Quantcast
Channel: Masjid Salman ITB
Viewing all 2618 articles
Browse latest View live

Septian Firmansyah: Siap Bermanfaat untuk Masyarakat

$
0
0
Septian Firmansyah, Manajer BP2M

Septian Firmansyah, Manajer BP2M

“Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain”, Inilah filosofi hidup yang dipegang oleh Septian Firmansyah. Septian adalah manajer BP2M, Bidang Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat YPM Salman ITB.

Pria kelahiran Sumedang dua puluh tujuh tahun yang lalu ini pertama mengenal Masjid Salman melalui Majelis Ta’lim (MATA) Salman ITB pada tahun 2003. Kemudian mengikuti Diklatsar 1 KORSA (Korps Relawan Salman) ITB pada tahun 2007. Dan menjadi penanggung jawab sementara KORSA dari tahun 2009 sampai 2011.

Suasana kekeluargaan di Majid Salman ITB membuat Septian merasa betah. Sampai pada awal tahun 2013 ia diangkat menjadi Manajer BP2M. Ia memiliki visi pribadi untuk menjadikan BP2M mampu mewujudkan Islam yang rahamatan lilalamin.

“BP2M berurusan dengan masyarakat. Kita tidak memandang apakah dia islam atau non islam atau sebagainya”, ungkap Septian saat diwawancarai oleh Salman Media (15/01). Rahmatan lil ‘alamin ditujukan untuk seluruh manusia, tidak memandang apa agamanya, bangsanya, sukunya maupun rasnya. Bahkan bukan sekedar untuk manusia, juga untuk seluruh alam dan isinya.

Septian bersama BP2M bergerak di bidang Pelayanan, Pemberdayaan dan Pembinaan terhadap masyarakat. Ia menjelaskan, Masjid Salman ITB tidak bisa lepas dari pembinaan terhadap masyarakat. Dalam pemberdayaan masyarakat ada beberapa program yang dijalankan BP2M.

Pertama Kampoeng Bangkit, yaitu model pemberdayaam masyarakat secara umum yang bisa ditanam di berbagai daerah. Program ini membidik kampung-kampung untuk dibina secara menyeluruh dengan basis Islam. Mulai dari segi sosial, lingkungan, pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi. Program ini diharapkan mampu memajukan masyarakat pedesaan agar bisa menyamai masyarakat kota.

Kemudian program Ganesa Madani, yaitu pemberdayaan masyarakat khusus daerah sekitar Ganesa. Lalu program RIKSA, yaitu Rumah Inkubasi Keluarga Sayang Anak. RIKSA merupakan program pemberdayaan masyarakat untuk menyelamatkan anak-anak jalanan.

Selain itu ada IDM, Integrated Disaster Management. IDM merupakan manajemen penanganan bencana terpadu. Dimulai dari fase mitigasi, emergency, dan juga recovery.

Sedangkan untuk bidang pelayanan masyarakat, ada pelayanan kesehatan. Seperti pengobatan gratis, dan pecegahan melalui penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Selain itu ada juga layanan antar jenazah.

“Dalam bidang pemberdayaan, kita hanya sebagai pemantik untuk masyarakat agar mereka berkembang dan berdaya. Kalau di bidang pelayanan, kita total melakukan pelayanan untuk masyarakat”, tutur pria lulusan ITB jurusan Aeronotika dan Astronika tahun 2009 ini.

Bagi Septian, menolong orang lain adalah semacam kebutuhan. Ini merupakan jalan ibadah dan model dakwah yang bisa ia lakukan. Ia sangat bahagia ketika bisa membantu orang lain. [ed:Tr]


Temu Kader Terpusat Gamais ITB: Ajang Silaturahmi dan Launching Gamais 2013

$
0
0
Gambar dari: twitter.com/GAMAISITB

Gambar dari: twitter.com/GAMAISITB

Bersilaturahmi, merupakan salah satu cara mempererat ukhuwah dalam suatu pergerakan. Hal inilah yang menjadi salah satu dasar diadakannya kegiatan Temu Kader Terpusat Keluarga Mahasiswa Islam (Gamais) ITB. Mereka hendak mengokokohkan pergerakan bersama di awal kepengurusan Gamais 2013 (3/2).

Kegiatan ini berlangsung mulai dari pukul 07.00 hingga 12.00 menjelang Dzuhur. Diawali dengan apel pagi di lapangan Amphi Arsi, para kader Gamais mendapat taujih dari Adjie W tentang pergerakan dakwah. “Kebaikan yang tidak terorganisir akan terkalahkan oleh keburukan yang terorganisir,” papar Adjie W yang merupakan mantan ketua umum Gamais tahun 2010.

Setelah apel selesai, para anggota Gamais bergerak menuju ke Ruang Serba Guna Planologi (RSG Plano) untuk mengikuti acara inti. Mereka kemudian disuguhkan sambutan dan taujih dari Dr. Ir. Suyatman, selaku pembina Gamais. Beliau memberikan motivasi agar kita selalu berusaha untuk menggapai surga Allah lewat ikhtiar yang dilakukan di dunia.

Sampailah pada acara puncak, yaitu launching serta sosialaisasi Gamais 2013 oleh ketua umum Gamais 2013, Hafidz. Mahasiswa STI 2010 ini menyampaikan hal-hal yang menyangkut visi dan misi Gamais 2013. Kemudian target-target yang ingin dicapai selama periode 2013, hingga penyampaian rekrutmen staff kepengurusan baru. Dilanjutkan dengan apresiasi kepada angkatan 2012 yang telah mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat dan seminar di tahun sebelumnya.

Tak lupa pula acara ini diselipi oleh hiburan dari Etos Voice, Kampus Peduli (K-Ped), dan penayangan video Gamais. Kemudian, acara diakhiri dengan open house sektor-sektor yang ada di Gamais sekaligus pendaftaran staf kepengurusan.

“Karena Gamais adalah keluarga, layaknya di keluarga itu ada peran-peran yang dilakukan. Maka, memilih untuk menjadi staf berarti memastikan untuk berkontribusi secara sfesifik. Gamais memerlukan orang-orang yang kompeten. Semoga Allah merahmati pilihan yang dipilih,” jelas Hafidz saat diwawancarai Salman Media di sela open house sektor mengenai acara dan harapannya pada acara Temu Kader Terpusat Gamais 2013 ini.

Wendy Cahya, anggota baru Gamais angkatan 2012, berpendapat acara Temu Kader Terpusat ini sangat bermanfaat bagi para anggota baru. Ia jadi lebih bayak tahu dan kenal dengan Gamais, sekaligus teman-temannya sesama kader. “Sayang bagi yang tidak datang (di acara) hari ini,” pungkasnya. [GR]

Temu Kader Terpusat Gamais ITB: Ajang Silaturahmi dan Launching Gamais 2013 from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

Pentingnya Merapikan Saf Salat

$
0
0
Jamaah masjid Salman ITB melaksanakan salat sunah setelah shalat dzuhur berjama'ah

Jamaah Masjid Salman ITB melaksanakan salat sunah setelah shalat zuhur berjamaah.

