Quantcast
Viewing all 2618 articles
Browse latest View live

Hindari Radikal Bebas, Saatnya Beralih Ke Pola Hidup Sehat

Image may be NSFW.
Clik here to view.
foti dari http://duniafitnes.com/health/lawan-radikal-bebas-agar-lebih-sehat-awet-muda.html

http://duniafitnes.com/health/lawan-radikal-bebas-agar-lebih-sehat-awet-muda.html

Radikal bebas diyakini menyebabkan beragam penyakit degeneratif. Penyakit yang efeknya sangat berbahaya bagi tubuh kita.  Dikutip dari situs kesehatan123.com, radikal bebas adalah suatu molekul yang terpisah dari molekul pasangannya sehingga pemisahan ini menyebabkan molekul itu kehilangan salah satu elektron yang disediakan oleh molekul pasangan bebasnya. Karena setiap elektron haruslah berpasangan agar nilainya seimbang.

Biasanya molekul ini terbentuk secara alami ketika tubuh berolahraga atau mengubah makanan menjadi energi. Tetapi jika terjadi pemisahan diantara kedua molekul ini, maka molekul radikal menjadi tidak stabil dan akan mudah sekali bereaksi dengan molekul bebas lainnya sehingga terbentuklah molekul radikal baru.

Memang banyak orang awam yang belum mengetahui penyakit ini. Kebanyakan orang mengetahui radikal bebas berhubungan dengan asap rokok, polusi udara, dan asap kendaraan. Tidak hanya itu radikal bebas juga bisa masuk melalui makanan yang kita makan dan sinar ultraviolet. Radikal bebas ini biasanya akan menyebabkan tekanan oksidatif, yakni sebuah proses yang menyebabkan kerusakan sel dan dapat menyebabkan kelumpuhan pada inti sel tersebut.

Tekanan oksidatif ini diyakini memegang peranan dalam menimbulkan penyakit degeneratif seperti, kanker, penyakit kardiovaskuler, diabetes, alzheimer, parkinson. dan katarak. Penyakit degenaratif tersebut kini menjadi penyebab tertinggi kematian di Indonesia.

Akan tetapi penyakit-penyakit itu bukan tidak ada obatnya. Allah swt tidaklah menciptakan sebuah penyakit tanpa menciptakan obatnya. Pasti Allah akan memberikan solusi untuk kita. Memang banyak cara yang bisa kita lakukan apabila kita terserang suatu penyakit untuk mengobatinya. Selain berdoa kepada Allah swt, kita juga berusaha dengan berobat ke dokter.

Cara lain yang bisa kita lakukan agar terhindar dari penyakit yaitu dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan banyak konsumsi makanan yang mengandung antioksidan, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.

Tidak hanya itu lingkungan pun berpengaruh bagi kesehatan kita. Untuk memnuhi kebutuhan kesehatan jasmani tak jarang kita harus berupaya sekuat tenaga untuk menemukannya. Hari ini polusi dari asap kendaraan dan asap rokok seolah telah menutup ruang gerak kita untuk menjalani hidup sehat.

Masjid Salman melakukan berbagai upaya agar lingkungan tidak tercemari polusi. Terutama polusi dari asap rokok. Rambu-rambu larangan merokok terpasang di beberapa titik di area masjid. Kantin salman pun menyediakan beragam makanan sehat dan higienis. Dan saat waktu salat tiba, inilah waktunya kita bermunajat kepada Allah swt, memohon agar senantiasa diberi kesehatan dan dijauhkan dari segala bentuk penyakit. [Ed. FF]

The post Hindari Radikal Bebas, Saatnya Beralih Ke Pola Hidup Sehat appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

BP2M Ajak Masyarakat Tegalbuleud Siaga Gempa dan Tsunami

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Ali (kiri) menjelaskan peta evakuasi pada peserta seminar “Sosialisasi Mitigasi Bencana Alam Gempa Bumi dan Tsunami”  (Foto: Fery AP)

Ali (kiri) perwakilan BP2M menjelaskan peta evakuasi pada peserta seminar “Sosialisasi Mitigasi Bencana Alam Gempa Bumi dan Tsunami” di Tegalbuleud. (Foto: Fery AP)

Bencana merupakan salah satu takdir Allah yang tidak bisa kita hindari. Hal yang bisa kita lakukan hanyalah waspada dan siap-siaga menghadapi semua kemungkinan. Apalagi jika kita tinggal atau sedang berada di kawasan rawan bencana.

Atas dasar itu, Bidang Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat(BP2M) Salman ITB, mengajak warga Tegalbuleud, Sukabumi, untuk memahami dan bersiaga terhadap bencana gempa dan tsunami. Daerah yang terletak di kawasan selatan Jawa Barat tersebut memang rawan terdampak gempa bumi dan tsunami.

Kegiatan ini dilakukan pada Senin (30/12) silam. Puluhan perangkat desa, kecamatan, hingga tokoh masyarakat hadir dalam acara yang bertajuk “Sosialisasi Mitigasi Bencana Alam Gempa Bumi dan Tsunami” tersebut. Acara ini terselenggara berkat kerjasama dengan berbagai pihak, yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat dan Kabupaten Sukabumi, Badan Geologi Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta pihak-pihak terkait di Kecamatan Tegalbuleud.

