Quantcast
Viewing all 2618 articles
Browse latest View live

Breakfast for Syria

Image may be NSFW.
Clik here to view.
1480717_10202291061418706_1010927499_n
Oleh : Rizki Lesus

Laporan Pandangan Mata dari istanbul, Turki dalam misi Kemanusiaan Road4Peace, World For You.

“Are you moslem?” tanya seorang berjaket hitam bertuliskan police. “Yes,” kata kami, tim media road4peace menjawab serentak. Mendengar jawaban kami, raut mukanya berubah. Matanya yang tadi menyipit sekarang seolah berbinar. Senyum tersimpul dari bibirnya. Dibisikkanya beberapa kata ke kawannya yang segera pergi memasuki gedung besar bertuliskan ‘Istanbul Buyuksehir Bellediyes.

Memang, Ahad (22/12/2012) pagi itu,  kami, tim media Road4Peace 3  saat itu sedang mengambil beberapa gambar  di Istanbul, Turki untuk pemberitaan. Setelah turun dari trem di halte Topkapi, berjalan ke atas, kami disambut dengan angin musim dingin bulan Desember yang menggigit kulit. Di atas, sebuah taman super besar, dengan path-path (jalur pejalan kaki) kecil yang bersimpul pada jalan besar.

Rumput-rumput hijau menghampar, berpagar hanya selutut, membatasi dengan paving block, tempat orang-orang berjalan beratapkan langit yang mendung. Jalanan nyaman dan besar berpaving itu menghubungkan tempat bus-bus berkumpul, dengan pelataran besar di atas sana, di hadapan Bangunan ‘Istanbul Buyuksehlir Bellediyes’. Pohon-pohon yang seakan menggigil sehingga hanya nampak rantingya, membayangi jalur-jalur pejalan kaki di Bumi dua benua itu.

Selemparan mata beredar, Benteng Muhammad Al Fatih itu berdiri kian megah di seberang sana. Air mancur di hadapannya, dari kejauhan dikelilingi keramaian bus-bus dan mobil yang lalu lalang menyemut. Trem-trem biru berjalan teratur, memasuki terowongan tempat di bawah taman Topkapi, tempat turun kami. Laki-laki, hingga perempuan berjilbab dan jaket tebal  hilir mudik di path-path yang menuju pelataran gedung panjang di atas sana.

Kini, di Istanbul, puluhan muslimah itu berkerumun dalam keramaian Taman Topkapi, seakan kembali ke masa silam saat Al Fatih membebaskan kota kuno Konstatinopel. Benteng  tua yang memanjang di seberang sana, kini menjadi saksi saat Turki kembali menerima (kembali) lautan muslimahnya di kota tua ini. Kami, yang sedang mengambil gambar di taman itu, berjalan menyusuri jalan menanjak ke Pelataran Gedung tempat wanita-wanita berjilbab tadi masuk.

Di pelataran sana, polisi berjaga. Saat memotret bendera Turki di hadapan Gedung Besar itu, dua orang polisi mendekati kami setelah pernah mengingatkan kami dengan bahasa Turki yang tak tahu apa maksudnya. “See your pasport,” katanya. Akhirnya kami perlihatkan Pasport dari Malaysia dan dari Indonesia. Saat itu pula ia bertanya,” Are you moslem?”

***

Wanita muda berjilbab itu datang dari dalam ruangan bersama seorang polisi, datang dan berkata, ”Selamat datang. Kami sedang mengadakan acara kemanusiaan untuk Suriah. Silakan masuk,” kata muslimah itu ramah. Setelah itu, kami memperkenalkan diri dari Indonesia dan Malaysia, wanita itu mengajak kami masuk dan meminta kami untuk menikmati sarapan pagi musim dingin. “ayo nikmati sarapan dulu,” katanya.

“Wah kebetulan sekali belum makan,” celetuk salah seorang di dalam kami. Masuk lah kami ke dalam gedung besar itu bak tamu yang telah lama dinanti. Perjumpaan kami saat itu memang dibilang tak sengaja, alias kami memang tak tahu ada acara tentang Suriah yang juga ternyata setelah melihat banner yang berdiri tegak di Lobi, terdapat tulisan IHH, sebuah LSM Kemanusiaan terbesar di Turki, bahkan di dunia Internasional.

Kami diantar masuk ke ruangan utama, ruangan aula besar berlangit-langit tinggi yang berisi ribuan orang sedang duduk dalam meja-meja bundar, dengan hidangan siap santap di atasnya. Semua meja itu berada di hadapan panggung besar di depan  dan bertemu dengan seorang wanita dan seorang pria. Kami nyatakan niat kami untuk mewawancarai IHH tentang Suriah dan juga acara yang tak disangka akan  tiba-tiba diundang. “Selesai makan, ayo makan dulu,” ajaknya lagi.

Akhirnya kami makan di salah satu meja panjang di pojok samping panggung. Ada area wanita di sisi bangunan, dan area pria di sisi lainya. Sambil dalam suasana menyantap hidangan pagi (yang saat itu sudah jam 10.30 ), kami mendengarkan kalam ilahi itu menggema di sudut Istanbul, yang dulu sempat ayat-ayat suci itu menghilang setelah Khilafah Turki Utsmani Runtuh.

Ruangan menjadi gelap, semua tertuju pada panggung utama saat video kemanusiaan IHH di Suriah ditayangkan. Sambil dalam suasana breakfast, semua pandangan menyaksikan kezaliman rezim Bashar Al Assad terhadap masyarakat Suriah. Setelah itu, video aksi-aksi kemanusiaan di Suriah, hingga tepuk tangan menggema memenuhi seisi ruangan. Mata-mata itu seakan berkaca-kaca, menahan bulir beningnya.

“Jadi, acara ini bernama Breakfast for Syria sebagai bentuk kepedulian kami pada masyarakat Suriah.  IHH melanjutkan proyek-proyek kemanusiaan di belahan dunia, lebih 106 negara. Salah satunya, kami punya kegiatan kemanusiaan di Syri. Syria mempunyai hubungan erat  dengan Turki. Lebih 900 km perbatasan kami berhubungan. Syria mempunyai sejarah penting, sebagian dunia islam berkumpul di san,” kata Huseyin Onruck, Deputi Presiden IHH, kepada Alhikmah disela-sela acara Breakfast form Syria.

Huseyin menjelaskan bahwa pada tiga tahun terakhir, Pemerintahan Rezim Bashar Al Assad melakukan pemboman kota-kota. “Lebih dari 300.000 orang dibunuh, lebih dari 10.000 keluarga menjadi pengungsi di banyak tempat di Jordania, Lebanon, dan Turki. Satu juta rumah hilang,” ungkap Huseyin.

Kata Huseyin, apa yang terjadi di Syria  seperti gempa besar yang menghancurkan infrastruktur, ekonomi, arsitekutr dan juga masyrakat. “Kami, IHH akan berdiri penuh bersama  anak-anak, wanita, dan masyarakat Syria,” tegas Huseyn. Lihatlah ketika mereka membuktikan ucapannya, dengan hidup bersama pengungsi Suriah sepanjang hari. Lihatlah ketika Turki membuka perbatasan-perbatasannya untuk anak-anak kecil itu masuk. Lihatlah ketika ribuan masyrakat datang berbondong-bondong hari Ahad itu, saat libur ke ruangan besar itu, berdonasi untuk saudaranya di Syria yang kini sedang menggigil kedinginan.

“Alhamdulillah, Breakfast for Syria sangat didukung warga Turki. Kami tidak mengumpulkan bantuan dari pemerintah atau pengusaha kaya, tapi dari masyrakat. Lihat ketika lebih dari 2000 irang datang dan mendukung,” kata Huseyin. Lihatlah, ketika dalam ruangan besar itu, ada meja-meja berjejer, anak-anak kecil membuat surat untuk anak kecil di Suriah.

Ketika kerajinan-kerajinan para muslimah itu dijual untuk para wanita Syria. Ketika pria itu membelaikan penanya, membuat kaligrafi nama-nama pengunjung, yang hasil penjualannya diberikan kepada anak-anak kecil Syria. Charity Shop itu penuh dikerumuni masarakat yang berbondong ingin membantu Syria.

“Jadi, banyak sekali yang bisa kita lakukan. Kami tidak peduli, jika kita membantu satu lira atau satu juta, atau satu orang pun Kami, IHH siap menanggung saudara dari Indonesia, dan lain-lain yang ingin bekerja sama dan masuk ke Suriah. Kami siap menyambut siapapun yang ingin membantu Suriah,” pugkas Huseyin Oruck.

Setelah itu, beliau menegaskan bahwa jangan takut membantu rakyat Suriah, bahwa teroris sesungguhnya adalah Rezim Basar Al Assad. Dalam pertemuan singkat itu, terselip harapan pada rakyat Indonesia agar tak henti-hentinya membantu rakyat Suriah. Usai pertemuan itu, kami berkunjung ke Mesjid Sultan Ahmed (Blue Mosque) dan Aya Sofya. Kini, kumandang adzan menggema di sudut Istanbul, merindukan kembali masa-masa itu, ketika  Cahaya Islam masuk bumi Eropa.

Riki Lesus. Wartawan Alhikmah.co & Tabloid Alhikmah. Anggota Jurnalis Islam Bersatu dalam Road4Peace 3, Istanbul – Syria

The post Breakfast for Syria appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Mencalonkan diri menjadi Pemimpin, Mengapa Tidak?

Image may be NSFW.
Clik here to view.
(ilustrasi diambil dari pengusahamuslim.com)

(ilustrasi diambil dari pengusahamuslim.com)

Oleh: Fatchul Umam*

Tahun  2014 segera datang. Negara kita disibukkan dengan Pemilihan Umum (Pemilu). Kita, saat ini menunggu munculnya seseorang yang pantas untuk menjadi calon presiden (capres). Kemudian capres tersebut mencalonkan diri atau dicalonkan untuk ikut pemilihan presiden (pilpres). Saya pernah diskusi di masjid seusai shalat berjama’ah tentang aturan menurut Islam bila seseorang mencalonkan diri untuk jabatan tertentu. Bolehkah?

Dalam sebuah hadits sahih riwayat Muslim, Abu Dzar pernah memohon suatu jabatan kepada Rasulullah saw. Beliau menepuk pundak Abu Dzar seraya bersabda: Wahai Abu Dzar engkau orang yang lemah, sedang suatu jabatan adalah amanah. Amanah ini akan menjadi kehinaan dan penyesalan nanti di hari kiamat, kecuali orang yang memang berhak untuk memegangnya dan menunaikan tanggung jawab jabatan dengan benar.

Ternyata kelemahan ini memang diakui sendiri oleh Abu Dzar. Karenanya sampai akhir hayat beliau tidak pernah menjadi panglima perang, maupun gubernur. Beliau aktif sebagai juru dakwah yang memberi nasehat kepada para pejabat negara, cendekiawan, dan rakyat jelata.

Ada hadits Nabi saw. yang melarang seorang sahabat untuk meminta kedudukan. Haditsnya berbunyi:  Abdur Rahman bin Samurah mendapat nasehat dari Rasulullah saw: Wahai Abdur Rahman bin Samurah. Kamu jangan meminta posisi jabatan, bila engkau diberi kedudukan karena sudah meminta posisi tersebut, maka akan mendapatkannya sebagai beban. Bila engkau mendapat kedudukan tanpa memintanya maka engkau akan mendapatkan pertolongan dan kemudahan saat memangku jabatan tersebut. (Hadits sahih diriwayatkan oleh Muslim).

Bila kita perhatikan lebih lanjut hadits ini nampak bersifat personal yakni untuk Abdur Rahman bin Samurah. Dan lagi hadits tersebut dalam kitab-kitab hadits yang lain selalu melalui Abdur Rahman bin Samurah. Kalau bersifat umum pasti bunyi sabda Rasulullah saw juga bersifat umum.

Dalam al-Qur’an kita jelas-jelas diajari doa agar dijadikan sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (al-Furqan 74).

Dalam doa qunut yang terkenal, ada doa Wa tawallanii fiiman tawallaiit (Berikanlah kekuasaan kepadaku sebagaimana orang yang telah Engkau beri kekuasaan kepadanya).

Berdoa tentu tidak sekadar membaca doa tanpa usaha. Doa agar diberi kekuasaan juga harus disertai dengan upaya yang sungguh-sungguh untuk meraih keberhasilan menjadi pemimpin. Salah satu usaha dalam hal kepemimpinan adalah dengan menampilkan kemampunan kepemimpinannya kepada pihak lain. Berusaha  menyusun kekuatan serta strategi untuk amar ma’ruf nahi munkar.

Seperti halnya seseorang yang berdoa minta kesembuhan tentu harus berusaha untuk sembuh. Bila ia tidak mau berolah raga, tidak mau berobat serta tidak mau makan makanan yang sehat adalah bak menanti hujan di saat langit jernih membiru.

Dalam perang Khaibar melawan Yahudi, setelah pengepungan yang panjang, Rasulullah saw menyatakan, “Bendera komando akan saya berikan kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya”. Mendengar ini para sahabat berusaha untuk mendapatkan kedudukan tersebut. Umar Bin Khattab berkata, “Saya tidak pernah mengharapkan kedudukan kecuali saat perang Khaibar tersebut. Maka saya pun menampilkan diri dengan harapan agar saya terpilih.” Ternyata Rasulullah saw memilih Imam Ali. (Hadits sahih riwayat Muslim).