“Bu isi dulu Bu saf yang kosong. Dirapatkan, Bu, dirapatkan…”

Mendengar instruksi tersebut, beberapa jamaah perempuan salat zuhur Masjid Salman ITB langsung  merapatkan barisan salat mereka.  Saf paling belakang sudah terisi penuh. Sedangkan para perempuan di saf di depannya memilih untuk mencari tempat duduk paling dekat dengan pintu masuk, membuat akhwat-akhwat yang datang agak terlambat terpaksa berjalan menyeberangi jamaah yang sedang salat.

Idar (54 tahun), pegawai  masjid Salman yang sudah 9 tahun mengabdi itu dengan sigap meminta jamaah perempuan di saf depan agar bergeser. Tujuannya, agar memberikan tempat untuk jamaah yang baru datang. Namun permintaannya tidak digubris. Meski begitu, tepat sebelum imam mengumandangkan takbir, kedua saf sudah terisi penuh.

“Kepada seluruh jamaah dimohon untuk meluruskan dan merapatkan safnya,” ujar imam yang sedang bertugas saat itu, Selasa (5/2) lalu. Seluruh jamaah pun berdiri, dan mulai merapikan barisannya masing-masing.

“Jadi kalau perempuan mah kan kalau nggak dirapikan sama penjaga suka acak-acakan, suka nggak rapi. Makanya kalau Ashar, Dzuhur, Maghrib, selalu dirapikan. Dikasih tiga saf dibikinnya dua saf. Nggak nyaman kelihatannya,” keluh Idar saat diwawancara di ruangannya.

Mengatur saf atau barisan dalam salat sudah menjadi keseharian wanita asal kota Bandung ini. Atas inisiatifnya sendiri, beliau mengusulkan kepada Biro Rumah Tangga Masjid Salman ITB untuk memperbolehkannya mengatur barisan salat jamaah perempuan. Idar mengaku prihatin pada perilaku jamaah yang kerap mengabaikan kerapihan dan kerapatan barisan dalam salat, terutama di kalangan akhwat.

“Perempuan mah susah, Neng, kalau nggak diatur nggak beres. Kalau sama Ibu diatur, ke Ibu teh suka bengong, ngeliatin. Bukannya bikin safnya jadi rapi, ngeliatin Ibu aja begini,” lanjur Idar sambil mempraktekkan ekspresi orang yang sedang melongo.

Selama bertugas, total sudah tiga kali Idar dimarahi oleh ibu-ibu jamaah. Salah satunya bahkan membawa-bawa suami untuk memarahinya, karena tersinggung saat diminta untuk merapikan barisan. Soal pertentangan, bukan hanya sekali dua kali.

“Kalau tamu ibu-ibu yang disuruh di belakang dulu ada yang bertentangan sama Ibu. Dimarahin juga pernah, sudah 3 kali sama jamaah. Jadi sekarang mah kalau ada tamu yang nggak mau di belakang dibiarin aja,” tutur Idar.

Perihal kerapihan saf saat salat berjamaah terutama pada kalangan wanita memang kerap menjadi problematika tersendiri. Kadang ada yang ingin berdekatan dengan temannya, atau yang sajadahnya terlalu lebar, ada juga yang memang tidak suka salat dalam keadaan berhimpit-himpitan.

Masalah saf sebenarnya sudah sering dibahas, terutama dalam hadits-hadits. Misalnya dalam hadits riwayat Muslim, yang berbunyi,

“Dari Abu Mas’ud al Badri, ia berkata: Dahulu Rasulullah SAW biasa mengusap bahu-bahu kami, ketika akan memulai salat, seraya beliau bersabda: Luruskan safmu dan janganlah kamu berantakan dalam saf; sehingga hal itu membuat hati kamu juga akan saling berselisih.”

Ada juga riwayat yang menceritakan sejarah yang berkaitan dengan saf pada zaman kekhalifahan Utsman bin Affan. Saat Utsman bin Affan RA menjadi imam salat, dan ia tak kunjung bertakbir, datang petugas-petugas yang bertugas untuk merapikan saf salat. Setelah mereka melaporkan bahwa saf selesai dirapikan dan diluruskan, baru beliau memulai salat.

Ustad Muhammad Yajid Kalam, Manager Bidang Dakwah (BD) Salman ITB, mengatakan bahwa lurusnya saf itu berarti kesempurnaannya salat.

“Karena kalau dari sisi hikmah, bahwa rapatnya saf, lurusnya saf itu kan untuk menggambarkan rapatnya barisan umat Islam. Sebagian hadits meriwayatkan kalau ada sela-selanya nanti akan dimasukki setan. Jadi kalau kembali pada hukumnya, itu memang diperintahkan,” jelas Ustad Yajid di kantor DPD, Rabu (6/2).

“Tapi hati-hati, yang namanya saf  itu bukan berarti berdesak-desakkan. Yang kedua, rapatnya saf itu bukan artinya kaki dengan kaki saja, jangan kakinya yang merentang, tapi pundak sama pundak berjauhan. Itu juga salah,” lanjutnya lagi.

Ustad Yajid juga menekankan pentingnya faktor kenyamanan dalam salat. Jangan sampai rapatnya saf menimbulkan ketidaknyamanan. Intinya tidak usah sampai berlebihan, yang penting rapat dan rapi.

Masih banyak umat Islam, terutama di Indonesia yang belum paham akan pentingnya menjaga saf. Tapi ada juga beberapa yang beranggapan sebaliknya. Misalnya Yessy (32 tahun).

“Saf itu barisan dalam salat, dan harus lurus dan nggak bolong-bolong,” tuturnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Rike Savitri (26 tahun)

“Kan Allah menyukai kita seperti malaikat yang berjejer, ya. Kalau salat itu kan kita kayak pasukan siap perang, jadi harus rapi susunannya,” kata Rike.

Ada yang mengatakan bahwa perilaku mencerminkan aqidah. Saf yang rapat, rapi dan lurus, mencerminkan aqidah jamaah yang lurus pula. Sebaliknya, saf yang berantakan dan berlubang, mencerminkan aqidah yang “mudah” dimasuki setan dan antek-anteknya. Walaupun terlihat remeh, masalah saf tetap harus diperhatikan. Setidaknya itu salah satu ciri umat Muslim yang diridhai Allah SWT.[ed: Tr]

Pentingnya Merapikan Saf Salat from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

Pengumuman: Proposal Penelitian Tindakan Kelas BEAGURU yang Lolos

$
0
0

Berikut terlampir judul-judul Proposal Penelitian Tindakan Kelas yang lolos seleksi. Proposal tersebut merupakan hasil produk dari kegiatan BEAGURU yang dilenggarakan pada tanggal 24-26 Januari 2013 oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) Salman ITB.