Sebagai pemateri, Yudhicara dari Badan Geologi menghimbau agar masyarakat mengenali tanda-tanda tsunami. Gempa tak melulu jadi penyebab tsunami. Longsor, erupsi gunung, serta meteorit juga dapat menyebabkan terjadinya Tsunami. Sementara perwakilan BPBD Jabar, Rano, mengaskan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

Dalam acara yang dilangsungkan di aula kecamatan Tegalbuleud tersebut, tim BP2M juga mensosialisasikan jalur evakuasi dan tempat berkumpul sementara. Jumlahnya ada 10 jalur, tersebar di Desa Tegalbuleud dan Buniasih yang langsung menghadap ke arah laut. Dengan adanya petunjuk ini, masyarakat diharapkan tidak panik saat bencana terjadi. [Ed: DH]

The post BP2M Ajak Masyarakat Tegalbuleud Siaga Gempa dan Tsunami appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Hymne Salman, Warisan Almarhum Kang Aden

Pria paruh baya itu berusaha mengingat kembali momen itu. Momen tatkala ratusan syair lagu masuk ke tas jinjingnya untuk diberi penilaian. Salah satunya kemudian hari menjadi syair yang terus didendangkan di setiap acara-acara besar di salman. Ya, itulah syair lagu hymne Salman.

Syairnya tidak terlalu panjang. Baris pertama menceritakan tentang suatu tempat yang menjadi bagian peradaban Islam dunia. Tempat itu adalah tempat spiritualitas ditempa agar menjadi muslim sejati pengembang tugas suci. Baris kedua menunjukkan visi dan misi yang digunakan untuk membentuk muslim sejati.

“Awal mula terciptanya hymne salman saat jajaran manajemen pada waktu itu merasa mestinya salman mempunyai lagu yang menggambarkan dinamika kaderisasi, sebuah lagu untuk penyemangat,” kata Samsoe Basaroedin sore pada Kamis (2/1).

Hymne Salman diciptakan oleh almarhum Deden atau biasa dipanggil Kang Aden. Bersama dengan rekannya di Karisma, Eggie Gusthaman, pada tahun 2002 mendirikan band vokal nasyid edCoustic. Eggie sendiri merupakan teman kecil sekaligus pasangan Aden di grup nasyid edCoustic.

“Nada hymne dibuat sekitar tahun 2000. Kang Aden mandapatkan inspirasi dari salman. Bahwa Salman itu satu dari cahaya peradaban Islam di dunia,” kata Eggie, Senin (6/1).

Eggie pertama kali mengajak Aden bermusik pada tahun 1998. Kala itu ia melihat kelincahan Aden dalam menciptakan lagu. Menurut Eggie, dari Salman Aden merasa mendapatkan sesuatu yang tidak didapat dari tempat lainnya.

“Salman satu diantara jutaan titik cahaya, cahaya menuju kemenangan, insan Islam yang abadi,” Eggie menyanyikan lagu itu merdu.

Perlombaan membuat hymne Salman dilaksanakan sekitar tahun 2004/2005. Dalam pengamatan Samsoe, setelah berlangsungnya lomba itu banyak lahir grup nasyid. Tak sedikit grup nasyid yang mengatasnamakan gedung kayu atau unit lain di salman. Grup-grup nasyid itu terutama menonjol ketika ada kegiatan di unit-unit.

“Saya lupa detail persisinya. Yang jelas syair yang diciptakan deden itu mencerminkan visi dan misi salman sebagai gerakan dakwah. Liriknya itu terjaga, tidak bombastis tapi penuh semangat, bergelora, dan pilihan kata-katanya bagus,” kata Samsoe.

 

Eri Marawijaya, mantan Manajer Kaderisasi Salman mengungkapkan, saat hymne Salman pertama kali muncul, aktivitas bermusik di Salman sangat bagus. Terutama di Unit Karisma dan PAS. Mereka biasnya menggunakan alat-alat musik dalam rangka berdakwah.

“Musik cukup maju di salman. Waktu itu nasyid lagi booming,” terang pria bertubuh subur itu.

Menurut Eri, hymne salman sendiri lahir dari kebutuhan akan sebuah identitas. Identitas yang memudah orang untuk memahami Salman.  “Waktu itu Salman belum punya lagu yang mewakili Salman. Yang menjadi ciri khas, lagu yang setiap orang di dalamnya bisa menghapalkan lagu itu. Apabila orang bertanya “Seperti apa Salman?”, cukup diperdengarkan lagu itu,” terangnya.***

 

 

 

 

 

The post Hymne Salman, Warisan Almarhum Kang Aden appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Begini Cara “Joss” Awali Hari!

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Foto: http://www.spgenergy.com/

Foto: http://www.spgenergy.com/

Tidaklah tiba pagi hari bagi para hamba kecuali ada dua malaikat yang turun. Salah satu di antara mereka berdua berkata: Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang berinfak. Yang lain berkata: Ya Allah berikanlah kehancuran bagi orang yang pelit.”

Demikian perkataan Nabi Muhammad SAW dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Hadits ini lebih kurang menghimbau kepada Mukminin dan Mukminat untuk mengawali hari dengan sebaik-baiknya. Ini urusannya sudah soal baik buruknya doa yang dirapal malaikat, Bung!

