengucapkan exclamatory sentence: Oh, My name is Fatchul Umam, please call me with my second name: Umam.

Saya tidak menyangka bahwa namanya Christian. Ia tidak menyebutkan nama belakangnya. Karena itu saya jawab bahwa saya seorang muslim. Akhirnya memang Christian mengerti bahwa saya seorang muslim, tentu ia menduga bahwa saya mengerti Islam, buktinya berani mengaku diri sebagai muslim di depannya. Saat makan siang bersama, ia mengajukan pertanyaan ringan tentang Islam dan orang muslim.

“Umam, anda sebagai muslim, anda tentu percaya dan menghormati Nabi Ibrahim, bukankah Nabi Ibrahim seorang Yahudi? Mengapa pula orang-orang muslim memusuhi Yahudi?” kata Christian.

“Christian, dari mana anda tahu bahwa Nabi Ibrahim orang Yahudi?” saya balik bertanya.

“Ya. Saya tahu dari bacaan kitab suci yang saya baca,” jawabnya.

“Coba cek sejarah. Nabi Ibrahim punya dua putra. Ismael dan Ishaq. Setuju?” Christian menganggukkan kepala.

“Ishaq mempunyai putra yaitu Ya’kob. Nama lain dari Ya’kob adalah Israel. Okey?” tambah saya. Christian menganggukkan kepala lagi.

“Diantara putra Ya’kob adalah Yahuda, yang akhirnya namanya diambil menjadi nama suku anak cucunya dan juga menjadi nama agama mereka, yaitu Yahudi. Okey?” Christian menganggukkan kepalanya.

“Nabi Musa yang hidup sekitar 6 abad setelah Nabi Ibrahim, dikenal sebagai Nabi bagi kaum Yahudi. Okey?” Christian menganggukkan kepala untuk kesekian kali, tanda setuju.

“Bagaimana mungkin seseorang disebut sebagai pengikut sang cucu? Sehingga Nabi Ibrahim diklaim menjadi pengikut Nabi Ya’kob yang masa hidupnya lebih dari seabad dari masa Nabi Ibrahim sendiri?” kata saya.

“Juga bagaimana mungkin seseorang disebut sebagai mengikuti sang cicit? Sehingga Nabi Ibrahim diklaim menjadi pengikut salah satu putra Nabi Ya’kob yang masa hidupnya lebih dari seabad dari masa Nabi Ibrahim sendiri?”

“Dan juga bagaimana mungkin seseorang disebut sebagai mengikuti ajaran seorang nabi yang masa hidupnya berabad-abad setelahnya? Sehingga Nabi Ibrahim diklaim menjadi pengikut Nabi Musa yang masa hidupnya jauh berabad-abad sesudah masa Nabi Ibrahim?”

“Mengapa orang-orang muslim membenci Yahudi Israel?” Saya mudah menjawab pertanyaan ini.  Bukankah mereka telah melakukan kekejaman yang amat sangat luar biasa terhadap kemanusiaan? Mengusir penduduk Palestina dari negeri mereka sendiri. Menyiksa dan membunuhi orang Palestina serta menjarah tanah Palestina. Fakta ini terbuka tanpa tedeng aling-aling. Siapapun juga bisa membaca dan melihat kejahatan Yahudi dengan mudah. Sudah tentu sangat dungu dan bebal kalau tidak membenci Yahudi Israel.

Christian terdiam mendengar uraian saya tersebut. Saya teringat firman Allah SWT dalam surah Ali Imran. Allah SWT berfirman dengan nada mengejek kepada orang-orang yang mengklaim bahwa Nabi Ibrahim adalah Yahudi atau Nasrani dengan klaim yang tidak bersumber kepada dalil apapun.

Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir? (Ali Imran 65)

Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (Ali Imran 66)

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi pula seorang muslim dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. (Ali Imran 67)
Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. (Ali Imran 68)

Terhitung mulai Juni 2011, saya mengundurkan diri dari joint venture.

The post “Saya Seorang Muslim” appeared first on Masjid Salman ITB.

Meniti Jalan Damai Lewat R4Peace

$
0
0

1480717_10202291061418706_1010927499_n

Road for Peace (R4P) adalah program penyaluran bantuan kepada para pengungsi Suriah dan Palestina. Tim Road for Peace (R4P) III yang mewakili Salman dan Indonesia akan berangkat pada 20 Desember 2013. Sebelumnya mereka akan mengikuti konvensi NGO-NGO Islam Internasional di Turki.

“R4P merupakan perjalanan kemanusiaan untuk perdamaian. Pencetusnya salah satu NGO di Malaysia, MASSSA. Dari Indonesia NGO yang terlibat Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI). Alhamdulillah, kita bisa berpartisipasi di R4P yang ketiga ini,” ujar Septian Firmansyah Manajer Bidang Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat (BP2M) salman, Jumat (13/12).

Program ini diadakan dua kali selama satu tahun. Untuk salman dan BP2M ini keikutsertaannya yang pertama. Ada dua negara yang dituju tahun ini, Thailand Selatan (Pattani) yang sudah dikunjungi pada bulan Nopember silam dan Suriah.

Sampai hari ini, donasi dari para jama’ah dan donatur sudah terkumpul Rp. 36 juta. “Bantuan untuk pengungsi sudah terkumpul dari tiap NGO, tapi kami masih memerlukan dana akomodasi untuk relawan,” kata Septian.

Ia dan rekan perjalanannnya Rizky Utama selama sebelas hari di Timur Tengah akan menyalurkan bantuan untuk pengungsi Palestina dan Suriah.

Saat ini bantuan yang sudah terkumpul di Salman untuk pengungsi Palestina Rp. 40 juta. Sementara untuk pesngungsi suriah Rp. 300 ribu. Setelah mengikuti konvensi selama 3 hari di Turki, hari keempat mereka akan melakukan perjalanan darat menuju Suriah dan menyalurkan bantuan- bantuan yang sudah terkumpul.

“Sebagain besar logistik untuk menghadapi musim dingin. Termasuk obat-obatan,” tambahnya.

“Kita menyampaikan semangat dan gairah hidup. Bahwa dunia masih care sama mereka. Dari salman, yang ingin disampaikan bahwa islam itu rahmatan li alamin. Bukan untuk muslim saja tapi untuk semua,”

Donasi dapat disalurkan melalui rekening infak Rumah Amal Salman ITB, Bank Mandiri 131-000-471-0887 atau menghubungi 0856-5938-7339 atas nama Septian Firmansyah.

The post Meniti Jalan Damai Lewat R4Peace appeared first on Masjid Salman ITB.

Kembangkan Kreativitas di Karisma Festival

$
0
0
DSC_0017

Peserta lomba bidang sains tengah mempraktekan hasil penemuannya di acara Karisma Festival, Minggu (15/12). Bertempat di Masjid salman ITB Karisma Festival 2013 mengusung tema “Bandung Creation City”. (Foto. Bustomi)

Bagi para remaja di Kota Bandung dan sekitarnya, tak perlu khawatir kekurangan wadah untuk berkreasi dan mengembangkan kreativitas. Bertempat di lapangan masjid salman ITB, Keluarga Mahasiswa Islam (Karisma) salman mengadakan Karisma Festival, Minggu (15/12). Di dalamnya terdiri atas berbagai perlombaan.

Dengan mengusung tema Bandung Creation City, Karisma Festival berhasil menyedot perhatian peserta yang sebagian besar masih berstatus pelajar. Ketua Pelaksana Karisma Festival, Muhammad Setya Zaman menyatakan kegiatan ini dapat menjadi arena lahirnya berbagai macam karya.

“Disini kami memperkenalkan bahwa masjid salman tidak hanya tempat ibadah, tetapi juga untuk wadah berkarya serta sebagai sarana kreativitas para remajanya,” ujar Muhammad Setya Zaman yang akrab disapa Azam ini.

Terdapat tiga kategori lomba. Perlombaan media terdiri atas film, fotografi, dan karya jurnalistik, di bidang seni ada musik dan lukisan, serta bidang sains yang meliputi percobaan hasil eksperimen yang telah peserta buat. “65 persen pesertanya berasal dari kalangan siswa SMP dan SMK,” kata Azam.

Karisma Festival kemarin ditutup dengan penampilan dari Karbada dan Kasturi Land yang membawakan musik tradisional khas sunda. [Ed.FF]

The post Kembangkan Kreativitas di Karisma Festival appeared first on Masjid Salman ITB.