No

Judul Proposal

Kelompok

1

Meningkatkan kemampuan dan kreativitas siswa dalam pembelajaran Microsoft word dengan menggunakan metode tutor sebaya di kelas VIII MTs Al Anwar Sampiran Talun Kab.Cirebon Tahun Pelajaran 2012/2013 -Dadang Sulaeman, S.Pd.I

-Risma Wanti, S.Pd

-Mahmudin, A.Md

-Maman Abdurrohman, S.Pd

2

Meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa kelas VII MTS YLPI ‘Ibaadurrahman Kota Sukabumi pada pembelajaran ekosistem dengan metode diskusi -Lisna Hifdi Salimah

3

Penggunaan media buku saku untuk meningkatkan perbendaharaan kosa kata bahasa Arab pada pokok bahasan  propesi (al Mihnah) bagi siswa kelas VIII C MTs.Cijangkar Kabupaten Tasikmalaya -Apan Rukmana, S.Pd.I

-Dedi Koswara, S.Pd.I

-Taopik Hidayat, S.Pd.I

4

Meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada materi faktorisasi aljabar dengan menggunakan multimedia di kelas VIII A MTs. Nurul Huda Kota Bekasi -Diki Zulkarnaen, S.Pd

-Maulana, S.Pd

- A Didi Mulyadi R, S.Pd.I

-Rian Dini, S.Pd

-Insan Sari, S.Pd

5

Upaya meningkatkan prounounciation kosa kata siswa melalui permainan “snake and Ladder” di kelas IX MTs Al Amin Sumedang 2013 -Nandar s, S.Pd

-Ujang Saepudin, S.Pdi

Pengumuman: Proposal Penelitian Tindakan Kelas BEAGURU yang Lolos from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

BP2M Salman ITB Adakan Pelatihan Manajemen Keuangan

$
0
0
Septian Firmansyah sebagai salah satu pembicara, menjelaskan materi kepada peserta.

Septian Firmansyah sebagai salah satu pembicara, menjelaskan materi kepada peserta.

 

Badan Pelayanan dan Pengembangan Masyarakat (BP2M) Salman ITB mengadakan Pelatihan Manajemen Keuangan Mikro di Villa Buah Sinuan, Lembang, Rabu (6/2) lalu. Pelatihan yang berada di bawah naungan program Kampoeng Bangkit ini diikuti oleh 15 peserta yang merupakan perwakilan-perwakilan dari pengurus koperasi di tujuh Kampoeng Bangkit.

“Fokus pelatihan sekarang kita lebih kepada manajemen keuangan, bagaimana me-manage keuangan agar lebih rapi, sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh Dinas Koperasi, dan juga dinas-dinas terkait, supaya bantuan-bantuan bisa masuk lebih mudah,” jelas Yandi Ginanjar, selaku Ketua Pelaksana Kegiatan.

Selain materi tentang manajemen keuangan, dalam pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini peserta juga diberikan materi tentang badan hukum serta manfaat dan kegunaannya. Pelatihan ini sendiri merupakan kegiatan lanjutan dari pelatihan-pelatihan yang sudah diadakan sebelumnya. Tujuan akhirnya, supaya koperasi-koperasi yang sudah berdiri diakui oleh badan hukum terkait secara resmi, terdaftar di Departemen Koperasi, legal, dan sudah memiliki badan hukum.

Sistem micro finance dalam perekonomian kampung baru digagaskan pada tahun 2012. Sistem operasi dipilih karena dinilai lebih dikenal dan dimengerti oleh masyarakat. Pengetahuan soal koperasi yang bersistem syariah ini disampaikan lewat pelatihan-pelatihan dan workshop. Pembangunan fondasi ekonomi adalah solusi yang dirasa tepat oleh tim Kampoeng Bangkit. Setelah masalah ini selesai, diharapkan kampung yang dianggap sudah “bangkit”, mampu membangkitkan kampung-kampung lainnya.***

BP2M Salman ITB Adakan Pelatihan Manajemen Keuangan from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

Adab Memelihara si “Fluffy” dan Kawan-Kawan

$
0
0
Foto: Tristia R.

Foto: Tristia R.

Budhiana Kartawijaya, pemimpin redaksi harian Pikiran Rakyat dulu tidak menyukai kucing. Namun, semenjak anaknya memelihara kucing, perlahan ia mulai menyukai. Budhiana pun dapat mengerti mengapa Rasulullah SAW menyukai kucing.

“Katanya, kan kalau Rasulullah SAW stress suka main dengan kucing supaya hilang. Ternyata memang benar, main dengan kucing bisa menghilangkan stress,” papar pria yang juga Ketua Umum Bidang Pengkajian dan Penerbitan (BPP) Salman ITB ini.

Karlina Indraswari (26), pemilik 5 kucing persia dan 4 lokal ini merasa senang ditemani dengan kesembilan hewan peliharaannya tersebut. Indira Listiarini (20), pemilik anjing Pekingese pun mengaku jadi lebih sering berolahraga. Hal ini karena anggota keluarganya harus bergantian bawa ia jalan-jalan keluar pagi dan sore.

Di samping manfaat-manfaat yang didapat sang pemilik hewan, sudahkah mereka memperlakukan hewan secara layak? Menurut ustad Muhammad Yajid Kalam, Manajer Bidang Dakwah (BD) Salman ITB, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara hewan.

Pertama, pakannya harus layak. Kedua, tempat atau kandangnya harus layak dengan kebutuhan si hewan tersebut. Ketiga, hasrat birahi hewan tidak boleh ditahan. Mengebiri hewan tentu sangat tidak diperbolehkan.

“Atau misal burung yang cuma dipelihara dalam sangkar saja,” ujar Yajid.

Untuk penamaan hewan, hendaknya jangan menggunakan nama manusia. Nama hewan dan nama manusia yang tidak ada bedanya khawatir akan membuat manusia sakit hati. Apalagi jika kita tahu, di lingkungan kita ada nama yang sama dengan hewan kita.

“Misal, saya kasih kucing saya namanya Rifki. Eh ternyata di lingkungan kita ada teman yang bernama Rifki. Ketika orang bilang “Rifki (kucing) maling ikan!” takutnya malah nunjuk pada teman saya,” celetuk Yajid sambil tertawa.

 

Hukum jual beli hewan

Jual beli hewan, bagi Yajid, diperkenankan. Masalah harga itu tergantung kesepakatan antara penjual dan pembeli. Kemudian bahwa ada yang berfungsi hiasan, ada yang berfungsi alat, atau apapun– selama diperkenankan, ya tidak apa-apa.

Perjualbelian hewan dilarang jika mengandung unsur klenik. Hal ini karena yang diperjualbelikan kleniknya itu. Misalnya, Arwana, diperjualbelikan sebagai ikan pembawa keberuntungan. Harganya bisa sampai 10 jutaan karena nilai kleniknya.