Lalu, bagaimana seharusnya kita sebagai seorang mukmin awali hari dengan jiwa serta raga yang “joss”? Berikut beberapa kiat yang Salman Media himpun dari berbagai sumber.

 

1. Rencanakan hal-hal penting yang akan dilakukan pada malam sebelum hari esok.

Sebelum tidur, biasakan untuk mencatat 1 hingga 3 hal paling penting yang harus dilakukan pada hari esok. Batasilah target yang akan kita lakukan. Jika pun memang banyak yang harus dilakukan, plih 1 hingga 3 target yang memang benar-benar urgen dilakukan.

 

2. Siapkan segala sesuatunya untuk hari esok pada malam hari

Kurangi stres pada pagi hari dengan mempersiapkan hal-hal sederhana pada malam sebelumnya. Siapkan tas, makan siang, berkas-berkas pekerjaan, padu-padan pakaian, dan lain sebagainya pada malam hari.

 

3. Setelah bangun tidur, praktikkan sunnah Rasulullah SAW

Ritual bangun tidur Rasulullah SAW antara lain, mengusap wajah dengan tangan agar hilang kantuk, mengucapkan do`a (“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nya kami dikembalikan.” ), bersiwak, mendenguskan angin dari lubang hidung sebanyak tiga kali, dan membasuh kedua tangan sebanyak 3 kali

4. Buat pengingat-pengingat motivasi di tempat yang mudah dilihat setelah bangun tidur

Apa yang Anda lihat di menit pertama saat bangun tidur mungkin dapat berefek pada keseluruhan hari Anda. Di dinding kamar, atau di meja dekat tempat tidur, sematkan catatan-catatan (post it, poster, dll), berisi ayat-ayat, hadits, atau pepatah favorit Anda. Dapat juga Anda menyematkan visi hidup Anda agar Anda sadar bahwa Anda hidup untuk satu tujuan bermakna.

 

5. Biasakan sarapan

Saat memulai aktivitas pada pagi hari, sarapan menjadi penting. Makan teratur dengan kudapan di antara waktu makan utama bermanfaat menstabilkan kadar glukosa darah. Mereka yang tak sarapan cenderung makan berlebih pada siang hari atau jajan sembarangan sembari menunggu waktu makan.

 

6. Beri “sarapan” otak kita dengan hal-hal positif

Di awal hari, beri otak kita “sarapan” dengan informasi-informasi yang inspiratif dan membangkitkan optimisme. Tadabbur Qur’an, membaca puisi inspiratif, mendengarkan ceramah, dan lain sebagainya dapat menjadi pilihan menu “sarapan” bagi otak Anda.

 

7. Awali kerja di hari ini dengan target paling penting

Lakukan tugas paling penting yang ditargetkan pada malam sebelumnya. Memang, lebih mudah untuk menunda. Tapi, coba katakan pada diri sendiri bahwa Anda hanya akan bekerja selama 1-3 menit pada tugas penting ini. Kemudian Anda dapat berhenti jika Anda suka. Namun, setelah 1-3 menit berlalu, coba tekadkan niat untuk melakukannya lagi. Sebenarnya hal yang paling susah dilakukan adalah memulainya.

 

8. Lakukan segala sesuatunya dengan tenang

Jangan menunda-nunda. Namun jangan juga tergesa-gesa, karena tergesa-gesa merupakan sifat setan. Ketika apa yang terjadi ternyata tidak sesuai dengan rencana kita karena kelalaian, cepatlah bangkit. Jangan merutuki diri. Karena sesungguhnya Allah maha melihat proses bangkitnya kita sama seperti ia menilai hasil akhir.

 

9. Jangan lupa mengucap basmalah dalam tiap gerak-gerik kehidupan kita

Jangan lupa ucap “Bismillah” dengan pemaknaan yang dalam dalam tiap aktivitas kita. Insya Allah, Allah selalu bersama kita. Aktivitas kita pun harus kita perhatikan betul agar sesuai dengan ketentuanNya.***

 

 

Sumber:

http://www.positivityblog.com/index.php/2013/12/18/great-start-to-your-day/
http://hikmah.pelitaonline.com/news/2013/06/20/sunnah-rasul-ketika-bangun-tidur

 

The post Begini Cara “Joss” Awali Hari! appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Disuruh Goyang YKS, Elan Pun Bingung…

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Elanfitri (6 tahun) (Foto: Tristia R.)

Elanfitri (6 tahun) (Foto: Tristia R.)

Satu pagi di hari Ahad, dengan suka cita Elanfitri (6) bergegas keluar rumah bersama ibunda. Pesta ulang tahun temannya Elan, panggilan akrab Elanfitri, menjadi tujuan mereka. Sesampai di rumah temannya, adik Pembinaan Anak-anak Salman (PAS) ITB itu pun larut dalam suasana riang yang tercipta.

Segalanya baik-baik saja sampai sebuah lagu diputar. Nada menghentak serta lirik sensual dari lagu “Buka Sithik Joss” pun menggaung. Lagu yang familiar bagi kebanyakan orang. Namun tidak bagi Elan.

“Ayoo, semuanya pada joget!” ujar ibu dari teman Elan yang sedang ultah. Spontan, hampir semua kecuali Elan pun berjoget fasih mengikuti nada menghentak. Elan bingung. Tak pernah ia menonton Yuk Keep Smile (YKS) yang sering menampilkan joged dengan lagu serupa.