Saya pahami disini bahwa sayyidina Umar dan para sahabat yang lain sebenarnya telah mencalonkan dirinya kepada Rasulullah saw dengan gerak-gerik isyarat tubuhnya.

Menjadi pemimpin yang adil memang dambaan, karena ia akan mendapat naungan yang teduh di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Itulah balasan Allah swt yang istimewa terhadap seorang pemimpin sehingga posisi tersebut pantas diraih oleh orang yang benar-benar baik dan mumpuni untuk kapasitas sebagai pemimpin. Hadits lengkapnya adalah sebagai berikut:

Nabi Saw. bersabda: “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya. Pada hari tersebut tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Golongan itu ialah pemimpin yang adil, pemuda yang beribadah kepada Allah semasa hidupnya, seseorang yang hatinya senantiasa terpaut pada masjid, sangat mencintainya dan selalu melakukan sembahyang berjamaah, dua orang yang saling mengasihi karena Allah; keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang lelaki yang dirayu oleh perempuan cantik jelita yang mempunyai kedudukan tetapi dia berkata: Aku takut kepada Allah!, seorang yang memberi sedekah tetapi dia merahsiakannya dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sunyi sehingga mengalirkan air mata dari kedua matanya” (Bukhari Muslim).

Marilah kita songsong pemimpin yang jujur, dapat dipercaya, berani bergerak serta menggerakkan segenap bangsa dan cerdas bertindak.

*Penulis adalah Direktur Eksekutif Yayasan Pembina Masjid Salman ITB

The post Mencalonkan diri menjadi Pemimpin, Mengapa Tidak? appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Laporan Terbaru Road4peace: Dianggap Teroris Hingga Nyawa Terancam

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Beberapa anggota tim Road4peace Peduli Suriah dari kiri ke kanan: Abu Shamia (HASI), Septian Firmansyah (YPM Salman ITB), M. Rizki Utama (YPM Salman ITB dan Jurnalis JITU), Moh. Riza (Ketua Road4peace Indonesia), Ashraf Rusni (MASSA), Abu Luqman (HASI), Muhammad Firdaus (TransTV) dan Abu Silmi (HASI). (Foto: dok. Septian Firmansyah)

Beberapa anggota tim Road4peace Peduli Suriah dari kiri ke kanan: Abu Shamia (HASI), Septian Firmansyah (YPM Salman ITB), M. Rizki Utama (YPM Salman ITB dan Jurnalis JITU), Moh. Riza (Ketua Road4peace Indonesia), Ashraf Rusni (MASSA), Abu Luqman (HASI), Muhammad Firdaus (TransTV) dan Abu Silmi (HASI). (Foto: dok. Septian Firmansyah)

Sabtu (21/12) lalu, Septian Firmansyah, manajer Bidang Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat (BP2M) Salman ITB, berangkat bersama tim Road4peace Peduli Suriah dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang. Sebagai perwakilan Salman ITB, Septian ditemani oleh M. Rizki Utama, rekannya dari Unit BP2M. Ia bersama 6 orang Indonesia lain tergabung bersama perwakilan Organisasi Masyarakat atau Non-Governmental Organization (NGO) dari Malaysia, Pattani, Mesir dan Turki untuk menyampaikan bantuan pada korban konflik di Suriah.

“Kampanye ini sambil berkunjung juga ke NGO-NGO di Turki yang kita lewati selama perjalanan. Silaturrahim dulu, kerjasama itu langkah berikutnya. Karena yang ikut sekarang pun sudah melibatkan banyak NGO dari Indonesia dan Malaysia, Salman cuma bagian kecil. Dana bantuan yang dibawa tim pun banyak, sampai puluhan ribu dollar,” tuturnya dalam wawancara via media dalam jaringan, Rabu (25/12).

Bantuan yang dibawa antara lain bahan makanan, perlengkapan medis, serta perlengkapan musim dingin. Menurut Septian, musim dingin di kawasan pengungsian telah menelan korban jiwa. Diperkirakan, suhu di pengungsian telah berada di bawah titik nol.

Selain membawa bantuan logistik, misi dari perjalanan ini ialah untuk menghasilkan sebuah media yang dapat menyediakan informasi tentang kejadian-kejadian aktual dan faktual di daerah konflik tersebut. Seperti misi kemanusiaan lainnya, tim Road4peace pun mengalami banyak kendala.

“Kita kesulitan masuk ke Suriah, Cuma bisa sampai ke perbatasan. Yang pasti karena red zone, bahaya. Hampir tiap hari ada pemboman. Selain itu, karena yang masuk Suriah pun suka dianggap ngirim teroris,” kata Septian.

Menurut Septian, nantinya tim hanya dapat menyalurkan bantuan dari perbatasan tanpa bisa masuk ke Suriah. Lokasi tersebut tepatnya terletak di Hatay, daerah perbatasan Turki dan Suriah. Di Hatay sendiri tim Road4peace memiliki aliansi yang dapat membantu mereka dalam menyalurkan bantuan. Hingga kemarin, tim belum sampai ke lokasi, baru mengunjungi tempat-tempat di Turki seperti Istanbul, Bursa, Ankara, dan Kayseri.

Road4peace sendiri pertama kali dicetuskan oleh Tuan Mustapa Mansur, Ketua MASSA, sekaligus Koordinator Pusat Road4peace. Tim yang berangkat Sabtu lalu terdiri dari MASSA (Malaysia), Hilal Ahmar Society Indonesia Peduli Syam (HILAL-Indonesia), BP2M Salman ITB, Jurnalis Islam Bersatu (JITU), dan lain-lain. Tim berencana kembali ke tanah air masing-masing pada 31 Desember mendatang.[ed: Tr]

The post Laporan Terbaru Road4peace: Dianggap Teroris Hingga Nyawa Terancam appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Mengingat Tsunami untuk Antisipasi

Sembilan tahun yang lalu, gempa bawah laut berkekuatan 9,1 skala Richter mengguncang samudera Hindia di lepas pantai Sumatera Utara, Indonesia. Tak dapat dielakan, bumi pun bergetar hebat.

Lalu yang terjadi kemudian, gelombang raksasa muncul menghantam Aceh, Thailand, Sri Lanka, India, Maladewa, dan pesisir timur Afrika. Jutaan liter air laut tumpah ke daratan. Ribuan nyawa melayang dan dinyatakan hilang. Tsunami tersebut menjadi bencana terdahsyat di abad ke-21.

Setiap tahun, bencana ini selalu diperingati di berbagai tempat, terutama di Aceh. Seperti yang dilansir Tempo.co, peringatan sembilan tahun tsunami Aceh dipusatkan di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Kamis, 26 Desember 2013 kemarin. Sekitar lima ribu orang mengahadiri peringatan ini. Lantas bagaimana Islam memandang peringatan bencana ini?

Direktur Eksekutif Yayasan Pembina Masjid Salman ITB, Fatchul Umam saat ditemui Salman Media menyatakan, dalam Islam tidak ada perintah untuk memperingati suatu bencana. Hanya untuk kasus seperti Tsunami Aceh dan bencana-bencana serupa perlu diadakan peringatan.

“Tujuannya untuk mempelajari bagaimana cara menyikapi bencana tersebut jika terjadi kembali,” tutur Umam (26/12).

Ia melanjutkan, misalnya mempelajari apa yang harus dilakukan jika terjadi gempa, apakah kita harus lari? Atau bersembunyi di bawah meja? Atau melakukan tindakan lainnya. Peringatan bencana seperti ini akan menjadi pelajaran untuk kita di waktu yang akan datang serta memperkuat keimanan kepada Allah SWT.

“Hanya yang tidak boleh itu memperingati kematiannya, karena itu akan mengulang-ngulang kesedihan”, tegas Umam.

Umam menerangkan, peringatan ini penting untuk mengingatkan masyarakat umum bahwa bencana seperti ini bisa terjadi kapan saja. Kemudian masyarakat bisa mengetahui apa yang harus dilakukan ketika bencana seperti itu terjadi.

“Jika peringatan tsunami tidak diulang-ulang, maka masyarakat akan lupa. Misalnya, ketika air tertarik ke tengah laut, maka pantai menjauh. Lalu orang-orang bisa lupa ini pertanda apa, mungkin ada yang malah mencari ikan. Nah ini yang berbahaya,” pungkas Umam.[ed:Tr]

 

 

The post Mengingat Tsunami untuk Antisipasi appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Bagaimana Mencari Pemimpin? (1)

Image may be NSFW.
Clik here to view.
youth-leadership

Foto ilustrasi: youthmuse.com

Oleh: Fatchul Umam*

Setiap kali membicarakan masalah politik dan kekuasaan, para cerdik cendikia selalu merujuk kepada dua buku fenomenal. Kedua buku tersebut kebetulan mempunyai judul yang hampir sama. Yaitu ‘Al-Ahkaam As-Sulthaniyyah’ oleh Abu Ya’la dan ‘Al-Ahkaam As-Sulthaniyyah wal Ahkaam ad-Diinyyah’ oleh Al-Mawardi.

Kedua buku tersebut benar-benar istimewa karena ditulis di pusat pemerintahan Khilafah Abbasiyah, Baghdad, pada masa Khalifah Al-Qa’im bi Amrillah. Kedua penulisnya pun sezaman.

Al-Mawardi (Abul Hasan Ali bin Habib al-Basry al-Baghdady al-Mawardi) tokoh madzhab Syafi’i, yang menulis buku al-Iqna’ dalam bidang Fiqh, lahir 16 tahun sebelum Abu Ya’la (Muhammad bin Husain bin Muhammad bin Khalaf bin Ahmad bin al-Fara’ Abu Ya’la) yang merupakan tokoh madzhab Hambali.

Namun demikian, sejauh ini tidak diketahui siapa yang menulis buku politik lebih dahulu. Sehingga di antara keduanya juga tidak diketahui siapa mengikuti siapa. Dugaan kuat adalah bahwa antara keduanya tentu banyak diskusi dan bertukar pandangan, karena tinggal di kota yang sama, Baghdad.

Kajian kedua buku tersebut sama-sama diawali dengan topik pemilihan Kepala Negara. Pemilihan dan pengangkatan Kepala Negara hukumnya wajib. Mawardi memandang kepemimpinan diperlukan sebagai kekuatan untuk menjaga keberlangsungan pelaksanaan agama Islam oleh setiap penduduknya. Ini berkaitan dalam penataan kenegaraan.

Begitu pentingnya keberadaan kepala negara sepeninggal Rasulullah Saw, maka para sahabat segera mengadakan musyawarah besar untuk proses ini. Kita telah mengakui dan paham bahwa sebaik-baik generasi adalah pada masa Rasulullah Saw, kemudian sesudahnya, kemudian sesudahnya. Dan para sahabat yang merupakan orang-orang saleh tersebut dengan serius bermusyawarah adu pendapat untuk memiliki pengganti Rasulullah Saw sebagai kepala negara. Dan terpilihlah Abu Bakar as-Siddiq sebagai khalifah pertama.

 

Cara Pemilihan

Abu Ya’la melihat ada dua cara. Pertama, melalui ahli ijtihad yang akan memilih kepala negara. Syarat ahli ijtihad harus adil, paham memilih seseorang yang akan diangkat, punya daya pikir yang tinggi, serta mampu mengatur keterpilihan calon kepala negara tersebut. Kedua, seseorang yang memenuhi syarat untuk menjadi kepala negara kemudian dibaiat oleh orang lain.

Mawardi juga melihat adanya dua cara untuk memilih kepala negara. Namun ia berbeda dengan Abu Ya’la, untuk yang pertama menggunakan istilah Ahlul Aqd wal Hill, namun prinsipnya sama persis dengan pendapat Mawardi. Yang kedua atas penunjukan oleh pemimpin sebelumnya.

Ternyata keduanya tidak mengusulkan pemilihan yang dilakukan secara langsung dengan setiap penduduk satu suara, seperti halnya pemilihan presiden yang lazim saat ini. Mengapa? Mungkin sebabnya adalah karena Ahlul Hilli wal Aqdi (menurut Mawardi) atau Ahlul Ijtihad (menurut Abu Ya’la) adalah orang-orang yang punya kemampuan untuk memilih calon yang memenuhi syarat.

One man one vote, ternyata hanya adil di tataran ide, tetapi dalam prakteknya memandang sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu.

Alquran pun telah membedakan antara orang pintar dan orang yang bodoh. Pernyataan Alquran diungkapkan dalam bentuk pertanyaan. ‘Hal yastawil ladziina ya’lamuun wal ladziina laa ya’lamuun? Apakah sama orang yang mengetahui dengan yang tidak mengetahui?’ Jawabannya tentu: Tidak.

Syarat kepala negara, menurut Abu Ya’la, terangkum dalam 4 hal. Yaitu harus dari keturunan Quraisy, mempunyai sifat yang bisa menjadi hakim (merdeka, berakal sehat, adil, dan berilmu), berani menjadi panglima perang serta berani menegakkan keadilan berikut menerapkan hukumannya, dan Sangat menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kenegaraan dan ilmu agama.