Berkenaan dengan jual beli anjing, terdapat perbedaan di kalangan ulama. Ada yang memperbolehkan, ada yang melarang, tetapi juga ada yang memilah. Anjing itu diperselisihkan statusnya karena dipandang sebagai najis. Apakah boleh kita memperjualbelikan najis? Ada ulama yang mengakatakan tidak boleh.

“Ada ulama yang mengatakan boleh jika digunakan untuk menjaga.. memburu. Atau seperti di kepolisian. Karena ini seperti memperjualbelikan alat dengan fungsi tertentu,” papar Yajid.

Di antara kita, terdapat orang-orang yang memelihara hewan peliharaan dengan biaya yang tidak sedikit. Bagi Yajid, tidak semestinya kita cepat menuduh orang tersebut berfoya-foya sebelum tahu niatnya apa.

Motivasi seseorang untuk membeli sesuatu perlu dipertimbangkan. Ada orangtua yang memberikan anaknya kucing agar anaknya itu belajar bertanggungjawab untuk mengurus. Atau, bisa juga motivasinya untuk membantu teman. Misalnya, “Kenapa kamu beli hewan itu?”. Jawabannya, “Ya karena teman-teman saya kerjanya di peternakan kucing.. bantuin laku  yang dijualnya.” Itu berarti pemberian uang kepada teman secara tidak langsung.

“Kalau langsung dikasih duit, takutnya malah tersinggung. Maka jalur jual-beli hewan bisa dijadikan sebagai ajang menjaga kehormatan teman,” ujar Yajid memberi contoh. “Lain lagi ya, kalau ternyata niatnya untuk sombong.. kalau itu mah.. ya sudah..”

Bagi Yajid, selama sebuah hal diperkenankan dalam agama, kita tidak boleh mencela. Daripada su’udzon lebih baik bertanya niat memelihara hewan kepada yang bersangkutan. Budaya tabayyun (konfirmasi) semestinya dijalankan.

 

Hewan >>> Manusia?

Mungkin, Anda pernah mendengar kisah Tomasso. Kucing hitam di Roma, Italia, itu mendadak jadi hewan terkaya di dunia setelah majikannya meninggal. Kucing berusia empat tahun ini mendapat warisan senilai 10 juta pound sterling atau sekitar Rp141 miliar.

“Saya punya teman yang hewan peliharaannya mati. Nangisnya berhari-hari.. kerja pun jadi malas,” kisah Yajid.

Bagi Yajid, orang yang mendahulukan hewan dari manusia itu adalah kesalahan. Anjingnya diberi makan kualitas nomor satu, sedangkan pembantunya diberi makan bukan kualitas nomor satu. Atau, kucingnya diberi ikan tuna, namun pembantunya hanya diberi makan ikan asin.

“Bukan kita tidak boleh memberi yang layak pada hewan. Namun, jangan sampai hewan itu ditempatkan lebih mulia dari manusia,” pungkas Yajid.

Adab Memelihara si “Fluffy” dan Kawan-Kawan from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

Bermain bukan Halangan Menghapal Alquran

$
0
0

 

Yazeed Tamamuddin (7 tahun) bukan satu-satunya hafizh cilik dalam keluarganya. Kakaknya, Tabarak (9 tahun), dan adiknya Zeenah (5 tahun) juga meraih gelar hafizh pada usia balita. Mengetahui kehebatan tersebut, timbul sebuah pertanyaan.  Apakah mereka masih punya waktu bermain seperti anak-anak lainnya?

“Anda seharusnya bertanya, ke mana saja kami berkunjung di negara Anda ini,” jawab Dr. Kamil Labudi, ayah Yazeed sambil tersenyum lebar. “Kami ke taman safari, kebun binatang, dan tempat-tempat bermain lainnya,” lanjut beliau, saat diwawancara Salman Media.

Jumat (08/02) siang di Front Office Salman ITB pemegang gelar Sarjana farmasi dan magister ekonomi ini bercerita bahwa ketiga anaknya bermain dan beraktivitas seperti anak-anak pada umumnya.

Bedanya, tambah Kamil, anak-anaknya bermain dan bergembira dengan filosofi yang berbeda dengan anak-anak lain. Banyak orangtua, tutur Kamil, yang telah menciptakan pengangguran sejak dini. “Mereka memberikan apapun yang diminta anak-anak secara gratis!”, ujarnya. Sementara bagi Kamil dan Rasya, istrinya, anak-anak harus belajar memberikan sesuatu sebelum mendapatkan sesuatu pula.

Karena itu, Yazeed misalnya, harus merapikan tempat tidur, membantu ibunya, mengerjakan PR dan tentu saja menyetorkan hapalan Quran sebelum bermain atau mendapatkan hadiah dari orangtuanya. Lama-kelamaan, lanjut Kamil, Yazeed malah menyenangi semua aktivitas itu dan tidak lagi selalu menuntut imbalan.

Apakah anak-anak ini tidak cepat bosan dalam menghapalkan Alquran? “Tentu saja. Tentu saja mereka terkadang bosan. Apapun yang kita lakukan terus menerus pasti akan membuat kita bosan,” jawab Kamil. Karena itu, ketika kebosanan melanda, resepnya menurut Kamil adalah mengerjakan hal lain.

“Kadang-kadang ketika Yazeed bosan menghapal, kami membacakannya cerita-cerita yang ada di dalam Alquran. Atau, kami mengajarinya cara membaca Alquran dengan qira’at-qira’at yang berbeda,” ungkap Kamil.

Yazeed dan saudara-saudaranya telah membuktikan, anak-anak tidak harus kehilangan masa kecil mereka untuk menghapal Alquran. Justru ketika diarahkan dengan baik, masa kecil dapat menjadi masa emas dalam mempelajari Alquran.***

 

Bermain bukan Halangan Menghapal Alquran from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

One Day Training Tahsin Perkenalkan Metode Mudah Baca al-Qur’an

$
0
0
Foto: Bustomi

Foto: Bustomi

Bidang Dakwah YPM Salman ITB menyelenggarakan One Day Training Quantum Tahsin / Tajwid Al-Qur’an dengan Metode ‘Asyarah, Sabtu (9/2) lalu. Acara yang diadakan di Gedung Serba Guna (GSG) salman ITB ini menghadirkan Ustadz Yudi Imana (Penemu Metode “Asyarah dan Trainer Muda Tahsin Metode ‘Asyarah) dan Ustadz Abu Rabbani, S.Sos (Direktur Lembaga Tahfiz Qur’an Jendela Hati) sebagai pembicara.

One Day Training Tahsin adalah program pelatihan cara baru dan mudah untuk belajar Tahsin Tilawah Alquran yang baik dan benar. Ust. Yudi Imana menyampaikan materi menggunakan Metode ‘Asyarah. Metode diklaim sebagai metode yang mudah, praktis dan sistematis, yang dapat membantu peserta untuk mempelajari Alquran dalam waktu singkat.