Sementara itu, Elma (ibu dari Elan) mulai was-was dengan situasi itu. Apalagi, lagu yang diputar memiliki lirik bertendensi vulgar. Buru-buru saja Elma menarik Elan untuk beranjak dari tempat tersebut.  Secara sopan, Elma pun segera pamit pada yang punya hajatan.

 

Membuat “saringan” bagi otak Anak: Perlu!

Asingnya Elan dari tayangan-tayangan yang sering ditonton  masyarakat tak lepas dari  peran orangtuanya. Bersama suami yang  sama-sama pegiat unit Aksara Salman ITB, Elma senantiasa memilihkan film bagi anak-anaknya.  Mendampingi anak menonton film merupakan fardlu ain bagi Elma dan suami.

“Film-film sekarang masih banyak yang harus disaring. Dalam sejumlah kartun saja ada yang kontennya nggak pantas, seperti menertawakan tokoh lain,” ujar Elma saat diwawancarai di kediamannya, Ahad (12/1).

Sembari mendampingi, Elma acapkali memberi pengertian kepada Elan tentang apa yang mereka tonton. Ketika ada adegan kurang pantas seperti (candaan slapstick, adegan vulgar, dan lain sebagainya) Elma memberitahu pada Elan bahwa itu tidak sopan. Rupanya ini berpengaruh besar dalam cara berpikir Elan.

“Pernah suatu saat Elan sedang nonton kartun, kebetulan ada adegan salah satu tokoh merebut mainan temannya. Elan pun nyeletuk ‘Itu kan nggak sopan, nggak boleh diikutin yang kayak gitu’,” ucap Elma menirukan celoteh Elan.

Contoh lain adalah ketika Elan tengah menunggu jadwal menonton film kartun pada malam hari. Setengah jam sebelumnya, terdapat konser Cowboy Junior. Kepada Elma, ia inisiatif mengatakan akan mematikan televisi pada saat konser tersebut.

“Saya memang pernah bilang padanya, ‘Elan, Cowboy Junior ini grup yang diisi sama anak-anak tapi mereka nyanyiin lagu dewasa. Kok nggak pantes ya?’” ungkap istri dari Muhammad Firman ini.

Elma pun menarik kesimpulan, ternyata sesuatu yang kita saring dengan benar justru lebih menempel di anak. Walhasil, anak pun jadi bisa menyaring konten tontonan dengan sendirinya. Hal ini dapat dibandingkan dengan anak-anak seusia Elan yang tidak tersaring tontonannya.

“Untuk porsi nonton sendiri, kita biasa nonton satu jam pada pagi hari, dan dua jam pada sore hari,” papar ibu dari Elan (6), Arya (3), dan Iffa (11 bulan) ini.

Bagi Elma, pendidikan menonton televisi yang ia terapkan sebenarnya tidak mungkin membuat steril anak-anaknya. “Tapi prinsipnya, kalau saya bisa semaksimal mungkin mendidik dengan menyaring memilih konten ya itu yang saya lakukan,” tegas Elma.***

 

 

 

The post Disuruh Goyang YKS, Elan Pun Bingung… appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Resolusi Pelajar 2014, Menjadi Bintang Di Masa Depan

Image may be NSFW.
Clik here to view.
IMG_6676

Peserta Seminar Resolusi Pelajar 2014 (Foto. Bustomi)

Arus globalisasi membuat para pelajar berada pada pilihan yang sulit. Ada kebingungan melandatatkala harus berhadapan dengan masa depan. Untuk itu dibutuhkan sebuah resolusi.

Hal ini disampaikan Reza Asriandi Ekaputra dalam seminar Resolusi Pelajar 2014, Ahad (12/1). mengusung tema “Menjadi Bintang Di Masa Depan”, acara bertempat di Gedung Sayap Selatan (GSS) Masjid Salman. Acara ini merupakan kerjasama antara  Daya Harmoni Semesta (DHS), Karisma Salman dan Hirokoba.

“Adanya seminar ini kita ingin membangun para pelajar supaya mempunyai visi hidup untuk kedepannya. Supaya tidak bingung untuk masa depannya. Mau seperti apa dan jadi apa ia di masa mendatang,” ujar Reza Asriandi Ekaputra ketua panitia dan perwakilan DHS.

Menurut Reza, seminar resolusi pelajar ini juga untuk mengubah para siswa dari kondisi saat ini yang sudah terbawa oleh arus globalisasi ke dalam kondisi yang tidak terombang-ambing dan bisa merencanakan masa depan dengan baik.

“Resolusi menurut saya sendiri yaitu supaya anak-anak itu lepas dari kondisi saat sekarang ini dan bisa merencanakan ke masa depannya serta bisa melaksanakannya dengan baik,” jelasnya.
Seminar dihadiri oleh  300 orang berasal dari SMA dan SMK se-Bandung Raya. Mereka diberi pembelajaran tentang motivasi semangat prestasi oleh Ihsanul Kamil dan Aditya Subagio .