Kolom Agama KTP, Identitas “Paling Gue”

$
0
0
Wacana penghapusan kolom agama di KTP menjadi isu hangat yang menghebohkan masyarakat Indonesia.  (Sumber Foto: www.shnews.co)

Wacana penghapusan kolom agama di KTP menjadi isu hangat yang menghebohkan masyarakat Indonesia. (Sumber Foto: www.shnews.co)

Baru-baru ini wacana penghapusan kolom agama di Kartu Tanda Penduduk (KTP) menggegerkan masyarakat Indonesia. Beberapa pihak merasa wacana tersebut patut didukung karena dapat mengurangi isu diskriminasi pada beberapa kelompok, terutama masyarakat penganut agama atau kepercayaan di luar agama resmi yang diakui pemerintah.

Beberapa hari yang lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama turut menghebohkan suasana dengan pernyataannya di beberapa media massa. Ia tidak suka dengan adanya kolom agama di KTP. Ia berpendapat, status agama di KTP tak berpengaruh pada kadar iman seseorang.

Adriano Rusfi punya pendapat lain. Ia tak setuju kolom agama ditiadakan. Menurutnya, ketika sebuah negara menetapkan agama tertentu sebagai agama resmi, artinya negara itu telah menjadikan agama tersebut sebagai sumber hukum, nilai, dan landasan ideologis. Peniadaan kolom agama sama saja dengan menghapus identitas negara itu sendiri.

“Berpikir untuk meniadakan identitas agama di KTP adalah naif dan nggak logis. Bagi kaum sekuler, mungkin agama adalah sekadar informasi statistik yang nggak ada bedanya dengan nomer rumah. Namun bagi yang memperlakukan agama sebagai sebuah sistem nilai, agama justru identitas terpenting. Dengan demikian, jika agama dianggap identitas yang dapat dihapus dari KTP, maka identitas lain pun (jenis kelamin, golongan darah, pekerjaan dan sebagainya) juga perlu dihapus,” jawab Adriano yang biasa menjadi Konsultan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pendidikan via surat elektronik, Selasa (17/12).

Master of LMD Salman ITB ini menjelaskan, meski dalam ajaran Islam tak ada kewajiban administratif untuk menyebutkan agama dalam kartu identitas, identitas pembeda adalah sesuatu yang diajarkan dalam Islam. Seorang Muslim selayaknya bangga mengakui status keislamannya.

“Agama adalah sebuah keyakinan, sebuah ideologi, sebuah visi hidup dan sebuah sistem nilai. Dengan demikian, dari seluruh identitas yang kita miliki, maka agama adalah identitas terpenting, dan identitas yang “paling gue“. Cukup dengan mengetahui agama seseorang, kita akan tahu siapa dia, apa sistem nilainya, bagaimana pandangan moralnya, apa yang boleh dan tidak, dan sebagainya,” lanjutnya.

Ustad Muhamad Yani dari Bidang Dakwah Masjid Salman ITB berpendapat senada. Menurutnya, penghapusan kolom agama mengundang banyak mudharat ketimbang manfaat. Hal tersebut berkaitan dengan penegakan syariah agama Islam.

“Contohnya, di Aceh itu berlaku syariah Islam. Ketika ada wanita tidak pakai jilbab, polisi syariat langsung gunting dari belakang tanpa melihat identitas karena emosi. Setelah itu baru dia tanya, mana identitasmu? ‘Saya bukan Muslim, saya orang Kristiani dari Sumatera Utara.’ Kalau mau nuntut kan sah. Karena dia tidak tanya dulu identitasnya apa. Itu gambaran,” tuturnya di Sekretariat Bidang Dakwah Salman ITB.

Solusinya, menurut Ustad Yani, penganut kepercayaan yang berstatus minoritas tetap boleh mencantumkan kepercayaannya di KTP. Ia berpendapat, justru kaum minoritas tidak boleh didiskriminasi. Pemerintah tetap harus memperhatikan kelompok-kelompok tersebut namun tanpa menghilangkan sama sekali status keagamaan seseorang di kartu identitas. [Ed: TR]

The post Kolom Agama KTP, Identitas “Paling Gue” appeared first on Masjid Salman ITB.

Manfaatkan Energi Panas Bumi!

$
0
0
Foto: tempo.co

Foto: tempo.co

Sebesar 40 persen potensi energi panas bumi dunia tersimpan di Jawa Barat. 14 persennya terdapat di Bandung Selatan. Begitu yang tertera pada koran Pikiran Rakyat, Senin, 16 November 2013.

Potensi panas bumi ini sangat memungkinkan untuk menggantikan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai sumber energi. Apalagi, neraca transaksi perdagangan Indonesia mengalami defisit akibat impor BBM yang begitu besar. Lonjakan impor BBM telah memperburuk defisit neraca transaksi berjalan dari semula US$ 4 miliar pada 2009 menjadi US$ 22,6 miliar pada 2013.

Namun alih-alih memberi perhatian lebih terhadap potensi energi alternatif ini, pemerintah malah berkilah. Mereka menganggap investasi untuk pemberdayaan potensi panas bumi berbiaya mahal.

Pakar Geofisika ITB Tengku Abdullah Sanny menyayangkan pernyataan tersebut. Baginya, investasi pada potensi panas bumi memang mahal. “Tetapi itulah investasi masa depan yang tidak membuat rakyat sengsara,” katanya melalui pesan singkat, Selasa, 17 Desember 2013.

Sanny berpendapat, pemerintah harus membuat political will agar energi panas bumi ini dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat. Menurutnya, pemanfaatan potensi ini harus dimulai dari sekarang. “Kalau terlambat, negara bisa jadi kacau akibat kekurangan energi,” ujar pria yang acapkali mengisi kajian tafsir ilmiah di Masjid Salman ITB ini.

Sanny mengatakan, diperkirakan minyak akan habis dalam 14 tahun mendatang. Sedangkan gas akan habis 45 tahun yang akan datang. Selagi pemerintah tidak memperhatikan ini, maka kesengsaraan generasi masa depan akan luar biasa. “Ini dosa besar pemerintahan sekarang,” imbuhnya.

Brazil, bagi Sanny, merupakan contoh baik negara yang berhasil mengembangkan energi yang terbarukan. “Begitu ribut dengan krisis energi, mereka senyum santai saja karena telah dipersiapkan dengan baik,” tutur Sanny.

Bagi Sanny, cukup banyak ayat-ayat Alquran yang bertalian dengan pemanfaatan potensi yang dikandung oleh bumi. Misalkan Al-Kahfi ayat 18, Saba’ ayat 10, Fathir ayat 12, Ar-Rahman ayat 19-23,  Ar-Rad ayat 2-4, Al-Hijr ayat 16-23, An-Nahl ayat 10-13, An-Nahl ayat 65-69, dan masih banyak lagi. ***

The post Manfaatkan Energi Panas Bumi! appeared first on Masjid Salman ITB.

Vaksin Pemberantas Korupsi Itu Bernama Film

$
0
0
“Alangkah Lucunya Negeri Ini”, pemenang nominasi film fiksi panjang Anti Corruption Film Festival (ACFFest) KPK 2013. (Foto: Iqbal Alfajri)

“Alangkah Lucunya Negeri Ini”, pemenang nominasi film fiksi panjang Anti Corruption Film Festival (ACFFest) KPK 2013. (Foto: Iqbal Alfajri)

oleh: Aisyah Amirah*

Ada yang berbeda di Studio I XXI Epicentrum Kuningan Jakarta pada Sabtu, 14 Desember 2013 malam. Tempat menonton film layar lebar tersebut dipenuhi ratusan undangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tentunya bukan untuk menjalani pemeriksaan, namun untuk menghadiri malam penganugerahan.

Sejak 2 bulan silam, KPK disokong oleh United States Academy International Development (USAID) dan Management Systems International (MSI) untuk mempersiapkan Anti Corruption Film Festival (ACFFest). KPK mencari film-film yang bertemakan antikorupsi yang dibuat sejak tahun 2000 di Indonesia.

Komunitas film Masjid Salman ITB, Salman Films dan Forum Filmmaker Pelajar Bandung (F2PB), menyumbangkan dua karya dalam daftar nominator ACFFest. Film Fiksi Panjang berjudul “Ben” (2005) dan Film Fiksi Pendek berjudul “Penghulu” (2012) masuk nominasi kategori Film Fiksi Panjang dan Film Fiksi Pendek Pelajar/Mahasiswa.