“Nah kenapa disebut metode ‘Asyarah karena ‘Asyarah itu artinya “sepuluh”. Pertama bagi orang yang belum bisa membaca Alquran dengan 10 materi kaidah dasar bisa baca al-Qur’an. Yang kedua bagi orang yang sudah bisa tetapi belum sesuai dengan kaidah tajwid dengan memberikan 10 materi tajwid juga Insya Allah bisa tartil al-Qur’an,”lanjut Ust. Yajid

Peserta tidak hanya dari mahasiswa saja . Kalangan umum  pun ikut serta dalam training tahsinyang berjumlah kurang lebih 30 orang ini. Peserta training lebih ditekankan kepada rumus baca bukan kepada rumus tajwid terlebih dahulu. Tajwid ditekankan kepada teori sedangkan tahsin ditekankan kepada prakteknya.

Ustaz Yudi Imana sendiri mempunyai dua rumus sederhana untuk membaca Alquran secara tartil. Dua rumus itu mencangkup 80 persen dari keseluruhan di dalam Alquran. Pertama mempelajari “al-jauf” yang keluar huruf mad bacaan panjang dan “al-Qoisum” yang keluar ghunnah bacaan dengung. Itulah dua rumus yang menjadi pokok dalam memberikan pelajaran training tahsin ini.

“”Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran…” (QS. Al-Qamar ayat 17). Banyak tanggapan bahwa belajar Alquran itu susah. Padahal, sebenarnya mudah. Apabila kita menganggapnya mudah maka akan diberikan kemudahan oleh Allah kepada kita.” Ujar Ustadz Yudi ketika diwawancarai saat istirahat.

Menurut Ustadz Zulkarnain, Ketua Program One Day Training Tahsin, tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk mengenalkan pendekatan metode ‘Asyarah secara global.

“Agar semakin banyak orang untuk mau belajar Alquran . Kini, peminat baca Alquran itu sedikit. Dengan metode-metode atau materi dasar ini bisa langsung dipraktikkan oleh mereka (peserta.red) sendiri,” tuturnya.***

One Day Training Tahsin Perkenalkan Metode Mudah Baca al-Qur’an from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami


Open Casting dan Recruitment FPPB: Pelajar Menyeleksi Pelajar

$
0
0
Seorang pelajar tengah dalam proses casting proyek Film Panjang Pelajar Bandung. (Foto: Tristia R.)

Seorang pelajar tengah dalam proses casting proyek Film Panjang Pelajar Bandung. (Foto: Tristia R.)

Pelajar menyeleksi pelajar. Siswa-siswa SMA dan SMP yang tergabung  dalam Forum Filmmaker Pelajar Bandung (F2PB) mengadakan open casting (aktor) dan open recruitment (kru) Proyek Film Panjang Pelajar Bandung (FPPB) pada Ahad (10/2).

Bertempat di GSS C Masjid Salman, sebanyak 30 orang peserta bersaing untuk menempati berbagai posisi mulai dari aktor/aktris, sutradara, kameramen, editor, dan sebagainya.

“Karakter yang dibutuhkan ada sekitar 6 orang. Untuk kru, sebenarnya dari F2PB sendiri sudah mengisi beberapa posisi,” terang Amelya Melviani, ketua penyelenggara Opcast dan Oprec. “Cuma memang ada yang belum ada seperti sutradara, dan memang masih banyak kru yang kita butuhkan.”

Beberapa syarat peserta antara lain pelajar SMA se-Bandung kelas X/XI, mampu bekerja dalam tim, memiliki loyalitas dan disiplin yang tinggi, dan siap menjadi kru  atau aktor/aktris dalam flim. Mereka yang terpilih akan dilibatkan dalam film panjang yang digarap F2PB sepanjang tahun 2013.

“Untuk judul film masih rahasia. Namun, tema filmnya akan lebih ke sport. Sport-nya lebih ke basket dan parkour di kalangan anak muda,” papar Amelya.

Dengan film yang akan digarap, mereka berharap dapat menyampaikan pesan moral pada penontonnya. F2PB juga ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa anak muda Indonesia dapat membuat film berkualitas.

Aldi Rinaldi, pelajar SMA PGII Bandung, mengikuti Opcast karena diberitahu temannya. Temannya sudah bergabung dalam F2PB. Aldi mengikuti casting karena ingin lebih mengekspresikan diri.

“Sebenarnya sih nggak punya basic  akting. Cuma lihat aja nanti, siapa tahu ada bakatnya,” ujar Aldi.

F2PB sendiri merupakan forum penggiat film yang berada di bawah asuhan Salman Films. Sejak berdiri dari tahun 2004, F2PB telah menghasilkan 2 film panjang, 3 film dokumenter, 2 video art, 1 video klip dan beberapa film pendek.***

Open Casting dan Recruitment FPPB: Pelajar Menyeleksi Pelajar from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

Masjid Salman Makin Update dengan 2 TV Plasma

$
0
0
Seorang petugas sedang memasang display di area Selasar Hijau Salman. (Foto: Ade L.)

Seorang petugas sedang memasang display di area Selasar Hijau Salman. (Foto: Ade L.)

Kini jemaah Masjid Salman dapat disebut masyarakat informasi. Hal ini ditandakan dengan bertambahnya fasilitas berupa  2 buah TV plasma beserta countdown timer azan.  Display atau TV plasma tersebut mulai dipasang pada Sabtu sore (11/2) kemarin.

Menurut Achmad Januar selaku Asisten Sekretaris Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman, fasilitas display ini adalah upaya untuk lebih baik melayani warga Salman. Kedua hal ini diharapkan akan membuat warga Salman selalu update informasi.

“Seluruh publikasi kegiatan yang dilakukan oleh Salman, akan tertera disana. Bahkan countdown timer azan dan iqomah, running text dan seluruh informasi tentang Salman akan dipublikasikan disana,” ujarnya.

Sebelumnya, sudah seminggu yang lalu display ini dipasang di dinding sebelah utara Masjid Salman. Hal itu ditujukan untuk menerima respon dari warga Salman yang masuk ke dalam masjid. Ternyata, display yang berisi slide foto kegiatan Salman itu mendapat respon dari jemaah. Akhirnya, display dipasang di luar masjid tepatnya didepan penitipan sepatu, Selasar Hijau.  Jika tetap ditaruh di dalam, ditakutkan display akan mengganggu konsentrasi ibadah para jemaah.

“Yang didalam Mesjid sifatnya masih trial dan error, ini pun diluar masih menerima respon juga. Jikalau ada yang complain maka akan kami respon,” kata Achmad.

Selain itu, sudah seminggu yang lalu countdown timer digital juga dipasang di dinding sebelah utara mesjid Salman. Timer ini difungsikan untuk memberikan peringatan waktu kepada jemaah saat waktu azan serta iqomah. Countdown timer digital ini akan bekerja 5 menit sebelum adzan dan sebelum iqomah. Diharapkan, jemaah yang akan salat fardu berjamaah bisa menyegerakan salat sunahnya sebelum waktu habis menurut countdown timer ini.

