“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain”. Sabda Rasulullah SAW melalui Hadits Riwayat Ahmad itu diupayakan betul oleh Bidang Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat (BP2M) Salman. Satu diantaranya melalui program kakak asuh. “Saat ini kami melihat dua fenomena yang menarik. Pertama, PR besar kita sebagai sebuah bangsa terkait kondisi kesejahteraan masyarakat,” kata manajer BP2M Septian Firmansyah, Selasa (29/4).
Berdasar data Bank Dunia (dengan menggunakan indikator poverty line $ 2 per hari), jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 60% dari total penduduk. Salah satu yang terimbas adalah pendidikan anak-anak. Hal inilah yang akan menjadi lingkaran setan. “Kemiskinan menghambat akses pendidikan. Pendidikan yang rendah mempertahankan kemiskinan dan begitu seterusnya,” ujar pria yang akrab disapa Kang Sep itu.
Di sisi lain, saat ini jumlah masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah semakin bertambah. Lebih menarik lagi adalah mereka memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan memendam idealisme yang besar untuk Indonesia. Permasalahannya, adalah kedua sisi ini seringkali tidak bertemu. Di sinilah peran Salman, untuk menjadi jembatan yang dapat mempertemukan kedua sisi tersebut.
Konsep kakak asuh secara sederhana layaknya beasiswa biasa. Donatur memberikan donasi via salman dan salman menyalurkannya ke penerima. Pembedannya adalah penamaan kakak dan adik asuh untuk membangun kedekatan emosional di antara mereka. Selain itu donatur (kakak asuh) tidak sekedar memberi donasi, tapi diharapkan dapat berperan aktif berkomunikasi dengan adik asuhnya.
“Kami berharap, melalui program ini sedikit banyak dapat mengurai permasalahan yang dihadapi Indonesia, minimal membantu adik adik kita mendapatkan akses pendidikan,” imbuh Septian.