Tanpa kita sadari saat lagu mulai diputar, irama musik membawa kita pada suatu kenangan. Jemari tangan perlahan mengikuti irama sang lagu. Pinggul kita bergoyang menikmati kesyahduan. Bibir ini menggumamkan tiap baris syairnya.
Ya, itulah musik. Musik mampu menghipnotis pendengarnya. Musik mampu memengaruhi pikiran kita untuk melupakan peristiwa buruk. Bahkan, musik malah dapat mengingatkan pada suatu kenangan yang telah lalu. Musik Jazz, pop, rock, bahkan punk dan mewarnai hidup kita sehari-hari. Tapi tahukah anda apa alasan musik sangat berpengaruh dalam hidup?
Konon, di Hungaria, ada sebuah musik yang syairnya setelah di dengarkan membuat orang-orang cenderung melakukan bunuh diri. Ini menunjukan bahwa banyak sekali unsur dari musik yg berdampak pada psikologis. Misalnya saja, nada, ritme, dan tempo bisa membuat kita tanpa sadar goyang-goyang kepala.
“Kalau kita mendengar lagu dengan tempo cerpat maka detak jantung kita terpengaruhi. Jantung kita jadi cepat berdetak. Atau mendengar musik klasik dapat menstimulasi keluarnya gelombang beta,” kata Adriano Rusfi, Konsultan SDM dan pendidikan saat ditemui Salman Media Sabtu (1/11).
Menurut pria yang akrab disapa Adri, gelombang beta dapat menimbulkan ketenangan, “Ada jenis suara tertentu yang menimbulkan ketenangan. Suara bariton banyak disukai. Suara Bariton enak didengar, tenang, nyaman, dan menimbulkan kesiagaan. Berbeda dengan suara cempreng,” kata alumnus Psikologi UI itu.
Namun, efek musik tentu masih kalah dengan bila kita melantunkan dzikir. Dzikir yang dialunkan dengan cara yg benar dan terus menerus bisa berefek jauh lebih dahsyat. “Kata kuncinya, yang menggerakkan, mengatur, ritme dalam tubuh itu darah,” ungkap Adri.
“Darah dialirkan oleh jantung, jantung punya detak. Musik-musik yang punya detak, kira-kira ritme nya bisa menstimulasi jantung bekerja dengan optimal. Itu musik yang bagus untuk di dengarkan,” ujar Adri.
Musik yang ritme dan temponya terlau keras tidak dianjurkan untuk didengarkan oleh Adri. Namun, musik terlalu lemah gemulai juga membuat kita mengantuk.
Dunia Islam Menggenggam Musik
“Seni dalam pengertian akademik tentu memiliki banyak bentuk, diantara yang paling populer dalam khasanah Islam adalah syair termasuk didalamnya puisi dan musik, arsitektur dan kaligrafi,” ujar Iip Fariha, seorang psikolog dari Rumah Sakit Pindad.
Perkembangan seni Islam terutama musik sejalam dengan tumbuhnya peradaban Islam. Kekayaan seni islam selalu melahirkan seni lokal yang khas, tak terkecuali dalam musik. Biasanya pengaruh utama berasal dari budaya para pendakwahnya.
“Syair adalah bentuk seni yang lebih merakyat dan banyak di kenal dan di terima masyarakat awam sampai para pujangga, akademisi, teolog maupun filosof. Tak dapat dipungkiri bahwa ada sebagian kelompok muslim -berdasarkan ijtihad ulama- yang mengharamkan syair,” ungkap teh Iip yang beberapa kali menjadi pemakalah untuk Diskusi Tafsir Ilmiah di Masjid Salman.
Tak perlu kita pungkiri, syair yang banyak di dendangkan oleh musisi di kalangan kita terlalu banyak yang menjurus pada kesia-siaan. Bahkan, para musisi terlalu sering memprovokasi budaya mengumbar syahwat atau pergaulan bebas.
“Untuk hal yang satu ini saya sepakat untuk “mengharamkan”, setidaknya memberlakukan aturan keras kepada generasi muslim agar tidak terpengaruh oleh musik seperti itu. Harus ada pembatasan diri,” pungkas teh Iip. [Tr]