“Ben” bersaing dengan 2 film layar lebar karya Deddy Mizwar, sekarang wakil gubernur Jawa Barat, berjudul “Ketika” dan “Alangkah Lucunya Negeri Ini”. Nominasi film fiksi panjang pun dimenangkan oleh “Alangkah Lucunya Negeri Ini”. Rangkaian acara Malam Penganugerahan ACFFest ini pun juga dimeriahkan oleh penampilan band Simfoni dan Efek Rumah Kaca.

Diluar dugaan, KPK yang hanya menargetkan 50 judul film justru berhasil menghimpun 191 judul film bertema antikorupsi. Dari hampir dua ratus film tersebut dipilih 38 karya yang ditayangkan di  lima kota di seluruh Indonesia.

Penayangan tersebut dilakukan pada tanggal 9-12 Desember yang juga bertepatan dengan Hari Antikorupsi Dunia. Film-film yang terpilih berkompetisi mendapatkan penganugerahan dalam 7 kategori yang berbeda.

Mengapa harus film? Menurut Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja, korupsi di Indonesia saat ini dilakukan secara berjamaah. Artinya selama ini korupsi sudah menjadi penyakit masyarakat yang membudaya dalam masyarakat Indonesia.

“Saya mengambil istilah Pak Tino (Tino Saroenggalo, salah seorang juri ACFFest-red), kita butuh banyak vaksin, diantaranya film”, ujar Adnan. Maksudnya, film diharapkan dapat menjadi salah satu media yang bisa mempengaruhi sikap bangsa, khususnya anak-anak muda. Film-film ini menanamkan nilai-nilai kejujuran dan keberanian.

Wakil ketua KPK lainnya, Bambang Wijoyanto, juga menyorot mengenai jurnalisme warga. “Terus terang saat ini media massa banyak yang tidak lagi murni, namun sudah terikat pada kepentingan pihak tertentu,” ujar Bambang saat akan membacakan nominasi kategori jurnalisme warga.

Pernyataan Bambang tersebut menguatkan saat ini tidak hanya KPK semata ataupun media massa yang harus bergerak melawan korupsi. Masyarakat pun harus turut andil dalam memberantas korupsi. Lewat film, dan media audio visual lainnya masyarakat bisa berpartisipasi untuk menyuarakan anti korupsi dengan versinya masing-masing.

Suara dari masyarakat tersebut pun beberapa sangat mencengangkan meskipun hanya berbicara tentang korupsi di tingkat bawah. Misalnya saja film pemenang dokumenter pendek umum berjudul “Save Our School” dari Solo. Film dokumenter ini berhasil mendokumentasikan pergerakan siswa SMA Solo yang ingin membongkar korupsi dana pembangunan sekolah.

Bahkan heroiknya, film yang dibuat tahun 2008 ini merekam langsung proses “persidangan” kepala sekolah oleh sang ketua OSIS dihadapan seluruh siswa sekolah tersebut. Sang ketua OSIS berkata dengan geram, “Harusnya bapak tahu bahwa orang tua kami semua ini  sampai tidak bisa tidur memikirkan bayar SPP sekolah, bagaimana bapak bisa melakukan korupsi?”

Beberapa kali dalam dokumenter tersebut kita bisa mendengar siswa-siswa berteriak “maling”. Pemandangan ini membuat yang menonton miris sekaligus bersemangat untuk memberantas korupsi di Indonesia.

Korupsi di Indonesia sering disebut sudah mengakar dan membudaya. Bahkan beberapa pihak sudah apatis dengan kondisi negeri ini. Namun event semacam ACFFest yang diadakan KPK ini menumbuhkan harapan. Semoga kelak kita tak pernah lagi mendengar korupsi terjadi di Indonesia. ***

 

*Penulis adalah penggiat Forum Filmmaker Pelajar Bandung/F2PB   

The post Vaksin Pemberantas Korupsi Itu Bernama Film appeared first on Masjid Salman ITB.


Ta’aruf A la Santri Dapat Cegah Ospek Maut

$
0
0
Foto: venustasarchit.blogspot.com

Foto: venustasarchit.blogspot.com

Kegiatan orientasi mahasiswa (ospek) sudah ada sejak masa lalu. Kegiatan ini berawal dari tradisi yang diterapkan kolonial Belanda pada awal abad 20.  Kekerasan saat ospek dan berujung kematian seperti yang terjadi di Institut Teknologi Nasional Malang, bukan hal yang baru. Pun sudah ada sejak masa lalu dan jauh lebih brutal.

Manajer Bidang Dakwah YPM Salman ITB Yajid Kalam mencoba memberikan solusi. Baginya, model pendidkan di pesantren yang tidak menerapkan ospek bisa dikaji untuk diterapkan di sekolah/kampus.

“Pesantren tidak menerapkan ospek. Santri baru dibagi ke dalam bebrapa kelompok dan langsung berada di bawah bimbingan kakak-kakaknya. Ini memungkinkan mereka untuk dapat beradaptasi langsung dengan kultur pesantren,” lanjut Yajid melalui pesan singkat, Kamis (19/12).

Yajid mengakui terdapat kekurangan dari sistem perkenalan di pesantren ini. Santri-santri baru tidak dikondisikan untuk bisa langsung mengenal sesamanya secara serentak dalam satu waktu. “Mereka juga tidak disediakan kesempatan untuk membangun struktur mereka sendiri secara bersama-sama,” ujar Yajid.

Namun, bagi Yajid dengan adanya sistem ta’aruf (perkenalan) a la pesantren tersebut, proses adaptasi berlangsung alamiah. Para santri dibiarkan untuk membangun hubungan emosional dengan kakak-kakaknya dan sesamanya dengan sendirinya. “Hubungan tidak dipaksakan dan tidak seremonial,” katanya.

Bagi Yajid, ospek sekarang sebetulnya ini lebih baik dari dulu. Kalau dulu ospek tidak jelas dan lebih brutal. “Sekarang ini sebetulnya sudah lebih terarah. Memang diarahkan ke kepada yang betul-betul yang berkaitan dengan program studi itu,” ujar Yajid Kalam, Rabu (18/12).

Namun, menurut Yajid, ospek yang sampai menyebabkan kematian sudah sangat keterlaluan. Kegiatan ospek seperti itu harus segera dibenahi meskipun akan melalui jalan berliku dan panjang.

“Katakanlah seperti di perguruan tinggi, ada kultur yang tidak bisa langsung diubah oleh kebijakan kampus. Ketika dilarang di kampus, mereka (para senior) akan mencari celah untuk membuatnya di luar kampus,” ujarnya.

 

Junior jangan warisi kebencian senior

Terkait ospek, pendiri komunitas Peace Generation Irfan Amalee mengatakan ada yang salah dalam sistem pendidikan di Indonesia. Kekerasan tidak hanya terjadi di dalam sekolah, tapi juga di luar sekolah.

“Sekarang di sekolah-sekolah, tapi tidak semuanya, sistem pendidikannya menurut saya ada yang salah. Belajar agama bukan semakin mengenal orang lain malah mencurigai orang lain,” kata peraih penghargaan International Young Creative Entrepreneur Award ini, Selasa (17/12).

Menurutnya, sudah waktunya mata rantai kekerasan diputus. Salah satu caranya dengan mendidik anak-anak. Jangan sampai anak-anak yang kemudian akan tumbuh menjadi remaja dan dewasa mewarisi kebencian dan prasangka buruk dari leluhur-leluhurnya (seniornya).

“Kalau bibit kekerasan sudah ada dari kecil, bibit perdamaian pun seharusnya ditumbuhkan sejak kecil,” kata Irfan.[ed: TR]

 

The post Ta’aruf A la Santri Dapat Cegah Ospek Maut appeared first on Masjid Salman ITB.

Akses Susah Akibat Longsor, Dusun Giri Asih Tunggu Bantuan

$
0
0
Foto ilustrasi: news.liputan6.com

Foto ilustrasi: news.liputan6.com

Longsor di Dusun Giri Asih, Desa Cisaranteun, Kecamatan Cikadu Rabu (4/12) lalu membuat warga terisolir dari dunia luar. Pasalnya, akses menuju desa yang terletak di Cianjur Selatan tersebut tertutup tanah longsor. Kondisi ini diperparah dengan letak Dusun Giri Asih yang letaknya paling ujung dibanding dusun lain.