Alisa Sri Ulfah dan Shinta Windu Wulan dari SMK Pasundan 1 sangat termotivasi sekali dan bisa mencari passion mereka untuk kesuksesan mereka di masa mendatang. “Ya, kita tuh disini udah di arahin kalau kita sebagai pelajar harus seperti apa, yang tidak tahu passion atau kemampuan kita kemana jadi bisa tahu arah kedepannya. Setelah mengikuti seminar ini kita jadi punya pengalaman dan langkah-langkah apa saja yang harus kita ambil untuk meningkatkan kemampuan kita nantinya,” kata Alissa. {Ed. FF}

The post Resolusi Pelajar 2014, Menjadi Bintang Di Masa Depan appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Petisi Tak Cukup Halau Bahaya TV

Setiap tahun ada saja tayangan televisi yang mengundang reaksi keras masyarakat. Kali ini protes keras tersebut santer dilayangkan pada program ‘Yuk Keep Smile’ di Trans TV.

Beberapa pihak menilai program tersebut mengandung unsur-unsur tidak pantas. Misalnya pada segmen di mana penonton, pengisi acara, sekaligus kru berjoget diiringi lagu dan lirik yang juga dianggap tidak senonoh.

Menanggapi tak bermutunya YKS, Rifqi Alfian dari Gresik membuat petisi di Change.org. Petisi itu mengumpulkan dukungan untuk membuat Trans TV menghentikan program YKS.

Menurut Ketua Unit Salman Film Salman ITB Iqbal Alfajri, media itu kompleks. Banyak pemain di dalamnya. Tayangan tak baik harus dihadapi dengan sesuatu yang kompleks juga, bukan sekadar membuat petisi.

“Kita harus memikirkan jawabannya untuk media, pemerintah, dan masyarakat. Kalau untuk semua lembaga yang terkait televisi ada solusinya, kita akan dianggap serius,” tutup Iqbal.

Bagi Iqbal, fenomena macam itu jangan hanya ditanggapi dari satu sisi. Media berada dalam sistem yang kompleks, di mana banyak ‘pemain’ di dalamnya. Masalah konten media juga harus dilihat dari segi budaya.

“Itu akumulasi kenapa sampai ada konten seperti itu. Nggak bisa kita lihat dari satu sisi saja. Ini hanya puncak gunung es, hanya dampak. Tapi kalau kita lihat, hulunya dari mana saja? Dari lembaga pendidikannya, lembaga pemerintahnya, pebisnisnya?” tuturnya di Sekretariat Salman Film, Senin (13/1).

Solusi paling efektif ialah mengetatkan dan menegaskan regulasi konten. Salah satu cara yang efektif, menurut Iqbal ialah sistem rating.

Masalahnya, belum ada aturan yang benar-benar mengikat secara jelas batas-batas rating suatu acara televisi. Masyarakat yang belum mengenal literasi media jadi korban. Akibat buramnya sistem rating, banyak tayangan yang tidak pantas ditonton anak-anak, misalnya, malah ditayangkan di jam sibuk (prime time)

“Kalau saya lihat di luar negeri program yang lebih hancur banyak, tapi ratingnya jelas. Jadi biarlah YKS tayang, tapi jangan di Prime Time,” tegas salah satu penggagas Media Watch di Masjid Salman.

Mesti Berkelanjutan

Konten-konten tak mendidik di media merupakan hasil dari ‘semangat bisnis’ para penguasa media. Idealisme pun merupakan hal yang dilematis karena pemilik media dihadapkan pada resiko merugi. Iqbal beropini, sebaiknya pemerhati media tak hanya melempar kritik, tapi memberikan solusi.

“Sekarang saya tanya, ada tidak orang atau lembaga yang memikirkan dengan serius masyarakat mau dihibur dengan formula apa?  Baru sebatas reaksi, tapi tidak ada yang bisa ditawarkan,” ujarnya.

 

The post Petisi Tak Cukup Halau Bahaya TV appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Televisi Cerdas atau Pemirsa Cerdas?

Image may be NSFW.
Clik here to view.
(Foto: dok. UIN SGD)

Dede Mulkan. (Foto: dok. UIN SGD)

Tayangan televisi hari ini semakin mengkhawatirkan. Banyak program acaranya yang “membodohi” pemirsanya. Tayangan televisi yang mencerdaskan makin banyak dirindukan masyarakat. Menanggapi fenomena tersebut, muncullah beberapa gerakan yang bertujuan untuk menghentikan pembodahan tersebut.

Salah satu gerakan yang mengkritisi tayangan yang tidak mencerdaskan yaitu gerakan Cerdas Nonton Televisi (CNT). Gerakan yang lahir dari serba kebetulan ini dimulai tahun 2011. Saat itu sang pencetus, Dede Mulkan baru saja menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Padjadjaran (Unpad).

“Kebetetulan di tahun yang sama, saya diberi kesempatan untuk menjadi pembicara dalam Orasi Ilmiah Dies Natalis ke-51 Fikom Unpad. Saat itu orasi ilmiah saya berkaitan dengan televisi, tepatnya berjudul: “Cerdas Menonton Televisi”. Kebetulan juga Disertasi saya di S3 juga bidang televisi,” kata Dede Mulkan yang buku pertamanya berjudul “Cerdas Nonton Televisi”.

Dede kemudian merealisasikan CNT menjadi grup di facebook (klik di sini untuk mengunjungi). Grup tersebut seringkali memposting konten-konten yang memberitahukan kabar tayangan televisi kini. Contoh dari konten yang biasa ditayangkan adalah tautan kumpulan berita ihwal “Goyang Oplosan” atau foto artikel koran tentang literasi media.