Sedang Mawardi menysaratkan yang menjadi kepala negara harus memenuhi 7 hal sbb:

  1. Adil, maksudnya berkelakuan baik dan istiqamah, selalu menjauhi maksiyat dan kedhaliman. Seperti perkataan Nabi Ibrahim ‘Janjiku tdk berlaku untuk orang yang dhalim. Al-Baqarah 124.
  2. Berilmu sehingga mampu melakukan ijtihad
  3. Panca indera normal
  4. Anggota badannya normal sehingga bisa bergerak dengan cekatan.
  5. Pintar shg bisa mengatur rakyatnya dan segala urusan negara.
  6. Berani. Punya keberanian untuk menjaga negara terhadap musuh.
  7. Nasab harus dari Quraisy. berdasarkan pada ‘al-A’immatu min Quraisy.

Pendapat tentang nasab ini ditentang oleh Mu’tazilah dan Khawarij yang menyatakan siapa saja boleh menjadi Imam. Hal ini berdasarkan kepada hadis-hadits di bawah ini:

“Dari Yahya bin Husain dari ibunya berkata: Saya mendengar Rasulullah Saw berkhutbah dalam Haji Wada’: Hai sekalian manusia bertaqwalah kepada Allah. Dengarkanlah dan taatilah walaupun kamu dipimpin oleh orang Habsyi yang berambut keriting selama dia menegakkan Kitabullah Azza wa Jalla.” (Musnad Ahmad, hadits sahih)

“Dari Anas bin Malik. Rasulullah Saw bersabda: Dengarkanlah dan taatilah walaupun kamu dipimpin oleh orang Habsyi yang di rambutnya seperti ada kismisnya.” (Sahih Bukhary).

Dalam hadits-hadits di atas Rasulullah tidak menyebut suku Quraisy, bahkan siapapun yang menjadi pemimpin harus ditaati, selama tetap menegakkan syari’ah.***

 

(Bersambung..)

 

 

*Penulis adalah Direktur Eksekutif YPM Salman ITB

 

The post Bagaimana Mencari Pemimpin? (1) appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Pengumuman Hasil Try Out 3 Beasiswa Perintis IV (250 besar)

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Foto: Dokumentasi Salman ITB

Foto: Dokumentasi Salman ITB

Selamat kepada seluruh peserta seleksi beasiswa perintis yang telah dinyatakan Lolos pada tahapan try out (TO) 3 seleksi Pusat.

Seluruh peserta yang lolos selanjutnya wajib mengikuti MotivationTraining, Informasi SNMPTN 2014, Informasi Bidik Misi Pembagian Buku Belajar, Pembagian Kelompok Belajar.

Hari/Tanggal   : Ahad, 12 Januri 2014
Jam               : 08.00 – 12.00
Pakaian         : Rapi dan Sopan (Bukan Seragam)
Lokasi           : Gedung Serbaguna (GSG) Masjid Salman ITB. Jl. Ganesha No.7 Bandung

Bagi yang Lulus Bersyarat untuk terus belajar, karena setelah motivation training selesai akan diadakan tes ulang.