Selain terisolir, longsor juga membuat tanggul Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan hampir seluruh tiang listrik. Dengan kata lain, hampir dua minggu warga hidup tanpa listrik. Hampir semua aktivitas mati karena warga fokus memperbaiki tanggul dengan peralatan seadanya. Itu pun dengan dibayangi resiko longsor susulan.

Tim Korps Relawan Salman (KORSA) yang diwakili oleh Angga Kusnan Qodafi dan Wisnu Sri Widodo berangkat menuju lokasi bencana, Sabtu (14/12) lalu. Tim berangkat bersama Komunitas Trooper Indonesia (KTI) Chapter Bandung, dengan membawa bantuan berupa bahan makanan, obat-obatan, dan bahan bangunan. Jalur yang dilalui melewati jalur Ciwideuy, Bandung Selatan, yang merupakan rute off road.

“Tidak ada rute lain selain rute ini (off road), karena jalur reguler melalui Cianjur terputus akibat longsor yang menghancurkan jembatan,” terang Wayan, salah satu anggota KTI.

Kini jalan kaki merupakan satu-satunya solusi bagi warga yang ingin bersentuhan dengan dunia luar. Rute yang dapat dilalui adalah jalur Ciwideuy-Cikadu, yang memakan waktu 5-6 jam. Warga masih dibayangi minimnya pesediaan pangan dan logistik. Apalagi mengingat lokasi sulit dicapai dan cuaca yang tidak menentu.

Pembenahan infrastruktur PLTMH hanya dapat dilakukan secara manual. Hingga saat ini belum ada bantuan seperti alat berat yang memadai. Kemungkinan penyaluran pasokan listrik membutuhkan waktu yang sangat lama. Warga Giri Asih masih menunggu uluran tangan dari masyarakat dan pemerintah. [ed:Na]

The post Akses Susah Akibat Longsor, Dusun Giri Asih Tunggu Bantuan appeared first on Masjid Salman ITB.

8 Hak Pekerja dalam Islam (Infografis)

Rahmat Agus Dwianto: Hembuskan Nilai Ibadah Pada Pekerja

$
0
0
Pabrik CV Amanah Garment di Majalaya, Kabupaten Bandung.

Pabrik CV Amanah Garment di Majalaya, Kabupaten Bandung. (Foto: https://www.facebook.com/rahmad.dwianto/)

“Memanusiakan” pegawai merupakan hal yang penting. Begitu papar Rahmat Agus Dwianto pemilik pabrik konveksi  CV. Amanah Garment Indonesia. Pria muda ini berpendapat, kesejahteraan baru bisa tercapai saat kedua belah pihak, baik perusahaan maupun pegawai mendapat kesejahteraannya masing-masing.

Saat rasa memiliki terbit, saat itulah perusahaan dan pegawai bersama-sama menjaga keseimbangan usaha. Itulah mengapa, di usaha yang sudah ia jalankan sejak masih berstatus mahasiswa Oceanografi Institut Teknologi Bandung, Agus mengupayakan suasana kekeluargaan. Selain diberi tunjangan dan uang makan, pegawai juga diberi pengajian dan kesempatan waktu untuk beribadah.

“Saya juga tidak pernah telat bayar gaji. Kan banyak pengusaha yang karena cash flow nggak bagus, lalu nggak dibayarkan. Kalau saya, meski cash flow nggak bagus, gimana caranya, pinjam uang atau apa pun saya jalani. Tapi itu belum pernah terjadi,” jelas pemuda asal Sleman, Yogyakarta, saat diwawancarai di kantornya di Cigadung, Kamis (19/12).

Itulah mengapa  keriuhan protes buruh akan upah minimum tak sampai ke perusahaannya. Agus berprinsip, pegawai merupakan aset perusahaan, bukan semata-mata penggerak produksi. Selama perusahaan menghargai pegawai, maka pegawai akan melakukan hal yang sama.

Hal tersebut sejalan dengan misi Agus membawa nilai-nilai ibadah ke dalam perusahaan. Ia mengaku, perusahaannya tak sekadar mencari profit, namun juga menjadikan kerja sebagai media ibadah pada Allah SWT.

Tak semua pemilik perusahaan memiliki cara pandang seperti Agus. Ketika badai perekonomian menerpa, tak sedikit buruh yang ketar-ketir khawatir gaji tidak akan dibayar. Belum lagi upah yang diterima tak sepadan dengan kebutuhan hidup yang terus meningkat. [ed:Tr]

The post Rahmat Agus Dwianto: Hembuskan Nilai Ibadah Pada Pekerja appeared first on Masjid Salman ITB.

Pada Pemerintah, Pengusaha dan Buruh Kompak Berharap

$
0
0

 

Seorang buruh tani yang tengah berdemonstrasi depan Gedung Sate, pada 1 Mei 2012 lalu. (Foto: Tristia R.)

Seorang buruh tani yang tengah berdemonstrasi depan Gedung Sate, pada 1 Mei 2012 lalu. (Foto: Tristia R.)

Sekitar 2.000 pekerja di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) terancam pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 2014 (tribunnews.com, 16 Desember 2013). Ini adalah dampak pemberlakuan upah minimum kabupaten (UMK) KBB yang dinilai terlalu tinggi oleh kalangan pengusaha.

Ketua Sektor Advokasi Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anthony Hilman membenarkan hal tersebut. Menurutnya, kompetensi buruh—terutama buruh industri padat karya (tekstil, alas kaki, dan sebagainya) tidak sepadan dengan upah minimum yang dibayarkan oleh perusahaan.

Produktivitas pekerja suatu negara, menurut Anthony, dapat diukur dengan menghitung berapa jam yang diperlukan pekerja suatu negara untuk melakukan suatu pekerjaan. Atau, produktivitas dapat diukur pula dengan berapa orang pekerja yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan.

“Di Korea misalnya, untuk satu pekerjaan dibutuhkan 1 pekerja. Sedangkan di kita dibutuhkan sampai 4 pekerja,” ujar Anthony November lalu.

Anthony mengklaim, Apindo secara secara rutin kami mengadakan training untuk para pekerja dari berbagai perusahaan melalui Apindo Training Center (ATC). Keterampilan-keterampilan yang diajari antara lain attitude, skill, leadership, dan lain sebagainya. Setiap bulan, selalu ada pelatihan-pelatihan untuk pekerja yang diadakan oleh ATC

“Pelatihan tersebut dapat bersifat in-house training, jadi perusahaan meminta ATC untuk mengadakan training khusus bagi pekerja mereka dalam rentang waktu tertentu. Namun ada pelatihan yang bersifat publik, jadi  pekerja bisa mengikuti secara individu,” ucap Anthony melalui sambungan telepon kepada Salman Media, Senin (16/12).

Namun, Anthony mengamati industri padat karya kesulitan untuk menyediakan dana bagi peningkatan kompetensi pekerjanya. Anthony menilai, struktur biaya operasional dari industri padat karya sendiri begitu besar akhir-akhir ini. Hal ini dikarenakan tekanan upah minimum, kompetensi pekerja yang kurang, dan biaya pungutan liar yang jauh lebih besar ketimbang biaya resmi.

“Pemerintah daerah biasanya memungut biaya-biaya perizinan yang sebenarnya tidak diperlukan. Akan sangat sulit bagi industri padat karya untuk menyisihkan pengeluarannya bagi keperluan training untuk para pekerjanya,” ucap Anthony.

Selain itu, dikarenakan ketidakmampuan sektor hulu yang memproduksi bahan baku industri padat karya, walhasil terjadilah pengimporan. Biaya baku yang diimpor pun mahal, terlebih kini saat nilai tukar terhadap dolar mencapai Rp12.000,00.

“Industri padat karya Indonesia itu bahan bakunya impor, namun pasarnya di dalam negeri. Ini berbeda dengan di Cina yang bahan bakunya dalam negeri, namun mereka mengekspor produknya itu,” kata dia.

Anthony berpendapat, solusi yang perlu dilakukan adalah bagaimana pemerintah dapat mengatur agar biaya retribusi dan perizinan tidak menyulitkan pengusaha industri padat karya. Kemudian, seharusnya Dinas Ketenagakerjaan memaksimalkan kembali balai pelatihan pekerja bagi para pekerja.