Oleh karena masih mengurusi operasi dan keperluan lain soal teknis, rencananya display ini akan efektif bekerja pada Senin depan. Harapannya, setiap divisi dan unit Salman bahkan masyarakat umum, jika memiliki informasi atau pengumuman layak, dapat mempublikasikannya pada display.

Bagaimana tanggapan dari warga Salman dengan adanya tambahan fasilitas baru ini? Lukman, Staf Kebersihan Salman mengatakan, “Salman kan banyak program yang masyarakat nggak tahu juga, jadi lewat plasma ini mereka bisa tahu. Tapi kalau dipasang didalam Mesjid saya tidak setuju, kayaknya akan mengganggu.” Tisna, Staf Teknisi Salman berpendapat, “Baguslah, jadi para mahasiswa bisa nonton, melihat semua informasi langsung dari sini…”

Sedangkan Arman, Mahasiswa ITB, berpendapat display sangat bermanfaat baginya. Apalagi dirinya tidak selalu memantau informasi mengenai Salman. “Mungkin lewat display ini kalau abis shalat dari Mesjid, bisa tahu apa aja yang lagi happening disini.”[ed: Tr]

 

Masjid Salman Makin Update dengan 2 TV Plasma from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

“Bruto”, Ajang Silaturahmi dan Pengenalan Mentoring PAS ITB

$
0
0
Bruto

Kakak-kakak pembina PAS tengah mengumumkan hal-hal terkait kegiatan PAS selama satu semester ke depan. (Foto: Aulia M. D.)

Hujan di sore hari tidak menyurutkan semangat Orang tua adik PAS untuk datang ke Masjid Salman ITB. Mereka berkumpul di selasar hijau menanti mulainya Briefing Orang tua (Bruto) pada sabtu, (9/2). Bukan hanya Kakak-kakak Pembinaan Anak-anak Salman (PAS) ITB selalu briefing. Orang tua adik pun perlu briefing untuk mempersiapkan mentoring satu semester kedepan.

Bruto ini bertujuan untuk pengenalan divisi TK dan SD PAS. Kemudian sebagai pengenalan mentoring yang akan dilalui adik selama satu semester kedepan. Juga sebagai ajang silaturahmi antar kakak dan orang tua adik.

Neli Iriani (Kak Neli) menjelaskan mengenai aturan-aturan selama mentoring. Dimulai dari kesepakatan orangtua dengan Kakak Divisi TK dan SD, sampai membahas  mengenai kunjungan ke rumah adik. Menurut Kak Neli, kunjungan adik ini yang paling penting. Karena setiap adik mempunyai hak untuk dikunjungi kakak kelompoknya.

Selain kunjungan, adik pun memiliki kewajiban untuk lebih disiplin dalam mentoring. Misalnya, adik tidak boleh datang terlambat, adik putri harus memakai jilbab, sampai adik-adik harus rajin mengikuti kegiatan mentoring. Semua aturan dan rencana mentoring sudah ada di dalam sebuah buku modul silabus.

“Jadi orang tua ada pedomannya, bahwa yang akan dilakukan tercantum dalam buku silabus itu,” ungkap Kak Neli. Menurut ketua Divisi TK PAS ITB ini, buku modul silabus tersebut dibagikan saat acara pembukaan semester 58 esok harinya.

Bruto ini sangat penting. Namun masih ada saja orang tua yang tidak dapat menghadiri bruto. Menanggapi hal tersebut maka dari divisi TK maupun SD akan menginformasikan hal penting mengenai bruto kepada orang tua yang tidak bisa hadir.

“Bruto”, Ajang Silaturahmi dan Pengenalan Mentoring PAS ITB from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

Bakat Hafidzh Terkuak karena Lagu “Happy Birthday”

$
0
0
Kamil Labudi. istri dan putra-putrinya saat berkunjung ke Makassar
Siapa sangka, meski punya tiga anak yang hafidzh pada usia balita, Dr. Kamil Labudi dan istrinya Raisya ternyata awalnya tidak berniat mempunyai anak-anak yang hafidzh. Orangtuanyalah yang ingin menjadi hafidzh. “Sebagai seorang dosen, saya sering diminta memberikan khutbah Jumat, sehingga saya merasa perlu hapal beberapa bagian dari Alquran,” tutur Kamil saat diwawancarai Salman Media, Jumat (08/02) siang.
Awalnya, menurut Kamil ia hanya berniat menghapal tujuh juz Alquran saja. Ketika menikah dengan istrinya Rasya, dan hijrah ke Jeddah, mereka berdua sepakat menghapalkan seluruh Alquran. Sayangnya, ketika mengandung Tabarak (putranya yang pertama), Rasya yang baru hapal tiga juz berhenti karena lelah. Namun, suaminya terus melanjutkan hapalan hingga selesai sebelum Tabarak lahir. Istrinya sendiri baru menyusul menjadi hafizh bersamaan dengan Tabarak, pada usia 4,5 tahun.
Sampai Tabarak lahir, suami-istri Labudi belum terpikir menjadikan anaknya sebagai hafizh. Ketika berumur 2,5 tahun, Tabarak dibawa ke pesta ulang tahun seorang temannya. “Seperti biasa, di sana ada kue ulang tahun, lilin dan anak-anak menyanyikan lagu ‘Happy birthday to you’. Tapi Tabarak tidak ikut menyanyi walaupun diajak,” tutur Kamil. Ketika Tabarak 6 bulan kemudian berulang tahun, ibunya hanya membuatkan kue ulang tahun kecil dengan lilin, namun tanpa pesta sama sekali. Melihat kue itu, tutur Kamil, sontak Tabarak bernyanyi sendiri, “Happy birthday to you… Happy birthday to you…”. Padahal tidak pernah ada lagi yang menyanyikan lagu itu sejak 6 bulan yang lalu.
Karena peristiwa itu, Kamil dan istrinya yakin bahwa putranya memiliki daya ingat yang kuat. Sejak itulah, mereka mulai terpikir untuk mengajari putranya menghafal Alquran. Mereka memulai dengan mendiktekan Surat An-Naba dalam Juz ‘Amma. Kamil dan istrinya juga memperdengarkan rekaman-rekaman murattal Juz ‘Amma kepada Tabarak. Hasilnya, dalam 4 bulan Tabarak telah hapal seluruh Juz ‘Amma. Kemampuan Tabarak terus dibina. Sampai akhirnya pada usia 4,5 tahun, tepat pada Ramadan 1428 H, ia berhasil menghapalkan 30 juz Alquran secara sempurna.
Keberhasilan Tabarak kemudian diikuti oleh adiknya Yazeed Tamamuddin, yang juga berhasil menghapalkan seluruh Alquran pada usia 4,5 tahun. Bahkan Tabarak selalu mengajak adiknya yang berusia 2 tahun di bawahnya itu, untuk ikut menghapalkan Alquran. Pencapaian yang sama juga diraih putri bungsu Kamil dan Rasya, yaitu Zeenah.Yang menakjubkan pula, selain hapal Quran, putra dan putri Kamil telah sanggup membaca buku dan koran sebelum berusia 5 tahun.
Kini Dr. Kamil Labudi bahkan telah menjalankan program yang ia beri nama “Proyek Tabarak untuk Tahfizh Alquranul Karim” (Masyru’ Tabarak li Tahfizhil Qur’anil Karim). Proyek ini berbentuk halaqah-halaqah bagi anak berusia tidak lebih dari 4 tahun, yang telah hapal Sural Al-Kafirun hingga An-Naas. Tujuannya adalah membantu anak-anak belia untuk menghapalkan Quran secara sempurna lengkap dengan tajwidnya. Semoga dapat lahir Tabarak dan Yazeed baru dari program ini. [Tr]
*disarikan dari wawancara dengan Dr. Kamil Labudi dan buku “Balita pun Hafal Alquran” karya Salafuddin Abu Sayyid, terbitan Tinta Medina, Solo.