PESERTA 250 BESAR PERINTIS 4 T.A 2013/2014
LULUS TO1, TO2 DAN TO3
NO NAMA ASAL SEKOLAH KETERANGAN
1 HAFEZ HABIBURROHMAN SMAN 11 BANDUNG LULUS
2 IRFAN KURNIAWAN SMAN 1 SINGAPARNA LULUS
3 NADIA PUJI UTAMI SMAN 6 BANDUNG LULUS
4 ALIP HIJRIAH SMAN 1 BALEENDAH LULUS
5 RAMDANI SMAN 1 BANJARAN LULUS
6 RIFAD ANJAR JUMARA SMAN 1 CICALENGKA LULUS
7 TAQIYYAH SYARAH PRADINI SMKN 13 BANDUNG LULUS
8 LENI APRIANI SMAN 1 BANJARAN LULUS
9 AYU LESTARI AGUSTINA SMAN 1 BALEENDAH LULUS
10 ABDULLAH ROBBANI SMA NURUL FIKRI LEMBANG LULUS
11 ASEP HADIAN HADINATA SMAN 1 MAJALAYA LULUS
12 CINTYA NURSYIFA .J.S. SMAN 2 CIMAHI LULUS
13 TIFFANY SABILLA .R SMAN 1 BALEENDAH LULUS
14 M. HARDIAN TAUFIQURRAHMAN SMAN 15 BANDUNG LULUS
15 SUCI ALVIANI SMAN 4 BANDUNG LULUS
16 WIWIN JULIANTI HABIYANABILAH SMAN 1 CISARUA LULUS
17 NANDA SEFTYANA SMAN 1 BANJARAN LULUS
18 FAHMI RIZAL FAUZI SMAN 1 CISARUA LULUS
19 AGUS CAHYANA SMAN 1 PADALARANG LULUS
20 MUTHIA DZAKY RAZANI SMAN 4 BANDUNG LULUS
21 DEDE TARMIDI SMAN 1 CISARUA LULUS
22 ANGGI ANGGRAENI SMAN 23 BANDUNG LULUS
23 HANA HANIFAH MA MT ASIH PUTERA LULUS
24 AKMAL LUTHFAN FAHMI SMAN 4 BANDUNG LULUS
25 BAGISTA ANNISYA SMAN 1 BANJARAN LULUS
26 MELI NURHASANAH MA IBADUL GHAFUR CIAMIS LULUS
27 AROMA EKA FIRNANDY SMAN 1 CISARUA LULUS
28 BAYU RAMADHAN SMAN 1 CISARUA LULUS
29 MOHAMMAD AGUNG SMAIT MIFTAHUL KHOIR LULUS
30 SHENY INDRI SEFTIYANI SMAN 1 BALEENDAH LULUS
31 GINA AULIA MAN RAJAGALUH LULUS
32 WIDYATAMI NURUL MAULIDINA SMAN 1 BATUJAJAR LULUS
33 POPI SOPIYAWATI MA AL-BIDAYAH LULUS
34 GINA MAYANG SARI MA PERSIS BANDUNG LULUS
35 YESSY NATALINA R.S SMAN 1 BALEENDAH LULUS
36 ALMA MERDIANNISA SMAN 1 CICALENGKA LULUS
37 DEDE HERDIANTO SMAN 1 BANJARSARI CIAMIS LULUS
38 POPY LISTIANI MAN 1 GARUT LULUS
39 SHEILA RUTH SARTIKA SMAN 1 BANJARAN LULUS
40 JEINAB KURNIASARI SMA YAS LULUS
41 PUJI FITRIA NOVIYANI SMKN 13 BANDUNG LULUS
42 YOGA FIRMANSYAH SMAN 1 MAJALAYA LULUS
43 RYANDA WIRA SETIANA SMAN 15 BANDUNG LULUS
44 DWINA RETNO ANGGRAENI SMAN 4 BANDUNG LULUS
45 ASEP MAHDA HUSNI SMAN 1 CILILIN LULUS
46 KIKI SOMANTRI SMAN 1 BANJARAN LULUS
47 DELONIX REGIA SMAN 2 CIMAHI LULUS
48 WILDAN TRIYADI SMAN 1 CISARUA LULUS
49 NURUL FAJRIATI FITRI SMAN 3 CIMAHI LULUS
50 FIRDAUS RAMADHAN SMAN 22 BANDUNG LULUS
51 HILMAN FATHUDDIN SMAN 23 BANDUNG LULUS
52 SITI NURSIFA MAN CILILIN LULUS
53 SINTA NURHIA DEWI SMAN 19 GARUT LULUS
54 TRESNA YULIANTI SMAN 3 CIMAHI LULUS
55 DINDA RAHMAWATI SMAN 1 CISARUA LULUS
56 RIKA NURIWATI SMAN 1 BALEENDAH LULUS
57 MOCHAMAD MARCHYEGA NURFITRI H SMAN 1 CISARUA LULUS
58 SUCI RAHMAWATI LESTARI SMAN 1 CILILIN LULUS
59 YULINDA AYUNANI PUTRI SMAN 1 CICALENGKA LULUS
60 SETIA PRATAMA SMKN 13 BANDUNG LULUS
61 DEVI LISMAWATI SMAN 1 BALEENDAH LULUS
62 ARI AHMAD FIRDAUS MAN CILILIN LULUS
63 NURIZKA DEWIANI MA PERSIS 110 MAN BAUL HUDA LULUS
64 PUTRI CHANIA SARI SMAN 1 MARGAASIH LULUS
65 SEPTIAN PRASETYO SMAN 1 CISARUA LULUS
66 HILMI MUHAMAD ARIFIN MAN 1 BANDUNG LULUS
67 IZZAR ARRISYAD FAATIH SMAN 1 CISARUA LULUS
68 HAYATULLAH SYAFITRI SMAN 21 BANDUNG LULUS
69 SOLIHIN SUWARSA SMAN 1 BALEENDAH LULUS
70 SYLMI KHAFAH SMAN 1 BANJARAN LULUS
71 ULQI HIBAR NADIYAH SMAN 1 BALEENDAH LULUS
72 MUGI RESTUNAESHA SMAN 1 CISARUA LULUS
73 M. HANDZOLAH ALJUNDI MA AL-AZHAR MAJALAYA LULUS
74 KHOIRIN NAJIYYAH SABLY SMAN 11 BANDUNG LULUS
75 ILHAM AZHARI FIRDAUS SMAN 1 BANJARAN LULUS
76 ALVANY NUR MIFTAHILLAH MA AL-BIDAYAH LULUS
77 M. SALMAN IBNU SAFARI MAN CIMAHI LULUS
78 MUHAMMAD GUSVIANDY V SMAN 1 MARGAHAYU LULUS
79 VIRNA HERVIN DANIRA SMAN 1 BALEENDAH LULUS
80 HANA TRIFANI AMBARWATI MAN CILILIN LULUS
81 ADHITIYA  NUGRAHA SMAN 1 MAJALAYA LULUS
82 LIA MELIAWATI MAN KIARA KUDA CIAWI TASIK LULUS
83 AYI ABDUL MUHYI MAN 1 GARUT LULUS
84 RUSLAN FARIANSYAH SMAN 1 CISARUA LULUS
85 HASNI HERYANI DIREJA SMKN 7 BANDUNG LULUS
86 SENNY HAPIFFAH SMAN 6 BANDUNG LULUS
87 RAKA TAUFIKA RAMDANI.S MA MT ASIH PUTERA LULUS
88 IRMAWATI ROSAENI SMAN 1 BANDUNG LULUS
89 SANTI ARIYANTI MAN 2 BANDUNG LULUS
90 NENG SAIDAH WAHDAH MA AL-BIDAYAH LULUS
91 ASTRI RESTARI SMAN 4 BANDUNG LULUS
92 ELISHA PRASTIWI SMAN 16 BANDUNG LULUS
93 RIANTI APRILIA DEWI MA MT ASIH PUTERA LULUS
94 FADHILA SORAYA SMKN 7 BANDUNG LULUS
95 DIAN MARDIANI PUTRI SMA MUHAMMADIYAH 1 LULUS
96 SITI JANNAH NURAISYAH SMAN 2 GARUT LULUS
97 HENDRA YUDISTIRA SMAN 1 CISARUA LULUS
98 RICKO EDWARDO SMAN 1 CILEUNYI LULUS
99 MOCHAMAD RIDHO FERGIAWAN SMA BINA MUDA CICALENGKA LULUS
100 MEIKE KANIA DEWI SMAN 2 GARUT LULUS
101 FITRI PUSPITA SARI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG LULUS
102 KHAIRUL ARIFIN MAN 1 BANDUNG LULUS
103 NURFITRIA SMAN 9 BANDUNG LULUS
104 RAUDATU FIQRO SAFARNA SMK IGASAR PINDAD LULUS
105 CINDY DELAVEGA SMAN 1 BANJARAN LULUS
106 DERI SUHAEJI SMA BINA MUDA CICALENGKA LULUS
107 DINI YULIANTI MAN 1 BANDUNG LULUS
108 AHMAD FAUZI SMKN 1 CIREBON LULUS
109 RENA NAFRIA  NANDASARI SMAN 1 BALEENDAH LULUS
110 DEWI INDAH RESTIYANI SMAN 2 CIMAHI LULUS
111 SISKA ROSDIANA SMA NEGERI 1 JATIWANGI LULUS
112 YOSAN ERMAWANSYAH SMAN 1 CISARUA LULUS
113 KAMILA FARHANIAH SMAN 5  BANDUNG LULUS
114 NURFARIDAH UTAMI  DEWI MAN CILILIN LULUS
115 MELLY ISMAWATI RUSLI SMAN 1 BALEENDAH LULUS
116 SITI HODIJAH SMAN 1 BALEENDAH LULUS
117 RIZKY MARDIYAN RIZWAN SMAN 2 CIMAHI LULUS
118 SYIFANI GHINA NISRINA SMA NEGERI 1 JATIWANGI LULUS
119 DEVI RACHMAWATI SMAN 1 SOREANG LULUS
120 YUDHISFIA ARFIAN MAN 2 BANDUNG LULUS
121 RIDWAN SETIAWAN SMAN 1 CISARUA LULUS
122 DEBBY YOLANDA SULISTA SMAN 15 BANDUNG LULUS
123 DINNY DANIYATI PUTRI SMAN 11 BANDUNG LULUS
124 SATRIO BUDI PRABOWO SMAN 11 BANDUNG LULUS
125 TOMI NUGRAHA SMA NEGERI 1 JATIWANGI LULUS
126 AZKIA IBADINA SMA GONTOR LULUS
127 SITI AISYAH AZ-ZAHRA MA MT ASIH PUTERA LULUS
128 BILQIS CINTA NOVRIELA SMAN 1 BALEENDAH LULUS
129 MOCH. DIAN LAZUARDI YUDHA SMAN 1 BANJARAN LULUS
130 NENG VEGY GIANI RAHAYU SMAN 1 BALEENDAH LULUS
131 PUTRI SARAH AISYAH SMAN 1 MARGAHAYU LULUS
132 NURAISYAH SMAN 1 CISARUA LULUS
133 SARASWATI SMAN 1 MAJALAYA LULUS
134 REREN NURSANTIKA SMAN 2 GARUT LULUS
135 DODI TISNA AMIJAYA SMAN 1 CILILIN LULUS
136 ZULFIKAR ALI MUTHAHARI SMA BINA MUDA CICALENGKA LULUS
137 ILMA SOLIHA SMAN 1 CICALENGKA LULUS
138 TRI TOMI YULIO SMAN 1 MARGAHAYU LULUS
139 DEFI YULIANIS SMAN 1 MARGAASIH LULUS
140 LUFI APRIANI SMAN 1 CISARUA LULUS
141 MILDA ASYIFA NAFSA SMAN 16 BANDUNG LULUS
142 ALIFAH KURNIA MAJID SMAN 1 BALEENDAH LULUS
143 INDRA NUGRAHA RAMDANI SMAN 1 RANCAEKEK LULUS
144 EVIANA RIZKI FATMAYA SMAN 1 CISARUA LULUS
145 NAJMA NURUL HANIFAH MAN 2 BANDUNG LULUS
146 DESI EKA MARTUTI SMAN 1 BATUJAJAR LULUS
147 WIDYA INDRIYANI SMAN 2 GARUT LULUS
148 ENENG RICA HANDAYANI SMAN 1 CIWIDEY LULUS
149 IWAN SUNARDI SMAN 1 CISARUA LULUS
150 EVA NURJANAH SMAN 1 CILILIN LULUS
151 NENG JUARIAH YAHYA SMAN 16 BANDUNG LULUS
152 ISHTHIFA ROBBI RODHIYA SMAN 4 BANDUNG LULUS
153 LARAS THUMANINAH DEWI SMA PUQ AL-MARWAH LULUS
154 SITI NUROHMAH MAN RAJAGALUH LULUS
155 FATHUL MU’IN MAN CILILIN LULUS
156 ARI ABDULAH SAFARI SMAN 1 CICALENGKA LULUS
157 FIRDHA AMALIA SURYANA SMAN 3 CIMAHI LULUS
158 NURODIN SMAN 2 GARUT LULUS
159 NURWAHYUNI LATIFAH SMAN 1 MARGAASIH LULUS
160 DWI HASTARI SMAN 1 BANJARAN LULUS
161 TRIAS DEWI ARIMBI SMAN 1 BALEENDAH LULUS
162 DANI MULYADI MA MT ASIH PUTERA LULUS
163 DIANA MAYA SOFA SMAN 1 MARGAASIH LULUS
164 NURUL F. R SMAN 1 BANJARAN LULUS
165 ASRI SEPTIAHANI SMKN 7 BANDUNG LULUS
166 SIELVIA NUR ALIAYAH TAMMIMI SMAN 3 CIMAHI LULUS
167 NELAH ROSMAWATI SMAN 1 BANJARAN LULUS
168 RATIH WARTONO SMAN 3 CIMAHI LULUS
169 HERTIKA PERMATA SARI SMAN 23 BANDUNG LULUS
170 YENI HANDAYANI SMAN 1 CICALENGKA LULUS
171 YONA VISTA VIANA SMKF BUMI SILIWANGI BANDUNG LULUS
172 M.A RACHMAN SMA PASUNDAN 8 BANDUNG LULUS
173 IRA TRI SEPTIANI SMAN 21 BANDUNG LULUS
174 INNA NUR DHIKA M.H SMAN 11 BANDUNG LULUS
175 NURUL KARIMAH SMAN 3 CIMAHI LULUS
176 WULAN DEWI AGUSTIEN SMA PUQ AL-MARWAH LULUS
177 KHOIROTUN NISA SMAN 1 CICALENGKA LULUS
178 MOCHAMAD EKO PRIAMBUDI MAN 2 BANDUNG LULUS
179 FAHMI RIZKY TAUFIK HIDAYAT SMAN 2 GARUT LULUS
180 ANGGIS UTOMO PUTRI SMAN 4 CIMAHI LULUS
181 SANTI SHINTIA SMAN 1 PADALARANG LULUS
182 ELGA REGIANA SMAN 1 MAJALAYA LULUS
183 HARMONI SOFA SMA PUQ AL-MARWAH LULUS
184 GILANG PANUTAN SMAN 1 CIWIDEY LULUS
185 BUNGA YULIANITA SMA NEGERI 1 SUKAHAJI LULUS
186 RINKA RIANTI SMAN 3 CIMAHI LULUS
187 SITI HODIJAH SMAN 1 PADALARANG LULUS
188 FITRIYANI NURUL HAKIM SMAN 1 CICALENGKA LULUS
189 RULI AISYAH SMAN 2 GARUT LULUS
190 EKA PRAYUDHA SMAN 1 CISARUA LULUS
191 SUSI SETIAWATI SMAN 1 BATUJAJAR LULUS
192 HANA LESTARI SMAN 21 BANDUNG LULUS
193 ROBBY EKA PURNAMA SMAN 1 BALEENDAH LULUS
194 ADISTI ARTI HERDIATI SMA PASUNDAN 7 BANDUNG LULUS
195 EGA ERLANGGA SMAN 1 MAJALAYA LULUS
196 LILIS SUSANTI SUTRIANI SMAN 1 CICALENGKA LULUS
197 NITA YUANITA MAN 2 BANDUNG LULUS
198 ERNA DEA FEBRIANI SMAN 1 CIWIDEY LULUS
199 RIA ANDANI SMA BINA MUDA CICALENGKA LULUS BERSYARAT
200 IIS LISTARI SMA PUQ AL-MARWAH LULUS BERSYARAT
201 DHEA LISTHEANA SUPRIYADI MAN 1 BANDUNG LULUS BERSYARAT
202 RETNO WIDIANA MAN 2 BANDUNG LULUS BERSYARAT
203 SITI ALAMAH ALFAHIROH MAN CILILIN LULUS BERSYARAT
204 LUTFY ARYANTO SMAN 4 CIMAHI LULUS BERSYARAT
205 WENNI TRIANNA NINGSIH SMAN 1 SOREANG LULUS BERSYARAT
206 JAKARIA IMAM SHIDIQ SMAN 4 BANDUNG LULUS BERSYARAT
207 GITHA DALILA URFIYA SMAN 1 SOREANG LULUS BERSYARAT
208 ANIS ZUYYIATI FADILAH SMAN 2 CIMAHI LULUS BERSYARAT
209 HERLINA SMAN 1 BANJARAN LULUS BERSYARAT
210 SETYO NUR RACHMAN SMAN 1 BALEENDAH LULUS BERSYARAT
211 SITI NURHALIMAH SMAN 1 SINDANGKERTA LULUS BERSYARAT
212 DYAH AYU FEBI RISMIATI SMAN 1 BATUJAJAR LULUS BERSYARAT
213 SILVIA ARDIYANTI SMAN 1 BANJARAN LULUS BERSYARAT
214 TITA PUSPITA AGUSTINA SMAN 1 CICALENGKA LULUS BERSYARAT
215 RAHMAT RAMDANI SMAN 3 CIMAHI LULUS BERSYARAT
216 RIRI RAHAYU AD SMAN 1 GUNUNGHALU LULUS BERSYARAT
217 M RIZKY SOLEHUDIN SMAN 1 CIWIDEY LULUS BERSYARAT
218 RAIS SYAHRUL AKBAR SMAN 1 MAJALAYA LULUS BERSYARAT
219 NURDIANSYAH SMA PASUNDAN 7 BANDUNG LULUS BERSYARAT
220 SHOPIA LESTARI SMAN 1 BANJARAN LULUS BERSYARAT
221 SITI LATIFAH MUDZALIFAH MA MT ASIH PUTERA LULUS BERSYARAT
222 GILANG SUPRIATNA SMAN 1 CIWIDEY LULUS BERSYARAT
223 SARI MARYATI NAPITUPULU SMAN 2 GARUT LULUS BERSYARAT
224 RINA YULIANTI SMA MUSLIMIN CILILIN LULUS BERSYARAT
225 SITI NURENDAH SMAN 1 CILILIN LULUS BERSYARAT
226 INDA MUINAFI FAUZIYYAH NAUBA SMAN 1 BATUJAJAR LULUS BERSYARAT
227 SITI NURSAADAH SMAN 1 SINDANGKERTA LULUS BERSYARAT
228 CITRA ANGGRAENI SMA AL HUDA ARJASARI LULUS BERSYARAT
229 PUTRI ROBIATUL ADAWIYAH SMAN 1 MARGAASIH LULUS BERSYARAT
230 YENI NURJANAH MAN CILILIN LULUS BERSYARAT
231 ANNISYAH WIDIASWATI SMAN 1 CICALENGKA LULUS BERSYARAT
232 RENI NURHIDAYAH SMAN 1 MARGAASIH LULUS BERSYARAT
233 ALFIAN ILHAM SAPUTRA MAN CILILIN LULUS BERSYARAT
234 AFINA FAUZIAH MA PERSIS 1-2 BANDUNG LULUS BERSYARAT
235 ANNISA NUR RAHMAH SMAN 19 BANDUNG LULUS BERSYARAT
236 DALAL NURKAROMAH SMA AL HUDA ARJASARI LULUS BERSYARAT
237 NURANI SMAN 1 CIWIDEY LULUS BERSYARAT
238 ELA LAELASARI MAN RAJAGALUH LULUS BERSYARAT
239 AGNES NABILLA MAULUDINA MAN KIARA KUDA CIAWI TASIK LULUS BERSYARAT
240 KIKI ANDHIKA P.S SMA BINA MUDA CICALENGKA LULUS BERSYARAT
241 ARI HERMAWAN SMAN 23 BANDUNG LULUS BERSYARAT
242 SANIA SALSABILA MA PERSIS 110 MAN BAUL HUDA LULUS BERSYARAT
245 INTAN PERMANIK SMAN 1 MAJALAYA LULUS BERSYARAT
248 SINTA PURNAMA SARI SMAN 1 BALEENDAH LULUS BERSYARAT
249 CELISKA RENIGIYANTI SMAN 4 BANDUNG LULUS BERSYARAT
251 NUR ANISA SMAN 1 MARGAHAYU LULUS BERSYARAT
252 GHAZI MUHAMAD MAHDI SMKN 13 BANDUNG LULUS BERSYARAT
253 VINI ANRIYANI SMAN 1 CIWIDEY LULUS BERSYARAT
254 ANNIDA SYAHIDA FATHURRAHMAH MA PERSIS PAJAGALAN LULUS BERSYARAT
255 TSAMROTUL FUADAH SMA AL-FALAH BANDUNG LULUS BERSYARAT
256 SANTI SAFITRI MAN KIARA KUDA CIAWI TASIK LULUS BERSYARAT
257 APRI RISMANTO SMA NEGERI 1 JATIWANGI LULUS BERSYARAT
258 KRISTIANA SMA NEGERI 1 SUKAHAJI LULUS BERSYARAT
259 HANY ANIAR SMA BINA MUDA CICALENGKA LULUS BERSYARAT
260 SANTI OKTAPIANI SMAN 1 BANJARAN LULUS BERSYARAT
261 REZA HAFSYAH SMAN 1 MARGAASIH LULUS BERSYARAT
262 KHOERUNNISA SMAN 1 BATUJAJAR LULUS BERSYARAT
263 TIFANI OKTARINA BALQIS SMAN 1 BATUJAJAR LULUS BERSYARAT
264 ANIS FITRIA SMAN 19 GARUT LULUS BERSYARAT
265 DWI LESTARI SMAN 1 SOREANG LULUS BERSYARAT
266 R. ERGY RANGGA SURYA SMAN 11 BANDUNG LULUS BERSYARAT
267 DELIA EKA PUSPITA SMAN 1 MARGAASIH LULUS BERSYARAT
268 KIRANA DWI YUNIAR SMA AL HUDA ARJASARI LULUS BERSYARAT
269 WATI CAHYATI MAN RAJAGALUH LULUS BERSYARAT
270 JAELANI SHIDIQ KELANA MAN 2 BANDUNG LULUS BERSYARAT
271 MUHAMMAD SAEPULLOH MAN 1 GARUT LULUS BERSYARAT
272 HERAWATI FAUZIAH SMAN 2 GARUT LULUS BERSYARAT
273 DETI KURNIATI MAN 2 BANDUNG LULUS BERSYARAT
274 FAJAR ADI NUGRAHA SMAN 1 BOJONG SOANG LULUS BERSYARAT
275 MUHAMMAD AHANIF ASYIDIKI SMKN 2 BANDUNG LULUS BERSYARAT
276 RENI TRINITA SARI SMAN 15 BANDUNG LULUS BERSYARAT
277 RAFINI MARESTA SMA AL HUDA ARJASARI LULUS BERSYARAT
278 RIZKI AMALIA MAN 2 BANDUNG LULUS BERSYARAT
279 ELFA M. IHSAN AL AUFA MA MANBA’UL HUDA LULUS BERSYARAT
280 OPIK ZAELANI SMAN 1 CIKANCUNG LULUS BERSYARAT
281 TAHYU UZLIFAT IZZATI SMAN 1 BALEENDAH LULUS BERSYARAT
282 RESTI HIDAYATI SMAN 1 BOJONG SOANG LULUS BERSYARAT

 

The post Pengumuman Hasil Try Out 3 Beasiswa Perintis IV (250 besar) appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Alumni Karisma, Kang Aden “edCoustic” Tutup Usia

Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’uun. Telah berpulang ke rahmatullah salah seorang pekerja seni Kader Salman ITB. Aden “edCoustic” malam ini (30/12) di Bandung karena sakit yang dideritanya. Aden merupakan alumni Keluarga Remaja Islam Salman (Karisma) ITB.