“Kementerian pendidikan juga bertanggungjawab agar masyarakat Indonesia sedari dini memiliki etos kerja yang tinggi, sehingga memiliki produktivitas yang berkualitas,” ujar Anthony.

 

Buruh tak sekadar faktor produksi

Wagiyanto, Wakil Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) berpendapat baik perusahaan maupun pegawai mesti saling menghargai dan menyadari kekurangan masing-masing.

“Pemahaman pengusaha juga harus diubah, jangan melihat buruh sebagai faktor produksi saja, harus sinergi. Bagaimana perusahaan bisa sejahtera bila buruhnya tidak?” kata Wagiyanto, saat diwawancarai via telepon.

Wagiyanto juga menyayangkan sikap pemilik perusahaan yang tidak pandang bulu dalam menetapkan jumlah upah. Sementara upah minimum masih dapat dikatakan layak pada pegawai yang berstatus lajang. Lain halnya dengan pegawai yang sudah berkeluarga dan memiliki tanggungan. Selain itu kenaikan upah terjadi satu tahun sekali, itu pun tidak pasti kejelasannya.

“Kita juga lihat wilayah sekitar, inflasi, dan laju pertumbuhan ekonomi. Menurut kami 2 juta itu realistis. Kabupaten Purwakarta saja sudah Rp2.100.000,-,” ujarnya.

Tak hanya pengusaha, pemerintah pun, menurut Wagiyanto, punya andil. Menurutnya pemerintah tak menunjukkan keberpihakan pada kaum buruh. Pengawas ketenagakerjaan sendiri selalu punya alasan klasik, yakni kekurangan tenaga. Padahal yang dilakukan saat inspeksi ke perusahaan hanyalah masuk ke ruang manajemen, bukan bertanya soal kinerja perusahaan ke serikat pekerja.

Agar kesejahteraan dapat menyeluruh, Wagiyanto meminta pihak perusahaan memberikan hak-hak normatif pada pekerja. Sebagai gantinya, SPSI bertugas untuk memberikan pemahaman pada anggota akan hak dan kewajibannya masing-masing.

“Kenaikan UMK itu pasti diimbangi, kok, oleh (kinerja, red.) kita,” tutup Wagiyanto. [Tr&Na]

The post Pada Pemerintah, Pengusaha dan Buruh Kompak Berharap appeared first on Masjid Salman ITB.

Hikayat Buruh Negeri

$
0
0
Foto: Tristia R.

Foto: Tristia R.

Sejarah perburuhan di Indonesia tercatat sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Sejak dibukanya perkebunan tembakau di Deli dan Langkat, Sumatera Timur, kebutuhan akan buruh meningkat. Semua itu untuk memenuhi kebutuhan Eropa.

Seiring dengan masuknya modal asing ke Tanah Hindia, dan bermain di sektor perkebunan dan pertanian, pemerintah kolonial mengeluarkan ordonansi (koeli ordonantie) dan penal sanction. Undang-undang ini mengatur tenaga kerja dengan ongkos murah, memberi perlindungan investasi untuk perusahaan dalam bentuk kontrak kerja. Kuli yang banyak didatangkan dari Jawa ini dikenal dengan sebutan Djokon (kontrak).

Aturan yang dibuat itu memang tidak ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan para buruh. Rakyat di bujuk untuk menjadi buruh, aparat desa bertindak sebagai calo tenaga kerja, dan birokrasi Hindia Belanda mengadakan korupsi besar-besaran. Sistem perburuhan yang awalnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan buruh, ternyata sama sekali tidak memihak mereka.

Pasca kemerdekaan 17 Agustus 1945, buruh nyatanya masih terjerat dalam rentannya ekonomi serta kebijakan pemerintah. Tiap tahun, demonstrasi menuntut hak-hak oleh para buruh rutin dilakoni, tak terkecuali tahun ini.

Aksi turun ke jalan kembali dilakukan para buruh, Rabu lalu (30/10). Ini merupakan kali ketiga di tahun 2013 buruh melakukan mogok massal dan aksi turun ke jalan. Sebelumnya buruh melakukan hal sama pada bulan Februari dan saat puncak hari buruh, 1 mei.

Mogok kerja puluhan ribu buruh secara serentak di sejumlah tempat tentu mengganggu proses industri. Tuntutan para buruh masih tetap sama, upah naik minimum 50 persen, penghapusan outsourcing, dan pelaksanaan jaminan sosial untuk rakyat.

Di Jakarta, buruh menuntut upah minimum Rp. 3,7 juta. Mereka menolak UMP yang telah diteken pemerintah DKI sebesar Rp. 2,4 juta. Mereka mengklaim bahwa hidup di Jakarta dengan upah di kisaran 2 juta sangat pas-pasan. Bahkan nyaris tidak mencukupi.

Kenaikan upah minimum sebesar 50 persen di nilai wajar oleh para buruh. Pasca kenaikan harga BBM, harga kebutuhan pokok dan transportasi naik rata-rata 30 persen. Mereka tidak dapat menyisihkan sebagian upahnya, karena habis untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Inflasi, wajar buruh menuntut naik gaji

Catatan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menunjukan Indonesia menjadi negara dengan upah buruh tinggi. Hampir mencapai 250 dollar AS. Thailand berada di posisi kedua dengan 200 dollar AS. Upah buruh terendah ada di negara Vietnam dengan 70 dollar AS. Sementara rata-rata upah di Asia Timur pada 2013 mencapai 70-270 dollar AS.

Namun, upah tinggi itu tak lantas membuat para buruh puas. UMP dirasa belum memenuhi kebutuhan hidup secara layak. Menurut Acuviarta Kartabi, tutntutan kenikan upah oleh buruh adalah hal yang lumrah. Karena para buruh harus mengikuti kondisi pengeluarannya.

“Faktanya pemerintah kita tidak bisa menjamin menjamin inflasi yang rendah. Buruh, tenaga kerja, dia harus membiayai pengeluarannya. Kalau kebutuhannya tidak terpenuhi konsekuensi yang logis ya menuntut,” kata Kang Acu saat ditemui di LFTE Unpad, Kamis (21/11).

Bagi Acu, kalau saja pemerintah bisa menjamin inflasi satu persen saja, maka tidak logis menuntut upah sepuluh persen. Namun, tuntutan upah yang tinggi terjadi karena kegagalan pemerintah dalam menjamin stabilitas harga. Ketika harga kebutuhan pokok, listrik, dan bahan bakar naik, maka konsekuensi yang logis adalah kenaikan pengeluaran. Hal tersebut akan direspon dengan tuntutan kenaikan upah.

 

Duduk Bersama

Menurut Ketua Konsorsium Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, ada banyak faktor yang membuat kaum buruh lemah posisi tawarnya, sehingga gampang sekali dilanggar hak-haknya dan dieksploitasi semena-mena oleh pengusaha. Selain itu ada peran negara dalam hal ini pemerintah yang lemah, baik dalam bentuk kebijakan, regulasi, dan pengawasan.

Faktor berikutnya adalah pendidikan dan keterampilan pekerja yang tidak memadai. Hal ini turut memperlemah daya tawar pekerja.

“Selain itu harus disadari permintaan dan penawaran yang tidak seimbang antara kebutuhan lowongan kerja yang tersedia dengan angkatan kerja baru setiap tahun, akan membuat kaum buruh mudah untuk dimarjinalkan,” kata Said Iqbal.

Said menegaskan, hubungan antara buruh, majikan, dan pemerintah, khususnya di Indonesia harus diimplementasikan secara seimbang dan proporsional.  Semua itu harus berdasarkan kepentingan maupun peran dan fungsinya dalam sistem tripartit hubungan industrial.

Pemerintah menjadi penengah bagi buruh dan pengusaha dengan menerapkan kebijakan, memberikan pelayanan, melaksanakan pengawasan dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.

Para buruh berhak atas kelangsungan pekerjaan, upah yang layak dan jaminan sosial serta keadilan dalam pekerjaan. Buruh berkewajiban untuk menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga kelangsungan produksi, mengembangkan keterampilan serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan buruhh dan keluarga.

Sedangkan pengusaha harus terus mengembangkan usahanya, menciptakan kemitraan, memperluas lapangan kerja, dan memeberikan kesejahteraan secara terbuka, demokratis, dan berkeadilan.