Menurut Dede, kondisi pemirsa televisi saat ini berada dalam kondisi tak berdaya. Mereka berada di pihak yang tidak bisa melakukan sesuatu ketika stasiun televisi menayangkan program pembodohan.

“Pemirsa berada di posisi yang lemah, sehingga hingga saat ini kita masih banyak menyaksikan tayangan-tayangan televisi yang kurang mencerdaskan kepada pemirsanya,” ujarnya.

Solusi terhadap dampak tayangan televisi yang kurang mendidik, harus dimulai dari semua elemen masyarakat. Terutama penonton itu sendiri. Sebab jika kita megharapkan perubahan itu terjadi dari pengelola stasiun televisi, maka percuma saja. Tidak ada lagi nilai -nilai idealisme yang dibangun ketika melahirkan sebuah program.

“Orientasi mereka jelas, kepada bagaimana menghasilkan sejumlah uang dari program yang ditayangkannya, walaupun ia harus melanggar dan membodohi pemirsanya,” papar dosen Fikom Unpad ini.

Lalu penting mana, tontonannya yang harus cerdas atau penontonnya yang cerdas? “Kedua-duanya penting untuk membangun sebuah tayangan yang mencerdaskan. Tapi kalau keduanya sulit dicapai, maka dengan hanya salah satu saja yang cerdas sudah cukup untuk menjaring tayangan-tayangan yang negatif,” jawab Dede.

Bagi Dede, pemirsa cerdas menonton televisi tidak cerdas, masih bagus. Televisi cerdas ditonton oleh pemirsa kurang cerdas, masih boleh. Televisi cerdas ditonton oleh pemirsa cerdas, ini yang top.

The post Televisi Cerdas atau Pemirsa Cerdas? appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Film Perlu Visi Budaya

Image may be NSFW.
Clik here to view.
"Lewat Djam Malam", salah satu karya Usmar Ismail, film maker yang memiliki visi budaya. (Foto: lewatdjammalam.wordpress.com)

“Lewat Djam Malam”, salah satu karya Usmar Ismail, film maker yang memiliki visi budaya. (Foto: lewatdjammalam.wordpress.com)

Meski semakin banyak bermunculan, film-film karya anak bangsa ternyata belum cukup dalam pesannya. “Saat ini, banyak film maker kita, termasuk anak-anak muda, masih berkutat pada aspek teknis. Bangga jika berhasil membuat film di gunung misalnya,” ujar Iqbal Alfajri, dedengkot Salman Films pada Sabtu (11/1) sore lalu. Menurut Iqbal, belum banyak film-film Indonesia saat ini yang mengusung sebuah visi budaya. Berbeda halnya menurut Iqbal dengan film-film di era Usmar Ismail misalnya.

Iqbal melontarkan pernyataannya tersebut dalam diskusi perdana Majelis Budaya Salman ITB di Rumah Alumni Salman, Masjid Salman ITB Sabtu lalu. Diskusi ini dihadiri antara lain oleh Iqbal Alfajri, Alfathri Adlin, Adriano Rusfi, Yus Kadarusman dan Imam Choirul Basri (Sekretaris Bidang Humas, Personalia dan Administrasi Salman ITB). Kegiatan ini diadakan oleh Bidang Pengkajian dan Penerbitan Salman ITB.

Visi budaya sendiri menurut Yus Kadarusman dalam diskusi tersebut, adalah bagaimana membuat perubahan sosial terasa “menyenangkan”. Hal ini jelas terlihat dalam film. Pembina Teater Menara Salman ini mencontohkan film Ayat-Ayat Cinta. “Bagaimana poligami yang sebelumnya kontroversial, digambarkan dalam relasi interpersonal yang menyentuh. Yang muncul kemudian adalah perasaan simpati,” ujar Yus, yang juga pendiri Studi Teater Islam Karisma (STIK) dan Studi Teater Unisba (STUBA).

Masih terkait dengan pentingnya pesan dan visi dalam sebuah film, Adriano Rusfi–anggota Dewan Pakar Salman ITB, menyorot keunggulan Hollywood. Menurutnya, “dakwah” yang paling berhasil di dunia saat ini adalah “dakwah”-nya Hollywood, “Sebab mereka berhasil menyentuh fitrah manusia, yang sayangnya kemudian lebih banyak diajak pada kebatilan,” ujar Adriano.

Kesadaran akan pentingnya kekuatan pesan ini juga menyebabkan karakter perfilman Hollywood yang berbeda dengan film-film Eropa. ”Dari segi seni, film-film Eropa mungkin lebih bermutu karena 80 tema misalnya, bisa menjadi 80 film. Sementara di Amerika, 1 tema dibuat menjadi 80 film. Namun akibatnya, pesan yang disampaikan (film-film Amerika) menjadi lebih kuat,” tutur psikolog lulusan UI ini.