“Ya Allah. Kang @adenlife @edcoustic orang yg baik. Tempatkan beliau di sisi terbaikMu…” Begitu twit yang tertera dalam akun twitter resmi @edCoustic, pukul 21:28, Senin (30/12).

edCoustic merupakan band duo asal Bandung yang mengusung konsep musik pop inspiratif. edCoustic lahir sejak 25 Mei 2002, dengan dua personilnya yakni Aden (Vokalis) dan Eggie Gusthaman (Gitaris).

Eggie , sang rekan band-nya pun menyuarakan opininya ihwal wafatnya Aden di akun twitter-nya (@eggiegusthaman). Disebutkan, Eggie menjadi saksi bagaimana Aden berjuang tak menyerah melawan penyakitnya. Eggie mengatakan, ia bangga pada Aden sebagai pejuang keluarga @edcoustic.

“Aku juga saksi hidup bahwa karyamu itu tak kan pernah mati menginspirasi banyak orang,” ungkap Eggie via @eggiegusthaman, Senin, (30/12), pukul 22:04.

Menurut Irfan Khosirun, salah seorang rekan almarhum, jasad Aden akan dikebumikan pada Selasa (31/12), di Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Jenazah akan dibawa dari rumah duka di Antapani, Bandung, pukul 7 pagi.

Mari kita doakan agar karya-karya almarhum menjadi amal jariah yang tidak putus-putusnya. Semoga segenap keluarga Beliau diberi ketabahan. Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.***

 

The post Alumni Karisma, Kang Aden “edCoustic” Tutup Usia appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Melly Goeslaw Pun Mengenang Aden “edCoustic”

https://twitter.com/melly_goeslaw/status/417700301961834496

Terkait wafatnya vokalis grup Nasyid edCoustic Aden pada Senin (30/12), beberapa tokoh publik menyampaikan belasungkawa via akun twitter-nya.

Sebut saja Melly Goeslaw. Nama edCoustic kian menggaung saat Aden berkolaborasi dengan Melly Goeslaw. Bersama-sama, mereka menciptakan soundtrack ”Ketika Cinta Bertasbih”.

Kepada khalayak, Melly mengucap “..selamat jalan kang Aden, selamat di sisi Allah SWT, syiarmu melalui syair-syairmu Insya Allah manfaat dan abadi.” Twit tersebut tercantum Senin malam (30/12) via akun @melly_goeslaw.

Masih via akunnya, Melly mengatakan Ketika Cinta Bertasbih adalah salah satu lagu indah gubahan Aden. Ia mengucap terima kasih kepada Allah yang  telah memperkenalkannya kepada Aden lewat kolaborasi bermusik.

“Selamat jalan kang Aden, bahagia di sisi Allah SWT,” do’anya.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar pun tak ketinggalan berbelasungkawa. Via akun @Deddy_Mizwar_, beliau berucap “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Turut berduka cita atas meninggalnya kang Deden Edcoustic…” pada Senin (30/12), pukul 23:14.

edCoustic merupakan band duo asal Bandung yang mengusung konsep musik pop inspiratif. edCoustic lahir sejak 25 Mei 2002, dengan dua personilnya yakni Aden (Vokalis) dan Eggie Gusthaman (Gitaris).

Album perdana “Masa Muda” dirilis Oktober 2004, menjadi satu fenomena di belantika musik religi Indonesia. Album pertama edCoustic ini telah terjual hampir 20.000 keping.***

 

The post Melly Goeslaw Pun Mengenang Aden “edCoustic” appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Bunga Dana Haji Bisa untuk Aksi Sosial

Sebesar Rp 61 triliun dapat dihasilkan dari bunga bank dana simpanan calon haji. Ketua KBIH Salman Asep Zaenal Ausop mengatakan, bunga tersebut sebenarnya bisa digunakan untuk aksi sosial.

“Nah, ada usul dana itu digunakan untuk pembangunan rumah baru untuk penghuni bantaran dekat sungai untuk yang tidak mampu,” ungkap Asep melalui sambungan telepon, Selasa (31/12).

Bunga tersebut didapat karena sistem tunggu peserta haji. Jemaah yang mendaftar di tahun 2013 baru akan berhaji pada 2020. Dana yang dibayarkan akan disimpan di bank. Hingga 2020, tentu bunga bank dari simpanan tersebut akan bertambah dari bulan ke bulan.

“Daripada bunganya digunakan untuk yang macam-macam, mending dipakai untuk bangun rumah bagi yang tidak mampu. Coba kalau yang daftar 200.000 jemaah, itu akumulasi jumlah bunganya bisa besar,” papar Asep.

Namun menurut Asep, Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) tidak serta-merta menyetujui usulan tersebut. Kemenpera berpendapat jika masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tersebut lebih baik menyicil rumah ketimbang diberikan rumah.

“Tapi mereka dapat dana darimana untuk menyicil rumah? Untuk makan aja susah..,” kilah Asep.

Menurut Asep, pemanfaatan bunga ini akan menimbulkan polemik tersendiri, terutama pengusung ekonomi syariah yang mengharamkan bunga. Namun, Asep mengatakan dana yang sudah terlanjur disimpan di bank lebih baik digunakan untuk aksi-aksi sosial.

“Jadi agar jemaah haji bisa menyumbang sesuatu untuk masyarakat,” katanya.***

The post Bunga Dana Haji Bisa untuk Aksi Sosial appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Belajar Gigih dari Aden (1)

oleh: Irfan Khosirun*

SAAT mengantarkan Deden ke peristirahatan terakhirnya, aku tak kuasa menahan air mata. Lelaki yang kukenal tiga belas tahun silam itu kini pergi. Ribuan orang berbelangsukawa, baik yang ia kenal langsung maupun yang tak dikenalkan. Semua orang yang akrab dengan karya-karya indahnya merasa kehilangan.

Deden, atau Aden “edCoustic”, layak menyandang predikat legenda dalam dunia nasyid nusantara. Deden tak hanya dikenal di Indonesia. Komunitas nasyid di Malaysia bahkan sangat menghargai sosoknya sebagai pencipta dan penyanyi. Ia mencapai itu dengan jalan penuh liku dan tak mudah. Ini yang ingin aku ceritakan kembali.

Di tengah suasana sedih melepas kepergiannya di usia yang masih tergolong muda (34 tahun), aku justru memutuskan tak lagi merundung . Ini meskipun masih belum bisa percaya Deden pergi secepat itu. Pertemanan yang kami jalin jauh sebelum edCoustic terbentuk, meyakinkanku bahwa ada hal lain yang tak banyak orang tahu tentang Deden.

Khalayak luas mengenalnya dengan nama Aden edCoustic. Aku ikut serta dalam diskusi mengganti nama publikasinya menjadi Aden. Tapi bagiku ia tetaplah seorang Deden– pejuang yang kegigihannya tiada banding.

Kami pertama kali bertemu di Masjid Salman ITB pada tahun 2000. Kami sama-sama aktif di Keluarga Remaja Islam Majid Salman ITB (Karisma-ITB). Deden lebih dahulu masuk beberapa bulan. Jadi, Deden adalah seniorku di Karisma. Deden tergolong aktivis yang apik dalam bekerja. Ia memang bukan pendebat tangguh dalam ajang diskusi. Namun, Deden adalah perancang yang sistematis dan pelaksana yang perfeksionis.

Kesanku terhadap Deden pada masa-masa itu adalah, ia mahasiswa IAIN (sekarang UIN) yang amat bersahaja. Senyum yang selalu hadir dalam setiap obrolan membuat lelaki asal Rancaekek ini cepat akrab dengan siapa saja.

Ada satu keistimewaan Deden yang tak dimiliki siapapun di Karisma saat itu. Kami sering mendaulatnya tampil ke depan bernyanyi . Ini karena di tiap waktu luang , Deden kerap bernyanyi dengan intonasi pelan-pelan. Awalnya Deden membawakan lagu-lagu nasyid yang tengah populer di awal 2000an. Rata-rata ialah nasyid dari negeri jiran.

Namun pada beberapa kesempatan Deden membawakan lagu gubahannya sendiri. Di situlah kami tertegun. Lagu itu begitu menghipnotis. Pilihan diksinya amat dalam. Nadanya asyik di telinga, bahkan saat ia bernyanyi tanpa iringan alat musik. Deden pun menjadi penyanyi yang selalu ditodong pada acara-acara Karisma.

Musik memang mengalir dalam darahnya tetapi banyak tak tahu Deden sebenarnya sulit bermain alat musik. Aku ingat, saat bermain gitar, untuk berpindah dari satu kunci ke kunci lain ia masih amat kaku. Tapi di saat yang bersamaan ia sudah mencipta ratusan lagu. Deden mengenal nada bagaikan anak kecil yang akrab dengan aroma ibunya sendiri.

Pada tahun 2002, Deden pernah menginap di kamar kosku yang terletak tak jauh dari Kampus ITB. Sepanjang malam kami ngobrol mengenai musik. Di situlah aku melihat sosok berbeda dari Deden yang aku kenal di Salman ITB. Saat bicara musik, matanya berbinar, hasratnya pada bidang itu tampak amat menggelora.

Malam itu pula Deden menunjukkan lagu-lagu ciptaannya sejak ia masih SMA. Total ada tiga buku yang sudah terisi penuh syair-syair lagu. Taksiranku, jumlahnya lebih dari 400 lagu. Hebatnya, Deden tak pernah merekam nada setiap syair itu. Namun, ia pasti langsung tahu bagaimana komposisinya saat kutanya bagaimana menyanyikan syair-syair itu? Diskusi kami malam itu adalah momen awal aku akrab dengan Deden.

Setiap bertemu, Deden memang menunjukkan minat yang amat tinggi di bidang musik. “Aku ingin jadi pencipta lagu dan penyanyi profesional,” ungkapnya. Ini ia ungkapkan ketika Deden berhasil menjuarai lomba cipta lagu Salman. Ia menulis sebuah lagu hymne untuk Salman dan berhasil meraih juara.

Melihat hasratnya yang begitu besar, aku hanya sumbang saran agar Deden sering-sering ikut sayembara. Aku berpendapat, hanya sayembara yang menjadi satu-satunya pintu pembuka karirnya di bidang musik. Pada titik ini Deden bukanlah siapa-siapa dalam industri musik atau nasyid. Ternyata Deden serius.

Bersama Eggie, sahabatnya di kompleks perumahannya dan juga pembina Karisma-ITB mereka ikut sayembara. Sayembara tersebut membuat terpilih untuk menyumbang lagu di sebuah album kompilasi nasyid….

 

Bersambung 

 

*Penulis adalah sahabat dari Almarhum Aden “edCoustic”.

The post Belajar Gigih dari Aden (1) appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Belajar Gigih dari Aden (2)

Image may be NSFW.
Clik here to view.
legenda edcoustic

edCoustic saat tampil di pelantikan pengurus baru KALAM Salman, beberapa waktu lalu.
(Foto: Fery AP)

oleh: Irfan Khosirun*

Tulisan sebelumnya bisa dilihat di sini.

Aku ingat sekali momen itu– ketika mereka berhasil menyumbang lagu di sebuah album kompilasi nasyid.  Deden dan Eggie bak menemukan harta karun. Deden amat senang dan mengulang lagi niatnya ingin menjadi pencipta lagu dan penyanyi profesional.

Kemudian, Deden terlibat dalam beberapa proyek lagu. Misalnya tahun 2003 kami membuatkan album untuk adik bimbingan di Karisma, grup itu bernama Salika, berisi empat remaja SMP yang senang musik. Deden menuliskan hampir sebagian besar lagu untuk mereka.

Beranjak dari itu, Deden diminta menulis lagu untuk proyek album Hani & Ina (2004). Pada setiap jenjang pencapaiannya itu Deden selalu cerita betapa ia sangat mensyukuri kesempatan tersebut meskipun perannya hanya di belakang layar.