“Kaum buruh yang mau bersatu sesama buruh tentu akan dapat memperjuangkan hak-hak dan kepentingannya sehingga bisa menjadi mitra yang sejajar dengan pengusaha/majikan,” tambah Said Iqbal yng juga Presiden DPP Federasi Serikat Metal Indonesia (FSPMI). [ed: Tr]

 

The post Hikayat Buruh Negeri appeared first on Masjid Salman ITB.

Islam Istimewakan Buruh

$
0
0
Foto ilustrasi: Harun Suadi Isnaini

Foto ilustrasi: Harun Suadi Isnaini

Tahun 2013 menjadi catatan penting dalam geliat perburuhan Indonesia. Pasalnya, lebih dari tiga kali para buruh melakukan mogok massal dan turun ke jalan. Mogok kerja puluhan ribu buruh ini dilakukan serentak di beberapa tempat.

Samsoe Basaroedin, staf ahli Pembina YPM Salman ITB, saat diwawancara Salman Media (12/12/13) menegaskan, jika keadilan ditegakan tidak akan ada demonstrasi buruh. Dalam Islam yang terpenting dalam segala aspek kehidupan adalah menegakan keadilan.

Ia melanjutkan, dalam Islam, buruh atau pekerja didudukan sebagai mitra. Pekerja memiliki hak dan kewajiban yang jelas. Dia berhak menerima upah yang layak dan posisinya terhormat.

“Kualitas makanan dan pakaian harus setara dengan majikan. Bebannya tidak boleh melebihi kapasitas kemampuan mereka. Bahkan jika menugaskan mereka dengan tugas tertentu, bantulah mereka,” jelas Samsoe.

Bagaimana detailnya hak pekerja dapat tergambar jelas dari Hadist yang diriwayatkan Imam Abu Dawud:

Diriwayatkan dari Mustawrid bin Syadad: Aku mendengar Nabi Muhammad saw bersabda: “Siapa yang menjadi pekerja bagi kita, hendaklah ia mencarikan istri (untuknya), seorang pembantu bila ia tidak memilikinya, hendaklah ia mencarikannya untuk pembantunya. Bila ia tidak mempunyai tempat tinggal, hendaklah ia mencarikan tempat tinggal.”

Abu Bakar mengatakan: Diberitahukan kepadaku bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: “Siapa yang mengambil sikap selain itu, maka ia adalah seorang yang keterlaluan atau pencuri.”

“Bukan hanya upah minimum dan sebagainya, bahkan harus dicarikan istri. Jadi ini luar biasa sekali dalam Islam,” tutur Samsoe yang juga sebagai Dewan Syariah Rumah Amal Salman ITB ini.

Menanggapi soal buruh  yang mogok massal dan turun ke jalan, Samsoe melihat harus ada penilaian yang objektif mengenai masalah tersebut. Harus ada survey tentang kebutuhan pekerja.

Menurut Samsoe, yang paling gampang adalah dengan menghitung kebutuhan fisik minimum. Kemudian, hasil perhitungan diterjemahkan menjadi nilai nominal rupiah.

Kebutuhan fisik minimum ini bahkan sampai menyangkut kebutuhan kalori. Berat badan seseorang, tinggi badan, dan kalori memiliki standar. Kebutuhan akan kalori yang memenuhi standar itu diterjemahkan ke harga makanan pokok.

Bagi Samsoe, hal tersebut baru perhitungan pada tahap kebutuhan fisik minimum. Masih ada kebutuhan pakaian, tempat tinggal, dan juga transportasi.“Dalam bahasa sekarang, menurut hemat saya, itu adalah tunjangan. Tunjangan perumahan, tunjangan transportasi, dan tunjangan istri,” ungkap Samsoe.

Jika semua kebutuhan itu sudah terpenuhi, para buruh akan tenang, dapat tidur nyenyak, dan tidak akan ada demo. Walhasil, kewajiban buruh tinggal bekerja sebaik-baiknya.

 

Pemerintah Sebagai Fasilitator

Dalam Islam, tugas pemerintah tentu memfasilitasi tegaknya keadilan. Kepala Negara dan pemerintah harus melindungi hak-hak buruh. Perlindungan ini  menjamin terjadinya hubungan pengusaha dan buruh yang saling menguntungkan.

Samsoe melihat, hubungan perburuhan sekarang tidak sehat. Dalam demonstrasi pun yang sering disalahkan adalah para buruh. Dengan berbagai dalih, mereka dianggap mengganggu ketertiban umum dan juga menimbulkan kemacetan.

“Itu mengganggu ketertiban umum jelas. Menimbulkan kemacetan jelas. Tapi kan ada akar permasalahan mengapa para buruh berdemo,” ungkap Samsoe.

Sebetulnya, semua harus dikembalikan dalam aturan Islam. Aturan Islam, hemat Samsoe, adalah keadilan.[ed:Tr]

The post Islam Istimewakan Buruh appeared first on Masjid Salman ITB.


Deteksi Kelelahan Sebelum Telat!

$
0
0
Ilustrasi: uniqpost.com

Ilustrasi: uniqpost.com

Mita Diran, seorang copywriter muda, meninggal setelah diketahui kerja lembur tanpa istirahat selama 30 jam. Lembur merupakan hal yang kerap dilakukan oleh para pekerja. Itu bukanlah hal yang buruk, tetapi bisa berakibat fatal apabila dilakukan berlebihan.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba) Tauhid Nur Azhar menjelaskan manusia itu memiliki indikator fisiologis. Indikator ini merupakan tanda-tanda vital tubuh disaat kita melakukan aktivitas normal yang dapat dinilai dari apa yang terlihat dan terasa langsung.

“Misalnya denyut jantung, laju pernapasan, rasa kantuk, rasa lapar, itu semua merupakan indikator-indikator normal. Jadi ketika mengantuk, itu berarti sel-sel saraf di otak mendapat sinyal dari tubuh untuk beristirahat,” tutur Tauhid saat diwawancara Salman Media (21/12).

Bagaimana indikator untuk menyadari tubuh kita dalam kondisi yang sudah melampaui batas? Tauhid menjelaskan, fatigue atau kelelahan yang memiliki dua macam.

Pertama kelelahan fisik (physical fatigue) yang ditandai dengan penumpukan asam laktat. Jadi ada beberapa anggota tubuh yang rasanya kaku, pegal dan sulit dikoordinasi. Ada gerakan-gerakan yang biasanya kita bisa lakukan dengan baik, tapi kita tidak bisa melakukan itu dengan baik.

Tauhid melanjutkan, kalau dari segi neurologis atau ilmu saraf, ada beberapa reflek yang berkurang kemampuan refleknya. “Misalnya ketika orang akan menginjak benda tajam, kemudian ketika ujung benda tajam itu menyentuh kulit, dengan reflek dia akan mengangkat kaki. Tapi ketika orang dalam kondisi kelelahan, reflek tersebut akan berkurang, sehingga ia lebih rawan cedera,” papar Tauhid.

Kelelahan fisik juga ditandai dengan rasa kantuk. Tapi terkadang itu diatasi dengan keliru, misalnya dengan meminum suplemen atau kopi. ”Bayangkan, tubuh yang sudah menumpuk asam laktat, metabolismenya terganggu, respirasi aerobnya terganggu, kemudian penumpukan zat-zat yang harus dibuang saat istirahat, malah justru ditambah dengan beban biokimiawi yang sangat berat bagi sistem tubuh,” jelas Tauhid.

Akibatnya tidak heran apabila beberapa bagian dari sistem tubuh tersebut kemudian padam fungsinya. Otomatis selain mengantuk dan tak konsentrasi, asam laktat yang menumpuk, pada tingkat yang lebih lanjut akan menyebabkan kelelahan mental.

“Kelelehan mental itu biasanya terkait dengan konsep-konsep stres psikologis. Tubuh yang lelah dapat menimbulkan stres, karena tidak cukup istirahat, tidak cukup tidur, dan tidak cukup membangun energi. Itu semua berakumulasi mengeluarkan hormon ACTH dan Kortisol,” kata dia. Kortisol, bersama adrenalin, jika kadarnya baik bisa menjadi motivasi. Tapi kortisol yang berlebih akan menurunkan aktivitas pertahanan tubuh.

“Ketika fisik seseorang lelah, tubuhnya pun akan lebih rentan penyakit,” tutur Tauhid.