Dalam diskusi perdana Majelis Budaya Salman sore itu,  para peserta sepakat bahwa Salman ITB perlu merumuskan visi kebudayaan yang akan melandasi content program-program kebudayaannya. Diskusi bulanan ini akan terus dilangsungkan sebagai wadah tukar pikiran untuk merumuskan konsep program-program kebudayaan di Salman ITB seperti film, teater, diskusi, festival, seminar, orasi budaya dll. Majelis Budaya akan menghadirkan para pemikir maupun praktisi kebudayaan dari dalam maupun luar lingkungan Salman ITB.[ed: Tr]

The post Film Perlu Visi Budaya appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Profil: Masjid Salman ITB Menjawab Tantangan Zaman

Masjid Salman ITB Tumbuh dan Menginspirasi

Semua Punya Peran Atasi Banjir

Banjir saat ini tidak hanya melanda Jakarta. Kota-kota besar lain di luar jawa pun kini mulai dilanda bencana tersebut. Ini menunjukan frekuensi banjir bertambah dan wilayah cakupannya meluas.

Salah satu bencana yang perlu kita cermati yaitu banjir bandang yang melanda kota Manado, ibu kota Provinsi Sulawesi Utara kemarin. Luapan sungai Tondano yang tak terkendali menyebabkan wilyah-wilayah yang ada di kota Manado terendam air 2 sampai 4 meter. Tak ayal Manado pun lumpuh.

Banjir juga melanda wilayah-wilayah lain seperti Bandung, Makasar, Semarang, Cirebon, dan Jambi. Bencana banjir yang melanda wilayah-wilayah di Indonesia ini bukan datang tanpa sebab.

Armi Susandi, Ketua Program Studi Meteorologi ITB menyatakan, awan di Indonesia tumbuh sangat cepat akhir-akhir ini. Adanya fenomena tekanan rendah di utara Indonesia dipadukan dengan angin yang membawa uap air dari laut cina selatan menyebabkan pertumbuhan awan yang hebat. Hal ini mengakibatkan curah hujan di wilayah-wilayah Indonesia menjadi tinggi.

“Fenomena ini disebut upaya alam menyesuaikan diri dan menjaga keseimbangan,” tutur Armi saat diwawancara Salman Media di ruang kantornya (16/01).

Ia melanjutkan, selain faktor cuaca, banjir ini diakibatkan daya dukung insfratuktur di Indonesia tidak bagus. Lahan yang tadinya menjadi daerah resahan air telah banyak yang hilang. Kemudian saluran air dan sungai juga tidak terawat, sehingga air yang datang pun tidak lagi tertampung.

“Kalau kita bandingkan mana yang paling dominan? Bukan hujan. Hujan itu hanya penambah saja, Ini karena total air di dunia ini tetap, tetapi persedian lahan kan tidak tetap,” ungkap Armi.

 

Perubahan Iklim

Armi yang juga Wakil ketua Pokja Adaptasi DNPI (Dewan Nasional Perubahan Iklim) menjelaskan, iklim di dunia ini cenderung mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi karena alam merespon pengaruh aktivitas manusia.

Menurut Armi, manusialah yang menyebabkan semua perubahan ini. Manusia menguluarkan gas karbondioksida dari aktvitasnya, misalnya melalui kendaraan bermotor. Karbondioksida ini menyebabkan gradasi matahari yang dipantulkan ke permukaan bumi tidak bisa memantul lagi karena tertahan. Ini disebut efek rumah kaca.

“Pemanasan global ini menyebabkan alam tidak seimbang,” ungkap Armi, lulusan Max Planck Institute for Meteorology, Jerman. Pemanasan global ini mengakibatkan bencana yang semakin intensif.

Armi menuturkan, intensitas ini tidak akan berkurang selama tiga hal terus bertambah. Pertama, jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan produksi karbondioksida juga bertambah. Kedua, pembangunan bertambah, produksi karbondioksida juga bertambah. Dan ketiga, teknologi yang makin maju menyebabkan konsumsi energi makin tinggi, dan jejak karbon makin besar.

 

Perlu Peran Semua Pihak

Armi melihat, masalah lingkungan ini menjadi masalah penting dalam pembangunan. Fakta-fakta di lapangan sudah diketahu bersama. Para ahli sering memeberikan rekomendasi untuk mencegah dan mengatasi bencana ini.

Namun Armi menilai, dalam menelurkan kebijakan, pertimbangan politik dan ekonomi lebih menonjol. Faktor lingkungan seringkali dikesampingkan. “Pemerintah harus memimpin upaya penanggulangan bencana ini, yaitu dengan upaya struktural bukan hanya himbauan,” ungkap Armi.

Armi menjelaskan, fenomena ini harus kita sikapi sesuai porsi peran masing-masing. Masyarakat harus disiplin, salah satunya tidak membuang sampah sembarangan. Sedangkan porsi kelompok masyarakat seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) adalah memberikan bantuan dan melindungi kepentingan masyarakat.***

The post Semua Punya Peran Atasi Banjir appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Profil Unit dan Lembaga di Salman ITB (Bag. 1)

Profil Unit dan Lembaga di Salman ITB (Bag. 2)

Salman TV: Short Film ‘Selamat Hari Lahir’


Salman TV: Short Film ‘Penghulu’

Film Pendek Terbaik Pilihan Juri Kompetisi Film Pendek Nasional Sinema Prancis 2012. Produksi Forum Filmmaker Pelajar Bandung (F2PB) dan Salman Films yang disutradarai oleh Destri Tsurayya Istiqamah.