Menjelang proyek album Hani & Ina rampung, Deden mendapat tawaran membuat album sendiri. Syaratnya ialah harus mencari nama baru bagi grupnya. Dari situlah muncul nama edCoustic. edCoustic memiliki arti “Eggi dan Deden berakustik”. Seingatku saat itu ia bagai anak kecil yang riang dikasih hadiah mainan. Deden cerita lagi kalau ia sudah maju selangkah mencapai impiannya.

Setelah album pertama mereka rilis, Deden dan Eggie memintaku bergabung bersama mereka. Akhirnya diputuskan aku menjadi manajer mereka secara formal. Sebelumnya aku hanya rekan diskusinya saja. Tawaran itu sempat kutolak karena saat itu aku tengah mengurus beasiswa S2 ke luar negeri. Tetapi aku amat menghargai semangat Deden yang seolah tak pernah mati. Aku melihat ia begitu serius melakoni jalur musik yang ia pilih.

Aku ingat sekali momen pertama kali lagu edCoustic diputar di radio. Kami bertiga sampai menitikkan air mata haru, senang, dan berpelukan. Ternyata, Album pertama edCoustic dengan tajuk “Masa Muda” mendapat respon luar biasa. Hanya perlu waktu satu bulan edCoustic untuk menempati jawara request favorit salah satu radio di Bandung. Posisi itu bertahan lebih dari satu tahun.

Penerimaan masyarakat terhadap edCoustic kala itu amat baik. Bagi sebuah album indie, pencapaian ini sangat luar biasa. “Masa Muda” inilah yang menjadi alasan kami jalan-jalan seantero nusantara. Deden dengan tekun memenuhi undangan tampil disana-sini.

Deden memang sudah dibantu musisi profesional. Setengah impiannya sudah terwujud. Namun, Deden perlu orang yang membuatnya nyaman menjalani pilihan hidupnya kala itu. Sebagai mahasiswa yang baru saja lulus, memilih karir di dunia musik adalah hal yang berisiko. Rekan-rekan kami yang lulus sudah sibuk mencari kerja. Sedangkan Deden mempertaruhkan semuanya demi cita-citanya.

Deden sempat menemukan ujian hidup. Ia terpaksa bekerja sebagai penyiar radio freelance di MQ FM Bandung. Tak tanggung-tanggung,  ia pun menjadi petugas call center salah satu operator. Semua itu ia lakoni bersamaan dengan cita-citanya di dunia musik.

Selama dua tahun kami sempat mengontrak rumah bersama sekaligus menjadi basecamp edCoustic. Di rumah itulah aku semakin melihat kesungguhan tekadnya. Ia siaran hingga larut malam dan paginya langsung berangkat manggung kesana-kemari. Kadang malah tidak mendapat bayaran.

Selain itu, penolakan demi penolakan edCoustic kami hadapi. Maklum kala itu nasyid mainstream adalah nasyid tanpa alat musik . Sedang edCoustic mengusung jenis musik pop. “Lantas apa bedanya dengan musik biasa?” keluh banyak orang. Bahkan, sempat ada seminar di salah satu perguruan tinggi yang ujungnya mengeluarkan fatwa haram terhadap musik edCoustic.

Ya, apresiasi positif Deden dapatkan, tetapi rongrongan negatif tak kurang ia peroleh. Deden pernah curhat kalau ia ingin hengkang saja dari dunia nasyid dan pindah ke jalur pop biasa. Berkali-kali ia sampaikan itu. Aku sebenarnya setuju karena bakatnya sekaliber dengan artis nasional.

Namun Deden sendiri yang mengoreksi niatnya. Ia bertekad untuk tetap berada di jalur nasyid.

Pengalaman kami selama di Karisma-ITB menangani dakwah remaja membuat Deden akhirnya tetap kukuh di jalur nasyid. Apalagi segmentasi edCoustic sama persis dengan segmentasi dakwah yang kami lakoni di Salman: remaja…

 

Bersambung. 

 

*Penulis adalah sahabat dari Almarhum Aden “edCoustic”.

The post Belajar Gigih dari Aden (2) appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

LMD 171: Melatih Pemimpin Masa Depan

Image may be NSFW.
Clik here to view.
LMD 171

Pemberangkatan peserta LMD di komplek Masjid Salman ITB, jumat (27/12). (Foto: Dita)

Kegiatan lanjutan Menara Salman yang dilaksanakan setiap satu semester sekali, yaitu Latihan Mujahid Dakwah (LMD) angkatan 171 kali ini telah dilaksanakan di Cibodas, Bandung, Jumat-Ahad (27-29/12).

“Belajar dari LMD pada bulan November kemarin, persiapan LMD kali ini jauh lebih matang serta mempunyai konsep tentang inovasi dari pemanfaatan teknologi yang ada,” ujar Astin Nurdiana (21), ketua SC pada Latihan Mujahid Dakwah 171 kepada Salman Media (27/12).

Astin mengatakan, Latihan Mujahid Dakwah (LMD) akan dilaksanakan selama tiga hari mengambil tema  the future leaders, yang diisi dengan materi tentang pemimpim yang rahmatan lil ‘alamin dan penerapan teknologi mandiri,” ujar Astin di kantor Bidang Kemahasiswaan dan Kaderisasi (BKK) Salman ITB.

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar lebih dari 50 peserta yang dibagi menjadi lima kelompok. Setiap kelompok ditantang untuk untuk membuat pompa air dengan mekanika fluida. Selain itu, metode yang digunakan pun bertujuan untuk menemukan teknologi alternatif baru dengan fungsi yang lebih canggih.

“Contoh dari penerapan teknologi mandiri ini, bisa dengan cara pemanfaatan air dari tempat yang rendah untuk disalurkan ke tempat yang lebih tinggi,” terang Astin.

Astin mengharapkan kegiatan LMD ini tidak hanya melatih kedisiplinan. Tapi juga pemimpin masa depan yang bisa menciptakan teknologi baru yang bisa dimanfaatkan untuk media dalam aplikasi dakwah. [ed: GR]

The post LMD 171: Melatih Pemimpin Masa Depan appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Belajar Gigih dari Aden (3-habis)

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Foto: munsyeed.com

Aden “edCoustic”.Foto: munsyeed.com

Oleh: Irfan Khosirun*

Tulisan sebelumnya dapat dilihat di sini (bagian pertama) dan di sini (bagian kedua).

HIDUP layak dari dunia nasyid memang tidak menjanjikan. Deden (Aden “edCoustic) pun bisa berdamai dengan pelbagai ujian yang kala itu memang  keras. Setelah Deden menjadi penyiar MQ FM dan petugas call center, ia sering jatuh sakit. Melihat kondisi itu, aku meminta Deden bekerja di perusahaan yang aku kelola . Ini supaya ia bisa mengatur ritme kerjanya lebih manusiawi.

Ia pun menerima. Maka, di titik ini hubungan kami jadi aneh. Aku adalah manajer edCoustic yang artinya aku bekerja untuknya. Di saat yang sama Deden bekerja untukku. Tetapi itu tak masalah karena persahabatan kami dibangun dengan landasan yang kokoh.

Memasuki album kedua Deden meminta agar album tersebut diproduseri langsung olehnya. Sulit memang keputusan itu . Artinya kami harus membiayai penuh seluruh proses, mulai dari produksi, promosi, hingga distribusi. Aku akhirnya memfasilitasi dengan membentuk sebuah perusahaan rekaman kecil.

Deden mengajukan nama label indie kami dengan MikaMusik. Aku awalnya tak terima karena Mika itu nama istriku, tetapi Deden bersikeras karena ia merasa nama mikamusik adalah diksi yang asyik. Aku biarkan Deden berkreasi sepenuh hatinya dalam proses pembuatan album keduanya.

Meskipun mempertaruhkan dana yang bagiku tak sedikit itu, Deden aku persilahkan mengelola albumnya sendiri agar ia mendapat pembelajaran utuh dari awal hingga akhir. Album kedua edCoustic ,  “Sepotong Episode”, berhasil mengulang sukses album pertama. Album ini memperluas jangkauan edCoustic hingga ke negeri jiran. Di fase album kedua ini aku berperan sebagai produser eksekutif dan manajer bagi mereka.

Di proses album kedua  ini, Deden mendapat kesempatan luar biasa. Melly Goeslaw kepincut dengan lagunya yang berjudul “Muhasabah Cinta”. Walhasil, lagu tersebut dijadikan soundtrack Film Ketika Cinta Bertasbih.

Melly mungkin tak pernah tahu bahwa Deden amat mengidolakannya. Malah jauh sebelumnya kami sering protes ke Deden karena setiap perjalanan ia selalu menyetel lagu-lagu Melly. Jadi, kesempatan itu amatlah berharga bagi Deden. Aku merasakan euforia Deden kala itu. Ia mentraktir siapa saja yang bisa ia traktir.

Seiring dengan berjalannya waktu, aku pun mundur dari peran manajer. Aku melihat Deden dan Eggie sudah amat progresif. Mereka bukan lagi mahasiswa lugu yang aku kenal dulu. Mereka sudah memahami seluk beluk dunia musik. Aku merasa cukup mengantarkan mereka hingga titik mereka bisa berlari lebih kencang. Benar saja, Deden bersama edCoustic-nya kian berkembang. Ia diterima dengan amat baik di Malaysia. Kepopulerannya kian meluas.

Pada album ketiganya ia sudah memproduksi sendiri albumnya. Malah, edCoustic sudah berhasil memproduksi beberapa album artis lainnya. Bagiku, Deden adalah musisi yang berjalan dari tangga pertama. Satu persatu ia lewati dengan penuh kesungguhan.

Meski perlahan,  ia tak kunjung menyerah. Ia menjadi salah satu pemain kunci dalam industri musik positif di Indonesia. Kehadirannya menginspirasi banyak orang.

Aku menjadi saksi bahwa itu semua ia peroleh dengan kegigihan yang luar biasa. Keuletannya dan komitmennya sangat kuat. Visinya menghujam. Tak banyak orang yang bisa bertahan seperti itu.

Kini Deden telah tiada. Namun karyanya hidup senantiasa. Selepas mengantar jenazahnya ke pemakaman, aku putar kembali lagu-lagu yang pernah kami perjuangkan dulu. Setiap lagu itu punya cerita. Aku adalah salah seorang yang mengalami behind the scene lagu-lagunya. Lewat alunan, suaranya aku merasa masih bisa berbincang-bincang dengan Deden.

Deden, engkau dulu amat sering cerita tema kematian. Malah di sebagian lagu-lagumu temanya berjumpa dengan hari akhir.

Selamat jalan teman. Musik dan pilihan hidupmu telah menjadi amal jariyah yang insya Allah mengalir deras untukmu. Kita pernah sama-sama membaca surat-surat penggemarmu. Mereka berkata banyak mendapat pelajaran positif hanya dari lagu. Hingga saat ini, aku yakin syairmu yang kontemplatif itu bermanfaat bagi banyak orang. ***

 

*Penulis adalah sahabat dari Aden “edCoustic”

The post Belajar Gigih dari Aden (3-habis) appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Islam Bisa Jawab Persoalan Pendidikan Indonesia

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Foto: pp-alkautsar.blogspot.com

Foto: pp-alkautsar.blogspot.com

Dunia barat saat ini menjadi kiblat pendidikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari metodologi, teknik pembelajaran, serta wacana teoritik yang masih merujuk pada pemikiran ilmuwan barat. Padahal dengan mayoritas pelaku pendidikan umat Islam, khazanah pemikiran Islam layak untuk dikaji dan diterapkan. Pemikiran Islam layak untuk menjawab persoalan yang muncul di dunia pendidikan.

“Betul, karena memang secara historis kebangkitan pendidikan Indonesia terjadi saat masa kolonial Belanda. Banyak ahli pendiikannya pun alumni universitas di Eropa (barat),” kata praktisi pendidikan Syamril saat dihubungi melalui surat elektronik.

Melihat hal itu, Syamril berpendapat perlu adanya peng-arus-utama-an pemikiran islam. Kajian pemikiran Islam harus digiatkan di lembaga pendidikan tinggi. Bisa juga dengan mendirikan sekolah berciri khas islam dengan memperlihatkan prestasi gemilang

“Penduduk Indonesia diperkirakan sekitar 85 % beragama Islam. Berarti mayoritas pelaku pendidikan adalah umat Islam. Oleh karena itu dipandang perlu untuk mencoba menggali paradigma administrasi pendidikan Islam berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah,” ujar mantan Manajer Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) Salman itu.

Dalam pemikiran Islam, pendidikan merupakan salah satu dari tugas kekhalifahan manusia. Manusia menjadi subjek pendidikan. Bila menelisisk asal kata “tarbiyah” yakni “rabwah” yang berarti “tanah yang meninggi”. Maka kata “tarbiyah” yang merupakan verbal noun dari kata kerja rabba-yurabbi memiliki makna  dasar “meningkatkan”. Dalam hal ini tentu meningkatkan potensi manusia.

Pada aspek moral spritual, bangsa Indonesia memiliki prestasi mengecewakan. Dalam survey PERC, Indonesia menempati urutan pertama sebagai negara terkorup. Ada 4 juta pecandu narkoba yang 70 persen di antaranya adalah anak usia sekolah. Selain itu masih banyak permasalahan lain yang mesti diselesaikan melalui jalur pendidikan yang tepat.