Bisa dibayangkan, sistem pertahanan tubuh rendah, mudah diserang penyakit, sementara kondisi tubuhnya sendiri tidak bisa menjalankan fungsi-fungsi biologis dengan baik, maka ini komplikasi. Pada kasus-kasus tertentu, kegagalannya tidak hanya ditingkat sel, melainkan sudah mencapai ke tingkat jaringan otot atau organ, dalam hal ini otot-otot jantung. “Sehingga kegagalan pada otot jantung ini bisa mengakibatkan berhentinya aktivitas jantung,” jelas Tauhid.

 

Memaksa diri, menentang fitrah

Ustad Aceng Saefudin, dari Bidang Dakwah YPM Salman ITB menjelaskan, dalam kaidah fiqih ada ada yang namanya hifdun nafsi, atau memelihara diri. Bahkan dalam Alquran surat An-Naba ada ayat yang menjelaskan, diciptakan siang untuk pekerjaan, malam untuk tidur, dan tidur itu dijadikan untuk istirahat.

“Orang yang bekerja seperti ini (memaksakan diri) menentang fitrah, siang dan dan malam untuk bekerja, nggak ada waktu beristirahat,” tegas Aceng saat diwawancara Salman Media, Kamis (19/12). “Tubuh mempunyai hak kerja dan istirahat.”

Mendeteksi tubuh yang kecapean saat lembur bukanlah hal susah. Aceng memberi saran untuk mengikuti salah satu kaidah fiqih, dar’ul mafasidi muqoddamun ala jalbil ma shalih. Artinya berpikir bahaya lebih didahulukan, dibanding berpikir yang lebih menggembirakan.

Aceng melanjutkan, ketika mendapat suatu pekerjaan, jangan berpikir yang enak-enak dulu, tapi pikirkanlah apa kerugiannya. Terlebih, saking semangatnya bekerja di usia muda, tak terasa tubuh sudah ngedrop. Menurutnya, saat masih muda kejanggalan fisik tidak akan terasa. Kejanggalan tersebut akan terasa ketika sudah tua.

“Ini berarti harus pandai manajemen istirahat,” tutur Aceng.[ed: Tr]

 

The post Deteksi Kelelahan Sebelum Telat! appeared first on Masjid Salman ITB.

Catatan Ketangguhan Bunda

$
0
0
twitter.com

twitter.com

Menjadi seorang ibu tidaklah mudah. Seorang ibu ada di belakang kemudi bahtera rumah tangga. Dari mulai mencari sekolah yang layak buat anak, merawat suami atau anak yang sakit, sampai suami yang menikah lagi. Kesulitan-kesulitan khas seorang ibu. Semua itu tidak mudah dihadapi, kecuali ketangguhan dan kesabaran yang menjadi perisainya.

“Asma Allah itu hanya ada pada wanita, Ar-rahim.  Allah swt  mengangkat derajat seseorang karena tiga hal ilmunya, imannya, dan kerja kerasnya,” kata Ustad Muchtar Cholid saat menjadi pembicara talkshow menyambut hari ibu di GSG Masjid Salman ITB, Sabtu (21!12).

Ia menggambarkan perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya, kemudian membesarkannya, dan memnuhi kebutuhannya sampai si anak mandiri. ”Cintai siapa saja, tetapi suatu saat akan berpisah. Anak itu sangat mahal. Rasul mengatakan jangn sia-siakan surga yang ada di rumah kalian,” ujarnya.

Menurut Mukhtar, sekecil apapun kebaikan seorang ibu pada anak-anaknya, Allah telah menyiapkan surga untuknya. Talkshow ini mengambil tema dari sebuah buku berjudul “Takkan Pernah Menyerah, Catatan Hati Ketangguhan Bunda”. Berisi 10 cerita ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas Arisan Antar Benua (AAB).

“Bagi ibu yang anak-anaknya masih kecil. Sekecil apapun kebaikan padanya, ada surga padanya. Kisah Sepuluh perempuan ini sangat luar biasa,” imbuh ustad Muchtar.

Acara talkshow ini juga dihadiri oleh isteri Walikota Bandung, Atalia Ridwan Kamil dan Psikolog Tynsusi S.Psi. Atalia menyampaikan bahwa ibu adalah tonggak utama keluarga. Seorang ibu yang tangguh adalah ibu  yang setia dan berani.”

“Saat ini Indonesia darurat kekerasan seksual. Tercatat ada 1.300 kasus di tahun 2013. Bisa kita bayangkan seorang Ibu tega-teganya mengantarkan anaknya sendiri ke tampat prostitusi,” ujar Atalia.

Psikolog wanita, Tynsusi S.Psi mengatakan 70 persen karakter seorang anak ditentukan pendidikan orang tuanya (ibu). Bertindak sebagai moderator penulis novel yang populer di kalnagn anak muda, Tasaro GK.

The post Catatan Ketangguhan Bunda appeared first on Masjid Salman ITB.

Pemerintah Efisien, Kenaikan Harga Minim

$
0
0
Foto: www.riaulive.com

Foto: www.riaulive.com

Di tahun 2013, beragam kenaikan tarif melanda negeri. Pertama adalah tarif dasar listrik (TDL). Pada tahun ini, terjadi empat kali kenaikan TDL setiap awal triwulan. Agregat kenaikan TDL mencapai 15% sepanjang tahun.

Pada sektor gas, sedari Juni 2012, kenaikan harga gas industry sebsar 50% disahkan dan diberlakukan secara bertahap. Kenaikan tahap I pada September 2012 sebesar 35% dan tahap II pada April sebesar 15%. Tabung gas elpiji 12 kilogram pun naik dari awal Desember 2013 sebesar Rp4000,00 per tabungnya.

Ini dia yang paling heboh– kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Dua pekan sebelum Ramadan di bulan Juni, pemerintah mengatril harga BBM bersubsidi. BBM jenis premium naik Rp2.000,00 menjadi Rp6.500,00 per liter. Solar naik dari Rp1.000,00 menjadi Rp5.500,00.

Tak terelakkan, kebijakan tersbeut memangkas daya beli masyarakat serta membengkakkan ongkos produksi pegiat industri. Belum lagi, kebijakan-kebijakan makro pemerintah untuk mengatasi pelemahan nilai rupiah terhadap dollar seperti dinaikkannya BI rate semakin memperlesu pertumbuhan ekonomi.

Direktur Eksekutif YPM Salman ITB Fatchul Umam berpendapat kenaikan harga yang terjadi di pelbagai sektor ialah pertanda kegagalan pemerintah. Padahal, pemerintah baginya wajib menjamin ketercukupan hajat hidup rakyatnya.

“Kita sudah terperangkap. Akar permasalahannya, pemerintah tidak cerdik mengelola Negara. Kalau harga naik karena impor banyak, berarti kita tidak mampu mengendalikan produksi untuk mencukupi kebutuhan negeri,” papar Fatchul ketika Salman Media mendatangani kantornya, Senin (23/12).

Pemerintahan yang baik, bagi Fatchul, akan sangat efisien dalam kebijakan-kebijakannya. Fatchul menilai, kebijakan-kebijakan pemerintahan saat ini cenderung boros. Ia menyoroti soal perencanaan-perencanaan negeri yang tidak dikerjakan terintegrasi antar kementerian.

“Sehingga semua orang mengerjakan terpisah-pisah. Terjadilah tambal sulam. Kita tidak dapat menyalahkan masing-masing kementerian. Kepala pemerintahan atau presiden lah yang bertanggungjawab dapat mengintegrasikan kementerian,” ungkap Fatchul.

Boros pemerintah kedua adalah dengan membuka pintu impor bebas. Tidak ada keberanian pemerintah untuk melindungi rakyatnya sendiri. ”Mentang-mentang di luar negeri itu murah, kemudian apa-apa didatangkan dari luar negeri. Itu juga nggak betul.”

Ketiga adalah produksi mobil. Fatchul mencatat, sekian tahun yang lalu Indonesia sudah bisa membuat truk sendiri lewat PT Texmaco. Namun sayangnya, Texmaco malah kolaps akibat krisis moneter 1997-1998.

Nomor empat adalah kebijakan pemerintah yang seringkali melakukan perawatan logistik di luar negeri. Fatchul mencontohkan perawatan untuk spare pesawat yang lebih sering di luar negeri. Padahal, perawatan itu dapat dikerjakan di dalam negeri.