The post Salman TV: Short Film ‘Penghulu’ appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Publik Dewasa Kritisi Media

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Protes publik. (Ilustrasi: blog.heritage.org)

Protes publik. (Ilustrasi: blog.heritage.org)

Secara sederhana, melek media merupakan kemampuan untuk menggunakan media sebesar-besarnya demi kepentingan diri maupun khalayak luas. Indikator pertamanya yakni mampu memahami bagaimana sebuah program dibuat dengan kepentingan tertentu.

Masalahnya, secara umum masyarakat Indonesia belum dapat memahami bahwa realitas pada tayangan televisi merupakan realitas bentukan. Basis penghitungan rating di kota-kota besar yang notabene berpenduduk dengan tingkat pendidikan tinggi, masih mencerminkan rendahnya kesadaran tadi.

Meski begitu, masih banyak warga yang menunjukkan kepedulian akan konten televisi lewat aksi protes. Bentuk protes baru muncul dari sekelompok kecil kelas menengah dengan pendidikan tinggi. Mereka memiliki alternatif hiburan selain televisi, berbeda dengan kelas menengah ke bawah. Namun protes ini bisa mengawali langkah penyadaran masyarakat bahwa siaran televisi menggunakan frekuensi milik publik.

“Kontrol atas isi siaran TV ini yang masih susah dilakukan, karena para pengusaha TV berdalih layaknya pedagang di Pasar Baru, “nggak suka ya nggak usah beli atau nonton.” Mereka lupa bahwa lapak dagang yang mereka pakai; dalam hal ini frekuensi, merupakan milik publik,” tutur Kunto Adi Wibowo, Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran via surat elektronik, Selasa (1/14).

Kunto menjelaskan, publik harusnya bukan diletakkan sebagai audiens yang pasif, sebagai pemilik kepentingan atas siaran televisi. Protes publik harus dimaknai sebagai bentuk kedewasaan publik atas proses informasi/disinformasi di media massa. Secara umum, literasi media sendiri memiliki lima indikator.

Pertama, kemampuan untuk mengakses atau membatasi akses. Misalnya, orangtua memasang sistem Parental Control di pesawat televisi di rumah. Kedua, memahami bahwa sebuah isi siaran diproduksi dengan kepentingan tertentu. Hal ini bisa dilakukan dengan menanyakan “sebenarnya isi siaran TV ini menginginkan saya berpikir/bersikap/berbuat apa tentang sesuatu?” Kemampuan ‘membaca TV’ ini membantu proses seleksi atas isi siaran.

Ketiga, selalu mengajak anak atau orang lain berdiskusi. Memiliki alternatif perspektif menjadi penting agar isi media bermanfaat secara efektif bagi kita. Keempat, mampu melakukan kontrol terhadap media dengan mengirim surat atau petisi. Kelima, adalah kemampuan produksi, memproduksi isi siaran dengan perspektif sendiri sehingga menjadi alternatif tontonan bagi khalayak.

 

Boikot Lebih Efektif

Menurut Kunto, mengirim surat atau petisi pada stasiun televisi yang bersangkutan merupakan bentuk protes paling sederhana. Mengadu ke lembaga yang memiliki wewenang untuk menekan media pun selama ini terbukti mandul akibat kartel stasiun televisi.

Ia berpendapat, salah satu cara yang efektif yaitu dengan melakukan boikot. Baik boikot program, maupun produk yang beriklan di program tersebut. Dengan boikot massal, iklan yang menjadi sumber pemasukkan TV akan hilang. Namun di Indonesia, gerakan boikot belum menjadi bentuk protes yang biasa atau umum.

“Banyak teriakan untuk boikot. Namun nyatanya belum ada aksi nyata, dan secara ekonomi para pengiklan belum merasakan dampak boikot tersebut,” katanya.

 

The post Publik Dewasa Kritisi Media appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Salman TV: Planet Sains ‘PETIR’ 1/3

Planet Sains adalah program TV Edukasi Pustekkom Kemendikbud yang diproduksi bersama oleh Pustekkom, Salman Films, dan Kalam Salman ITB. Program ini mengangkat seputar fenomena alam dan diperuntukkan bagi siswa SLTP. Narasumber untuk topik ini adalah Dr.Ir. Syarif Hidayat dari STEI ITB.

The post Salman TV: Planet Sains ‘PETIR’ 1/3 appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Salman TV: Planet Sains ‘PETIR’ 2/3

Planet Sains adalah program TV Edukasi Pustekkom Kemendikbud yang diproduksi bersama oleh Pustekkom, Salman Films, dan Kalam Salman ITB. Program ini mengangkat seputar fenomena alam dan diperuntukkan bagi siswa SLTP.

The post Salman TV: Planet Sains ‘PETIR’ 2/3 appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.

Salman TV: Planet Sains ‘PETIR’ 3/3

Planet Sains adalah program TV Edukasi Pustekkom Kemendikbud yang diproduksi bersama oleh Pustekkom, Salman Films, dan Kalam Salman ITB. Program ini mengangkat seputar fenomena alam dan diperuntukkan bagi siswa SLTP.

The post Salman TV: Planet Sains ‘PETIR’ 3/3 appeared first on Masjid Salman ITB.

Image may be NSFW.
Clik here to view.
Viewing all 2618 articles
Browse latest View live