Bakat Hafidzh Terkuak karena Lagu “Happy Birthday” from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

KARISMA, Siapkan Pembina yang Profesional

$
0
0

Kebersamaan anggota pembina KARISMA ITB.

Terbenamnya matahari tidak menyurutkan para pembina Karisma untuk tetap datang di acara Grand Opening Pembinaan pembina tahun 2013. Grand Opening diselenggarakan pada hari ahad kemarin (10/2) dari jam 17.00 sampai 06.30 .

“Acara ini bertujuan untuk menjadi inisiasi awal dari pembinaan pembina supaya memahami lebih dalam tentang KARISMA” ujar Faisal Sidiq sebagai pembawa acara.

Pembina bagi KARISMA merupakan aset yang sangat berharga. KARISMA yang  membidangi remaja islam kota Bandung ini tentunya harus memiliki pembina-pembina yang kompeten. Hal ini mendorong bentuk pendekatan kepada remaja dan pembinaan kepada remaja untuk lebih profesional. Ada sekitar 36 pembina yang datang pada acara yang bertempat di GSG Salman ini.

Acara  dimulai dengan pembukaan menjadi simbol siapnya pembina dalam mengahadapi berbagai karakter remaja ke depan.  Kemudian, kegiatan  dilanjut dengan makan, penjelasan status bina, menonton, muhasabah dan ditutup dengan pembacaan almatsurat (buku kumpulan doa) bersama.

“Pembina di KARISMA harus lebih solid dari yang lain. Jadi ujung tombak dan harus dipersiapkan lagi agar lebih matang” ujar pembina KARISMA jurusan Geologi ini dengan harapan tinggi. Harapan itulah yang menjadi pemicu  dari acara ini.[Tr]

KARISMA, Siapkan Pembina yang Profesional from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

Master Plan Masjid Salman

$
0
0

Back Office Salman memiliki penghuni baru, yaitu maket Master Plan Masjid Salman. Maket yang sudah ada sejak dua minggu yang lalu ini, sudah direncanakan sejak Oktober 2010. Panitia master plan pembangunan Masjid Salman terdiri dari pengurus YPM Salman, Alumni, Dosen ITB dan Mahasiswa ITB. Sempat terhambat karena perubahan tim formatur, proyek ini kembali diangkat. Hal ini terbukti dengan maket yang ada di Back Office.

“Untuk saat ini, master plan pembangunan Masjid Salman masih dalam tahap penggalangan dana dan proses desain masih terus berjalan,” jawab Imam Choirul Bashri, salah satu anggota Bidang Perencanaan Master Plan Masjid Salman.  Yang tahun ini bisa diselesaikan mungkin pembangunan tangga yang menghubungkan GSG (Gedung Serba Guna) dengan Ruang Utama Masjid Salman.

Yang menarik, nantinya akan ada terowongan (semacam Sunken Court) yang menghubungkan Masjid Salman dengan ITB. Rencana ini sudah disetujui oleh pihak ITB, dan dimasukkan dalam agenda pembangunan ITB. Namun, pelaksanaan pembangunan terowongan ini diserahkan ke pihak Salman termasuk di dalamnya masalah dana. Ini adalah tahap ketiga pembangunan Masjid Salman setelah tangga Gedung Serba Guna (GSG) dan pembangunan lantai 5 gedung sayap selatan Salman.

“Saya berharap jemaah Salman, bisa ikut serta menyumbangkan idenya dalam pembangunan Salman” Imam Bashri, salah satu panitia master plan pembangunan Salman.

Saat ini, sembari menunggu pembangunan gedung kayu, Salman sudah melakukan pemanfaatan lahan dengan membuat lapangan olahraga. “Paling tidak lapangan tersebut bisa berguna satu atau dua tahun ke depan”, tambah Imam Bashri. RW setempat menyambut dengan hangat ide pembuatan lapangan agar bisa dipakai warga.  Jadwal pemakaian lapangan pun sudah dibuat agar karyawan, unit maupun warga tidak berebut. [Tr]

Master Plan Masjid Salman from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

Rumah Amal Salman Santuni Dhuafa Kebon Bibit Barat

$
0
0
IMG_3700

Anak-anak penerima santunan berfoto bersama dengan perwakilan YPM Salman ITB dan Pengurus DKM al-Bayyinnah.
Gambar: dok. Rumah Amal Salman

 

Rumah Amal Salman ITB berikan bingkisan santunan pada anak-anak yatim warga Kebon Bibit Barat Bandung, Rabu (13/2) lalu. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Santunan untuk Anak Yatim. Ketujuh anak yang sudah diseleksi DKM al-Bayyinnah Kebon Bibit menerima bingkisan berupa peralatan sekolah dan amplop berisi uang tunai. Rumah Amal Salman sendiri bekerjasama dengan DKM al-Bayyinnah dalam rangka memilih anak yang membutuhkan santunan.

“Karena kalau sama DKM pihak DKM tahu masyarakat sekitar. Jadi kan kalau di sekolah itu pihak guru tidak tahu keberadaan sehari-harinya anak-anak itu gimana, jadi lebih terpantau sama DKM,” jelas Cecep Abdul Fatah, selaku Penanggung Jawab acara.

Selain pertimbangan bahwa kerjasama dengan DKM merupakan solusi yang efektif, Rumah Amal juga berencana untuk membentuk Unit Pelayanan Zakat (UPZ). Dalam unit ini, DKM menyalurkan zakat para muzaki (pemberi zakat) pada orang-orang yang membutuhkan, atau mustahiq (penerima zakat) lewat UPZ.

“Slogannya “Dari Masjid Berdayakan Dhuafa”. Mudah-mudahan kita sebagai lembaga yang berdayakan dhuafa, berbasis masjid,” ujar M. Husni, bagian Fund Raising Rumah Amal.