“Itu bisa triliunan ruginya. Pada akhirnya sparenya dari luar negeri karena kita tidak punya pabrik untuk itu. Padahal jika dilakukan di Indonesia, itu bisa memberi lapangan pekerjaan kepada masyarakat,”imbuh Fathcul.

Karena tanggung jawab yang begitu berat, Fatchul berpendapat syarat pemimpin adalah yang benar-benar mampu dan tidak takut dengan ancaman-ancaman luar. Dari segi masyarakat, Fatchul berpendapat tidak ada cara lain bagi kita kecuali dengan berhemat.***

 

 

The post Pemerintah Efisien, Kenaikan Harga Minim appeared first on Masjid Salman ITB.

Penutupan PAS ITB Semester 59 Berlangsung Meriah

$
0
0
Penutupan PAS Semester 59 (Foto: Dita)

Penutupan PAS Semester 59 (Foto: Dita)

Keceriaan dan kebahagiaan sangat terlihat jelas dari wajah adik-adik TK dan SD yang begitu antusias mengikuti penutupan semester 59 Pembinaan Anak Salman (PAS) ITB di selasar hijau Masjid Salman ITB (22/12).

Dengan jargon khasnya, ketika kakak Pembina panggil “adik…adik!” serempak adi-adik TK dan SD menjawab “siap! siap! Allahu akbar!” itulah yang menjadi motivasi adik-adik dalam belajar. Hamdan Semendawai (19), ketua pelaksana penutupan PAS semester 59 mengatakan, banyak manfaat yang bisa diambil atas terselenggaranya penutupan PAS 59 ini.

Meriahnya penutupan PAS 59 ini diisi dengan berbagai macam kreasi yang ditampilkan. Begitu pun apresiasi dari club-club seperti Bokre (Bocah Kreatif), BIPP (Bimbingan Ilmu Pengetahuan Praktis), Surviva serta Perisai Diri.

“Selain ada maskot yang ikut bernyanyi dan banyak hablai yang membentang luas, adik-adik memainkan drama persahabatan dari club Asterik (Apresiasi seni, tari, teater, dan musik),” ujar Hamdan.

Sekitar delapan puluh orang dari orang tua turut hadir menyaksikan penampilan adik-adik. Mereka juga mendaftarkan anak-anaknya kembali untuk ikut dalam kegiatan belajar pada semester 60 yang akan dibuka pada bulan Februari yang akan datang.

Ketua Forum Orang tua (FOTA) PAS ITB, Brian mengatakan, dengan adanya penutupan semester 59 ini akan menjaga silaturahmi diantara orang tua dan kakak-kakak PAS untuk mengetahui perkembangan belajar adik-adik. Terutama peran dari orang tua, untuk selalu mendukung adik-adik dalam belajar. [ed: GR]

The post Penutupan PAS ITB Semester 59 Berlangsung Meriah appeared first on Masjid Salman ITB.

Betulkah Hamka Larang Muslim Ucapkan Selamat Natal?

$
0
0
leuserantara.com

leuserantara.com

DARI mana asalnya larangan bagi muslim untuk mengucapkan Selamat Natal untuk kaum Nasrani? Banyak ulama merujuk pada Fatwa Majelis Ulama (MUI) tahun 1981. Saat itu MUI Pusat diketuai ulama yang sangat disegani, Haji Abdul Malik Karim Amarullah atau yang akrab kita panggil Hamka atau Buya Hamka.

Nah. untuk soal ini, intelektual Islam Universitas Gadjah Mada Achmad Mundjid melakukan riset untuk meneliti asal usul larangan itu. Hasil risetnya dia suguhkan di The Jakarta Post edisi 23 Desember 2013.

Sungguh mengejutkan, kata dia, fatwa MUI 1981 itu sama sekali tidak ada larangan mengucapkan Selamat Hari Natal bagi muslim. Bahkan secara eksplisit membolehkan muslim mengucapkan Selamat Natal, sebagai bentuk toleransi.

Bahkan tujuh tahun sebelumnya, pada suatu pagi di tahun 1974, Hamka pernah diwawancarai RRI. Seorang pendengar bertanya bagaimana hukumnya seorang muslim menghadiri perayaan Natal. Karena waktu yang sempit, Hamka membahas pertanyaan itu di majalah Panji Masyarakat.

Dalam tulisan itu, Hamka membedakan pemahaman Islam dan Nasrani tentang Jesus. Menurut keyakinan Kristen Jesus adalah tuhan yang mewujud menjadi manusia, sedangkan menurut Islam, Isa adalah Rasul Allah. Namun secara eksplisit Hamka membolehkan muslim mengucapkan Selamat Hari Natal sebagai wujud toleransi. Yang tidak diperbolehkan adalah mengikuti ritual peribadatan Natal. Tentu saja, bagi Nasrani pun boleh mengucapkan selamat Idulfitri, namun tidak boleh mengikuti shalat Ied. Kira-kira begitulah ilustrasi Hamka. Maka pada 7 Maret 1981, keluarlah fatwa itu: sama sekali tidak ada larangan.

Fatwa itu keluar atas permintaan Menteri Agama, karena melihat semakin banyaknya orang Islam di sekolah-sekolah mapun di berbagai forum, ikut mencari dana perayaan Natal Bersama, bahkan ikut bergabung dalam choir yang melantunkan lagu-lagu pujian Natal. Nah dari sisi inilah muncul keberatan MUI, karena ikut ritual itu sudah tidak pada tempatnya.

Yang perlu dipahami adalah fatwa ini keluar saat kekuasaan Soeharto sedang di puncaknya. Namun Hamka kecewa kepada Soeharto yang memberi kekuasaan politik dan ekonomi besar kepada kelompok kecil Nasrani waktu itu. Islam itu mayoritas secara statistik, namun minoritas dalam kekuasaan. Umat Islam yang mayoritas itu merasa terpinggirkan oleh kaum minoritas. Mayoritas secara angka, minoritas secara peran. Ada mental minder dari umat Islam.

Jadi fatwa ini juga dipandang sebagai bargain kepada Soeharto. Fatwa larangan ikut ritual ini kemudian menyebar. Menteri Agama waktu itu, Alamsjah Ratuprawiranegara kecewa kepada Hamka yang membocorkan fatwa ini ke publik. Alamsjah waktu itu sedang gandrung mengkampanyekan Tri Kerukunan: kerukunan di dalam lingkungan umat bergama, kerukunan beragama antar umat berbeda agama, dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah. Alamsjah keberatan dua hal: mengapa fatwa itu beredar ke publik, dan fatwa itu mengancam projek kerukunan yang dia inisiasi.

Dalam pertemuan dengan MUI, Alamsjah menyatakaan kekecewaan kepada Hamka, sekaligus minta restu untuk mengundurkan diri sebagai menteri. Namun kebegawanan Hamka muncul. Hamka menyatakan MUI akan mengeluarkan keputusan untuk menghentikan beredarnya fatwa itu, namun isi fatwa itu tetap valid.

Rupanya keputusan ini tidak menurunkan ketegangan antara pemerintah dan MUI. Alhasil, sang ulama besar ini pun mundur dari posisi ketua MUI. Panji Masyarakat yang dikelola Rusjdi Hamka (putra Hamka)  tetap pada posisinya: “Jika diundang dalam perayaan Natal, datang, duduk dan makanlah jika disuguhi, selama muslim tidak ikut dalam ritualnya.”

Lalu dari mana larangan mengucapkan selamat Natal itu?

Intelektual Muslim Mujiburrahman mengemukakan penjelasan yang paling masuk akal. Menurut dia, kemungkinan perasaan terancam yang merupakan ruh atau mentalnya minoritas masih memenuhi batin muslim, kendati sejak 1990-an Islam sudah berada dalam kekuasaan. Kelahiran Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) sungguh sudah membawa posisi politik Islam dari perferi ke tengah pusat kekuasaan. Namun mentalitas terancam masih kuat, sehingga fatwa MUI pun diplintir. Ke depan, mentalitas ini sungguh berbahaya, karena akan semakin membuat wajah Islam buruk.

Begitu ulasan Achmad Mundjid…

The post Betulkah Hamka Larang Muslim Ucapkan Selamat Natal? appeared first on Masjid Salman ITB.

Viewing all 2618 articles
Browse latest View live