Syamril berpendapat lembaga dan sistem pendidikan Islam harus ter-“manage” dengan baik. Baik dari segi administrasi, kepemimpinan, dan manajemen. Semuanya harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur.

“Pendekatan administrasi merupakan suatu keniscayaan, apalagi jika dilakukan dalam suatu organisasi atau lembaga. Kelembagaan akan berjalan dengan baik jika dikelola dengan baik. Dengan organisasi yang rapi akan dicapai hasil yang lebih baik daripada yang dilakukan secara individual,” tambah Syamril yang meraih gelar magister di bidang pendidikan di UPI.

Syamril menambahkan, manajemen pendidikan islam berbasis pada ketakwaan. Dalam sistem ini, terdapat orang-orang beriman yang memperhatikan apa yang telah diperbuat pada masa yang telah lalu untuk merencanakan hari esok. Setiap perencanaan harus dimulai dengan ketakwaan. Niat, komitmen, orientasi pun harus sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Segala yang dilakukan adalah kebaikan dan membawa manfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain, dan juga penuh kewaspadaan dan kehati-hatian sehingga segalanya terencana dengan baik dan jauh dari kecerobohan.

“Nilai-nilai Islam diharapkan dapat memberi motivasi spiritual kepada administratur pendidikan. <elakukan tata kelola amanah merupakan perintah Allah dan Rasul. Mengelola pendidikan termasuk ibadah yang pahalanya berlipat ganda,”  Kepala Bidang Pendidikan Yayasan Kalla ini.

Syamril juga berharap  paradigma pendidikan Islam dapat mewarnai pengelolaan pendidikan di Indonesia.  Tujuan utamanya ialah agar pserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dampak positif lain yang dapat dihasilkan adalah berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[ed: Tr]

The post Islam Bisa Jawab Persoalan Pendidikan Indonesia appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Rebo Wekasan dalam Islam

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Ribuan Orang Meriahkan Upacara Adat Pager Bumi "Sedekah Sapar Rebo Wekasan" (Foto: jogjanews.com)

Ribuan Orang Meriahkan Upacara Adat Pager Bumi “Sedekah Sapar Rebo Wekasan” (Foto: jogjanews.com)

Tahukah Anda, tahun baru 2014 jatuh pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar? Masyarakat jawa menyebut hari tersebut sebagai Rebo Wekasan. Hari tersebut dianggap sebagai hari yang dipenuhi petaka atau musibah. Lantas bagaimana islam memandang hal ini?

Yusuf Suharto, Ketua Aswaja NU Center Jombang dalam tulisan yang dimuat laman nu.or.id (31/12/13) menyebutkan, masyarakat jahiliyah kuno sering mengatakan bulan Shafar adalah bulan sial. Ia menerangkan, Tasa’um (anggapan sial) ini telah terkenal pada umat jahiliah dan sisa-sisanya masih ada di kalangkan muslimin hingga saat ini.

Dalam Al-Quran surat al-Qamar (54:18-20) diceritakan bagaimana hukuman Allah SWT untuk kaum Aad. Mereka dilanda hembusan angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus. Menurut Imam al-Bagawi dalam tafsir Ma’alim al-Tanzil, kejadian tersebut bertepatan pada hari Rabu terakhir bulan Shafar.

“Penafsiran ini hanya menunjukkan bahwa kejadian itu bertepatan dengan Rabu pada Safar. Hal ini tidak menunjukkan bahwa hari itu adalah kesialan yang terus menerus,” tulis yusuf.

Bahkan dalam hadist yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dan Muslim secara jelas menyebutkan, tidak ada kesialan pada bulan safar.

Abu Hurairah berkata, bersabda Rasulullah: Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa.”

Samsoe Basaroedin, staf ahli Pembina YPM Salman ITB,  menegaskan tidak ada hadist shahih yang menjelaskan tentang akhir Rabu di bulan Shafar beserta amalannya. Ada pun hadist dha’if yang menjelaskan Rabu terakhir di bulan Shafar akan terjadi berbagai petaka dan sial, tidak bisa dipertanggungjawabkan.

“Tidak ada bulan khusus penuh musibah. Karena musibah itu bisa terjadi kapan saja,” pungkas Samsoe saat ditemui Salman Media (2/01).[ed: Tr]

The post Rebo Wekasan dalam Islam appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Jurnal-Is-Me (4): Saatnya “Mengakar” dan “Merumput”

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Foto: www.democracychronicles.com

Foto: www.democracychronicles.com

Grassroots journalism, atau jurnalisme akar rumput merupakan tipe jurnalisme yang masih asing didengar di Indonesia. Jika pun ada komunitas yang melakoni jenis jurnalisme yang mirip dengan jurnalisme akar rumput, namun mereka tidak melabeli gerakan mereka dengan jenis jurnalisme apapun. Namun, di luar negeri, gerakan jurnalisme berbasis lokal telah cukup digali oleh Dan Gilmor. Hasil penggalian Gilmor berujung pada dihasilkannya buku. Judulnya, We The Media (Grassroots Journalism: By The People, For The People.

Dalam bukunya, Dan Gilmor memaparkan ihwal transformasi jurnalistik pada masa transisi antar abad. Abad ke 20 adalah era di manamedia massa besar berkuasa. Namun memasuki abad ke 21, jurnalisme berkembang menjadi lebih “merakyat” dan “demokratis”. Manusia, pada hakikatnya adalah makhluk yang selalu ingin berbagi kisah pada yang lain.

Didorong oleh perkembangan teknologi, siapapun pada akhirnya dapat menjadi jurnalis. Ditambah lagi, biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi berita ke seluruh penjuri bumi pun dapat ditekan sedemikian rupa. Lebih lanjut, Gilmor berpendapat garis pembeda antara produsen dan konsumen berita akan semakin kabur. Jaringan komunikasi seperti internet telah menjadi media bagi siapapun untuk menyuarakan pendapatnya (Gilmor, 2006: xii).

Namun, jurnalisme akar rumput tidak sesederhana dilakoni dengan cara menyebarkan pamflet atau orasi sarat emosi di saluran radio komunitas. Masyarakat membutuhkan sumber terpercaya dari kegiatan jurnalisme yang rapi dan dapat dipertanggungjawabkan (Gilmor, 2006: xvi). Bukan tidak mungkin aktivitas penyuaraan nilai-nilai komunitas dapat berujung pada konflik, baik dalam skala kecil maupun besar. Agar aktivitas-aktivitas jurnalisme akar rumput minim berefek destruktif, diperlukan kematangan skill jurnalisme bagi para pemainnya.

Kini, kegiatan jurnalisme serius cukup banyak dijadikan alat juang komunitas. Terlebih di era yang dijuluki sebagai era informasi ini. Bentuk yang paling sederhana dan old school ialah radio komunitas. Di Indonesia, radio komunitas merupakan media populer yang tersebar di berbagai penjuru negeri. JARIK (Jaringan Radio Komunitas) mempertautkan keberadaan mereka yang saling berjarak.

Salah satu radio komunitas yang cukup terkenal—bahkan sampai ke luar negeri adalah Radio Komunitas Lintas Merapi di Desa Sidorejo, Klaten. Radio yang digawangi oleh Sukiman Mochtar Pratomo ini memberitakan informasi seputar ritme Gunung Merapi. Informasi disiarkan agar warga sedesa siap siaga terhadap ancaman meletusnya gunung. Selain menyiarkan informasi perihal aktivitas gunung, Lintas Merapi mengabarkan informasi seputar pertanian, perkebunan, program-program desa, dan lain sebagainya.

Terdapat pula Radio Komunitas Suara Kemayu 107.8 Fm di Losarang, Indramayu. Radio komunitas ini lahir dari banyaknya persoalan-persoalan buruh migran yang kebanyakan berjenis kelamin perempuan di wilayah Indramayu. Selain membeberkan persoalan buruh migran, Suara Kemayu pun aktif menyiarkan informasi seputar trafficking.

Selain media radio, jejaring dunia maya dapat menjadi saluran informasi bagi berbagai komunitas untuk menggaungkan informasi. Salah satu situs yang terkenal mengabarkan berita dari komunitas-komunitas di berbagai penjuru Indonesia adalah suarakomunitas.net. Para pegiat situs ini melakukan kerja-kerja jurnalistik untuk mendorong tata kelola kebijakan publik yang memihak pada rakyat yang terpinggirkan.

Suara komunitas memiliki sejumlah kantor biro di daerah. Kantor biro ini bertugas untuk merekrut pewarta dan menyelenggarakan kegiatan pengembangan kapasitas pewarta Suara Komunitas. Di tiap biro, ada penyunting yang melakukan penyuntingan informasi dari para kontributor di wilayahnya sendiri. Penyunting wilayah berhak memutuskan apakah informasi tersebut layak dimuat atau tidak.

Salah satu keuntungan dari media berbasis internet adalah jenis konten yang beragam. Di suarakomunitas.net– selain terdapat konten berita berbentuk teks, terdapat pula foto-foto, audio, dan video. Jejaring di media sosial pun menjadi andalan mereka dalam mengeratkan komunikasi antar komunitas.

Selain Suara Komunitas, terdapat pula situs jurnalisme akar rumput lain. Cara kerjanya mirip dengan kegiatan jurnalisme yang dilakoni oleh Suara Komunitas. Bedanya, situs ini berkonsentrasi untuk membentuk jaringan kerja antardesa. Jaringan ini bertujuan untuk membuat desa berdaulat pada sisi ekonomi, politik, sosial, budaya dan teknologi. Nama situs ini adalah Gerakan Desa Membangun (desamembangun.id).

Gerakan Desa Membangun (GDM) merupakan inisiatif kolektif desa-desa untuk melakukan tata kelola pemerintahan yang baik dan transparan. Gerakan ini lahir sebagai kritik atas praktik pembangunan perdesaan yang cenderung dari atas ke bawah (top down) dibanding dari bawah ke atas (bottom up). 

Kita sudah lelah bukan mengutuk ulah media massa mainstream yang meraung tanpa ruh? Saatnya menjadi jurnalis bagi apa yang kita yakini benar. Syaratnya, menginspirasi, bukan menambah keruh!

 

*Jurnal-Is-Me merupakan tulisan berseri untuk menyadarkan saudara-saudari bahwa siapapun dapat (bahkan suatu saat harus) menjadi jurnalisnya Allah SWT.  :) Tulisan sebelumnya bisa dilihat di sini. 

The post Jurnal-Is-Me (4): Saatnya “Mengakar” dan “Merumput” appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Peserta Diklatsar Korsa Meninggal Dunia

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Ilustrasi rappeling (Foto: www.hobbeslives.com)

Ilustrasi rappeling (Foto: www.hobbeslives.com)

Kabar duka datang dari Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Korps Relawan Salman (KORSA) di Ciwidey, Sabtu (4/1). Seorang peserta bernama Nisa Lestari Anwar meninggal dunia setelah terjatuh saat melakukan heli rappelling.

Menurut keterangan dari Fery Adi Prasetyo, anggota KORSA, Nisa sempat dilarikan ke RSUD Soreang pada pukul 16.30 untuk diberi pertolongan. Saat dibawa ke rumah sakit, mahasiswi FISIP Unpad ini dalam kondisi kritis, namun masih sadarkan diri.

“Nisa mendapat perawatan intensif karena luka dalam (pendarahan) yang dialaminya. Namun, nyawanya tidak dapat diselamatkan. Sekitar pukul 21.00 Nisa menghembuskan napasnya yang terakhir,” paparnya melalui pesan singkat kepada Salman Media, Sabtu malam (4/1).

Fery melanjutkan, sebelumnya pada pukul 16.30 Nisa bersama rekan-rekannya melakukan heli rappeling dari ketinggian sekitar 20 meter.

“Ini merupakan kejadian kali pertama sepanjang dilaksanakannya Diklatsar KORSA,” kata Fery. “Tragedi ini membuat Diklatsar KORSA dihentikan sama sekali.”

Semoga almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin.[ed: Tr]

The post Peserta Diklatsar Korsa Meninggal Dunia appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Dalam Riuh Kota, Manusia Mencela dan Memanja

Januari dua tahun silam, saya adalah seorang mahasiswa tipikal big-city-girl yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Sebuah daerah perbatasan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut bernama Cibugel menamparkan kembali kesadaran kebersyukuran diri pada tempatnya. Semasa jasad ini lalu-lalang di kota (Bandung), betapa kufur nikmatnya seorang saya terhadap suatu kecanggihan. Katakan halo pada Internet.

 

Internet adalah sebentuk kecanggihan “jorok”— karena tercecer di berbagai penjuru tiap kota besar.. Sayang, di Cibugel, kecanggihan itu terpendam bagai harta karun tersembunyi. Mereka terjaga apik dalam kepemilikan tuan-tuan yang kondisi fulusnya jauh lebih mujur dibanding sekitar mereka. Namun, tuan-tuan yang berpunya itu pun saya amini memiliki kesulitan tersendiri dalam hal menangkap sinyal internet. Intinya— baik oleh kaum papa maupun berada— di pelosok desa internet benar-benar suatu yang didamba.

 

Berkaca pada pengalaman Cibugelnya saya, inilah poin penting yang menyebabkan orang tergila pada lambai goda perkotaan. Keserbaadaan. Edward Glaeser dalam bukunya Triumph of The City, orang miskin berduyun-duyun ke kota karena di situlah uang berada. Kota berproduksi lebih tinggi karena “ketiadaan jarak antara manusia” mengurangi biaya pemindahan barang, orang, dan gagasan.

 

Omong-omong mengenai pemikiran Glaeser, sempat bingung juga saya dibawa ke jagat pikirnya. Menurutnya, Dharavi, daerah kumuh terbesar di Mumbai, dan favela di Rio de Janeiro;  adalah contoh kegairahan kota, bukan penyakit. Lho? Pak Glaeser ini sungguh tedeng aling-aling berpikir positif ya mengenai kota. Terlebih pendapatnya mengenai masivitas aliran massa dari desa ke kota.

 

Mungkin tata pikir saya mengenai kegairahan kota tidak sampai pada sikap dalam membiarkan arus urbanisasi membanjir. Namun, nyatanya, saya termasuk anak dari keluarga berkecukupan yang senang (mungkin belum bersyukur secara sejati) tinggal di kota. Salah satu penyebab kesenangan saya tak lain ya yang itu tadi— “joroknya” keberadaan internet.

 

Pun pula, kota tempat saya tinggal merupakan ladang subur dimana pelbagai komunitas beranak-pinak. Tengok saja. Mulai dari komunitas wajar dan bikin mama-papa tenang seperti komunitas merajut, komunitas “ada-ada-saja” seperti perkumpulan penggemar Star Trek, sampai komunitas pengusik ketentraman warga seperti geng motor .

 

Ilmu pengetahuan dan gelora besar untuk berkembang pun cepat menyembur ke permukaan dalam naung atmosfer intelektual kota.

 

Namun, ada masanya ketika kamumencela kota ketika terperangkap di mobil yang diberi jackpot jalur macet tak bertepi. Atau saya, yang mendumel dalam hati terhadap supir angkot bermuka asem ketika saya kurang membayar ongkos naik karena sudah tidak punya uang lagi. Beda dengan di desa, di mana semua supir mengasyikkan untuk diajak memilin bincang.

 

Memang, jiwa raga kita bisa memanja pada setiap fasilitas yang serbaada. Tetapi, negativitas dari kota akan selalu menjangkiti dalam riuh. Begitu pun desa. Baik yang namanya kota maupun desa, semua punya lebih dan kurangnya.

 

Jadi, di manapun kamu tinggal sekarang, baik kota maupun desa, berbahagialah. Daun-daun keindahan akan mulai menggagaskan diri ketika hangatnya angin kebersyukuran menempa pohon kehidupanmu. Dan, mari petik buah pelajaran yang sesekali bercokol pada dahannya.***

 

 

 

*Dicatut dari http://turiskota.tumblr.com/day/2012/07/4.

 

The post Dalam Riuh Kota, Manusia Mencela dan Memanja appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Biogas Kurangi Ketergantungan Akan Elpiji

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Biodigester Komunal di Cibangkong.  (Foto: Nadhira R.)

Biodigester Komunal di Cibangkong.
(Foto: Nadhira R.)

Ternyata tak semua masyarakat ketar-ketir akan naiknya harga gas Elpiji. Lihat saja Muhamad Fatah Wiyatman. Hampir 6 tahun lamanya Dosen Fakultas Peternakan Unpad ini tak khawatir akan ketersediaan Elpiji di dapur rumahnya. Siapa sangka, sampah organik dapat ia sulap menjadi bahan bakar gas?

Bahan bakar gas alternatif itu bernama Biogas. Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik. Bahan-bahan itu termasuk kotoran manusia dan hewan, limbah domestik, serta sampah biodegradable. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida.

Singkatnya, Fatah mengembangkan semacam ruang kedap udara bernama Biodigester sebagai ruang fermentasi. Biodigester ini berupa trapesium sederhana dari bahan tembok dan fiber. Tak ada yang rumit, kita hanya perlu memasukan sampah organik dan air melalui lubang masuk. Setelahnya, kita aduk dengan tongkat atau pipa panjang beberapa kali sehari. Keesokan harinya, Biogas sudah terkumpul dalam balon plastik besar di atas Biodigester.

Menurut Fatah, optimalisasi penggunaan Biogas di rumahnya membuatnya menghemat banyak uang. Sebelumnya, ia dapat menghabiskan 4-5 tabung Elpiji 3 Kg dalam sebulan. Sekarang, cukup 1 tabung saja. Lebih lanjut ia mengatakan, Biogas dapat menjadi solusi ketergantungan masyarakat akan gas Elpiji.

“Kalau dari sisi peluang itu sangat memungkinkan. Bandung ini sekarang (menghasilkan sampah) 2000 meter kubik per hari. Anggaplah sampah organiknya 60 persen. Jumlah sebanyak itu dapat melayani lebih dari 19 ribu kepala keluarga,” tutur pria berusia 44 tahun itu saat diwawancarai di rumahnya di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang,  Senin (6/1).

Keunggulan lainnya, masyarakat tak perlu khawatir akan kebakaran. Massa biogas lebih ringan dari udara. Walhasil, potensi kebarakan akibat kebocoran Biogas tak akan sebesar kebocoran gas Elpiji. Gasnya juga tidak berbau dan menghasilkan api yang lebih panas dan stabil. Dalam proses pengolahannya, baunya tidak akan mengganggu karena tertutup di dalam Biodigester.

Fatah berpendapat Biogas sangat berpotensi untuk dihasilkan secara massal. Masalahnya, butuh sinergisitas antara masyarakat, pemerintah, dan swasta untuk menghadirkan alat, tempat, dan lain-lain.

“Sekarang masalahnya sampah itu tercampur. Mesti ada pemilahan, dengan peran serta masyarakat dan pemerintah. Setelah dipilah mesti diolah, mesti ada alat. Itu oleh pemerintah, yang kedua dari CSR swasta,” katanya.

Bila sampah diolah di tempat, bukan didistribusi ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sudah pasti dapatmenghemat biaya. Tak hanya itu, selain menghasilkan Biogas, biodigester juga menghasilkan pupuk cair organik. Hasilnya, masalah sampah yang menumpuk jadi beres, kelangkaan gas Elpiji tak terasa, plus bonus pupuk cair tanpa bahan kimia.

“Kuncinya di masyarakat. Tinggal komunitasnya mengarahkan, keluarganya juga mengkondisikan. Saya juga hampir tidak pernah ngasih sampah ke petugas,” ujar Fatah.

Jadi Solusi Masalah Sampah

Teknologi besutan Fatah sudah diaplikasikan di berbagai daerah di Indonesia. Peneliti dari Belanda dan Jerman pun tertarik untuk mempelajari solusi mudah namun efektif ini. Di Bandung sendiri, teknologi Biomethagreen Fatah juga sudah diaplikasikan di beberapa tempat, salah satunya di daerah Cibangkong, salah satu daerah dengan masalah sampah dan banjir yang cukup parah.

Di Cibangkong ada komunitas bernama My Darling, alias Masyarakat Sadar Lingkungan. Komunitas ibu-ibu ini diketuai oleh Dewi Kusmiyanti (39). Dewi resah melihat sampah menumpuk di TPA dan mengganggu kenyamanan warga sekitar.

Melalui My Darling, sampah dipilah-pilah dan dikonversi menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sampah plastik dijadikan kerajinan, sedangkan sampah organik dijadikan Biogas dan pupuk cair.

“Kendalanya sekarang sampah organik kami berebut sama biopori. Sampah-sampah organik kan sekarang harus dimasukin ke biopori,” canda Dewi saat ditemui di rumahnya di Cibangkong.

Kebanyakan warga yang tinggal di sekitarnya merupakan masyarakat dengan ekonomi kelas bawah. My Darling tak hanya berfungsi sebagai wadah kreativitas, namun juga sebagai penambah penghasilan. Kerajinan tangan dari sampah plastik dan pupuk cair dari sampah organik mereka jual, dan hasilnya dibagikan untuk bersama.

“Minimal buat ngasih jajan anak,” ujar wanita yang pernah hidup menggelandang di jalanan ini.

Walhasil, TPA yang dulunya dipenuhi sampah, kini kosong dan dijadikan tempat pengolahan sampah organik. Perbaikan TPA itu juga disponsori oleh banyak pihak, seperti ITB, UNPAD, PINDAD, PD Kebersihan, Bank Jabar Banten (BJB), Dinas PU, dan lain-lain. Berkat usahanya bersama My Darling dalam perbaikan lingkungan, Dewi kerap diwawancara dan diundang ke berbagai talkshow.

Sama dengan Fatah, Dewi berharap teknologi Biogas dapat diketahui dan digunakan di semua tempat. Komunitas-komunitas pemerhati lingkungan seperti My Darling dapat menjadi pendorong masyarakat untuk mulai “sadar sampah”. Minimal, memisahkan sampah rumah tangganya ke sampah organik dan anorganik. Kerjasama dengan pemerintah juga merupakan langkah yang patut diambil.[ed: Tr]

The post Biogas Kurangi Ketergantungan Akan Elpiji appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Elpiji Naik, Stop Mubazir!

Rupanya, tak hanya pancar kembang api yang meriah di pangkal tahun. Pertamina pun turut “memeriahkan” suasana. BUMN tersebut secara tiba-tiba menaikkan harga tabung Elpiji 12 kilogram (kg). Terhitung 1 Januari 2004 pukul 00.00, harga si tabung biru yang dulu seharga Rp 70.200 per tabung menjadi Rp 117.708 per tabung. Kerugian Pertamina yang menanggung biaya subsidi tabung 12 kg sebesar Rp22 triliun (2008-2013) menjadi alasan untuk menaikkan harga.

Namun, usai evaluasi bersama antara PT Pertamina, Kementerian BUMN, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Badan Pemeriksa Keuangan Senin (6/1), harga jual elpiji yang kadung naik direvisi. Walhasil, tercapailah keputusan harga elpiji 2 kg cukup naik Rp 1.000 per kg. Harga per tabung pun menjadi Rp 92.200.

Kasir Kantin Salman Ari mengungkapkan, kenaikan harga Elpiji tersebut kontan membuat harga beberapa makanan naik. Kenaikan harga berkisar Rp500. Makanan-makanan yang naik antara lain nasi, tempe, dan kentang. “Kalau nggak naik sih Elpijinya, kita nggak akan naikin harga,” ujar Ari. Kantin Salman menurutnya tidak kesulitan mendapatkan tabung biru Elpiji. Pihak kantin sudah menjadi langganan tetap sang pemasok.

Lain halnya dengan kafe Black Romantic yang terletak di belakang Masjid Salman. Kafe tersebut belum memutuskan untuk menaikkan harga walau harga elpiji belum diturunkan. Anjar, salah seorang karyawan kafe tersebut mengatakan, kenaikan harga sebenarnya ditentukan dinamika harga Sembako di pasar. “Kita nunggu di pasarnya dulu gimana,” katanya.

Anggota Dewan Pakar YPM Salman ITB Yazid Bindar mengatakan, menaikkan harga terlalu tergesa-gesa adalah suatu kesalahan. Jajaran pemerintah pun gagal membaca psikologi masyarakat. Yazid berpendapat, dari kasus ini kita dapat belajar dari berbagai segi. “Yang satu melihat dari sudut pandang bisnis (Pertamina), yang satu dari segi konsumen (masyarakat),” kata Yazid.

Dosen Teknik Kimia ITB tersebut melanjutkan, kenaikan harga dari gas dan minyak bumi merupakan sunatullah. Hal ini mengacu pada pasokan gas dan minyak bumi yang semakin langka dari hari ke hari. Sesuai dengan hukum penawaran dan permintaan, ketika suatu barang makin langka, maka harga barang tersebut akan naik.

“Perlu diketahui, bahan bakar minyak dan gas itu diciptakan Allah menciptakan hanya sekali untuk dunia. Jumlahnya segitu dari mulai diciptakan dan tidak pernah ditambah,” kata Yazid.

Menurut Yazid, pemerintah bersama Pertamina menurutnya harus melakukan edukasi kepada masyarakat ihwal minyak dan gas. Pesan edukasi tersebut adalah supaya masyarakat tidak tergantung pada sumber energi tidak terbarukan. “Menaikkan harga dan minyak dan gas pun harus secara bertahap, itu pun harus disertai dengan edukasi,” tegas Yazid.

Penggunaan sumber energi terbarukan untuk keperluan domestik pun perlu digiatkan. Penggunaan bahan bakar terbarukan (renewable) memang kurang nyaman dibanding memakai elpiji. Kayu, biomassa, dan bahan bakar terbarukan lain tidak sepraktis elpiji dalam hal pemakaian. Hasil sampingan produk bahan bakar terbarukan berupa asap pun tak terhindarkan.

“Merupakan ranah ilmuwan untuk dapat memproduksi bahan bakar terbarukan yang lebih nyaman. Namun, pada dasarnya kenyamanan dapat dilatih. Buktinya orang tua zaman dahulu pakai kayu tidak apa-apa kan?” ujar Yazid.***

The post Elpiji Naik, Stop Mubazir! appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Viewing all 2618 articles
Browse latest View live