Menurutnya, UPZ memudahkan Rumah Amal dalam menyalurkan zakat. Karena selain memudahkan dalam mencari mustahiq, UPZ memungkinkan kondisi muzaki dan mustahiq berada dalam daerah yang sama. Pelatihan UPZ sudah mulai digalakkan, dan DKM al-Bayyinnah merupakan salah DKM yang merespon peluang ini dengan cepat.

Pemberian santunan dalam Program Santunan untuk Anak Yatim baru berjalan selama dua minggu. Setiap minggu anak-anak yatim penerima santunan berasal dari DKM yang berbeda-beda. Anak-anak dhuafa ini berlatar pendidikan Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. Diharapkan dengan adanya Program Santunan untuk Anak Yatim, terjalin hubungan antara Rumah Amal Salman dengan DKM-DKM dan anak yatim dhuafa se-Bandung Raya.***

Rumah Amal Salman Santuni Dhuafa Kebon Bibit Barat from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami


Pembukaa PAS ITB Semester 58 Paling Ramai

$
0
0
Adik PAS ITB semester 58 (Foto: Aulia Mulya Dewi)

Adik PAS ITB semester 58 (Foto: Aulia Mulya Dewi)

Ahad pagi (10/2), Seorang laki-laki berbaju merah melakukan rappling dari atas menara Masjid Salman ITB. Dia adalah Rendy Adistya Rosdiyana (Kak Rendy), Ketua Pelaksana Pembukaan Pembinaan Anak-anak Salman (PAS) ITB Semester 58. Tak lama setelah itu, sebuah kain hitam menjulur dari atas menara Salman. Kain tersebut bertuliskan “Pembukaan PAS ITB 58 Teknologi”.

Penonton tampak takjub menengadah ke atas menara Salman diiringi oleh riuh tepuk tangan. Dengan ini Semester 58 PAS ITB resmi dibuka. Sebanyak 148 orang tua adik dan 142 adik turut meramaikan acara pembukaan PAS ini. Mereka memenuhi lapangan rumput Masjid Salman ITB.

Penampilan dari kakak-kakak  semester 58 membuka acara tersebut. Mereka menyanyikan Mars PAS dengan diiringi lantunan gitar. Tak mau kalah, adik-adik TK pun unjuk kebolehannya dengan menyanyi lagu anak di depan panggung.

Penampilan yang paling penting adalah penampilan Klub-klub yang ada di PAS ITB. Karena nantinya adik-adik SD berhak memilih Klub mana yang sesuai dengan keinginan mereka. Ke-enam klub yang ada di PAS ITB menampilkan sesuatu. Setiap klub memiliki ciri khas masing-masing, misalnya Klub Bocah Kreatif menampilkan sebuah kreasi Pinguin yang terbuat dari botol plastik bekas.

Tak kalah hebat dengan Klub Pencil (Penulis Cilik) yang menampilkan sebuah musikalisasi Puisi tentang “Ibu”. Begitupun klub Asterik (Aksi seni teater dan tarik suara) membawakan sebuah lagu nasional “Ibu Kartini” dengan alunan angklung.

Klub Bimbingan Ilmu Pengetahuan Praktis (BIPP) pun menampilkan sebuah pertunjukan Yoyo. Berbeda dengan Klub Perisai Diri yang menampilkan serangkainan jurus-jurus silat, apakah itu oleh pelatih maupun oleh adik Perisai Diri. Penampilan pamungkas adalah dari Klub Surviva, kakak-kakak Surviva rappling dari atas menara salman dengan berbagai gaya.

Seluruh rangkaian kegiatan pembukaan ditutup oleh foto bersama. Bagi Nurmansyah Rochman Fauzi, ketua umum PAS ITB, Pembukaan PAS semester 58 ini paling ramai. “Dari semester 53 sampai sekarang ini pembukaan yang paling rame!” ungkap Kakak semester 53 ini setelah usai pembukaan.

Pembukaa PAS ITB Semester 58 Paling Ramai from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

Budaya Menulis “Asal Jadi” dan “Cuap-Cuap” Mahasiswa

$
0
0
(Gambar: saamfredymarpaung.wordpress.com)

(Gambar: saamfredymarpaung.wordpress.com)

Mahasiswa tentunya selalu dituntut untuk menulis. Mulai dari menulis laporan dan makalah untuk tugas kuliah, hingga skripsi sebagai tulisan akhir penentu kelulusan meraih gelarnya. Ditambah lagi dengan berlakunya kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor 152/E/T/2012 tentang prasyarat kelulusan mahasiswa, yaitu harus memublikasikan karya ilmiahnya di jurnal ilmiah.

Apabila melihat sederetan tulisan yang harus ditulis mahasiswa tersebut, semua mahasiswa dianggap sudah bisa menulis. Kata “menulis” sebagai bentuk proses membuat huruf-huruf agar dapat terbaca dan dimengerti. Tetapi, apabila dikaji dari konteks “literasi” atau konten tulisan yang disajikan, kebanyakan tulisan para mahasiswa masih kurang sekali menggambarkan konsep itu.

Para mahasiswa tidak banyak mengembangkan apa-apa yang mereka dapat dari perkuliahannya. Tulisan-tulisan yang dibuat hanya sebagai pemenuhan syarat turunnya nilai. Tak sedikit yang menulis dengan asal-asalan, bahkan tak segan melakukan plagiarisme, yang merupakan salah satu kejahatan terbesar dalam dunia kepenulisan. Salin-tempel tulisan yang diperoleh di internet, mengetik ulang isi buku dengan sama persis, dan berbagai hal lainnya kerap dilakukan mahasiswa yang notabebe adalah kaum akademisi. Orang berpendidikan tinggi yang harusnya tabu melakukannya.

Adapun jenis tulisan lain yang kini sedang digandrungi mahasiswa adalah penulisan dalam media jejaring sosial. Blog adalah salah satu wadah pengembangan yang umum dipakai oleh para mahasiswa yang cenderung rajin menulis. Kalaupun tidak, biasanya mereka memiliki media jejaring sosial lainnya untuk sekadar “bercuap-cuap” di sana, misalnya Facebook, Twitter, dan sebagainya. Tentunya, tulisan yang dihasilkan dari penulisan yang sekadar “cuap-cuap” sangat jauh dari budaya literasi yang seharusnya dimiliki para kalangan akademisi, walaupun jumlah tulisan yang dihasilkannya relatif banyak.

Budaya menulis mahasiswa yang “asal jadi” atau sekadar “cuap-cuap” tersebut sudah seharusnya digantikan dengan budaya literasi yang sesungguhnya. Hal ini dapat dilakukan dengan penyadaran pentingnya membaca sebagai sumber memulai budaya literasi. Dengan membaca, mahasiswa akan banyak mendapat berbagai hal yang menyangkut literasi, mulai dari bahasa hingga ranah ide. Membaca juga dapat membuat mahasiswa menghargai karya yang ditulis oleh orang lain. “Budaya membaca yang rendahlah yang menyebabkan budaya literasi mahasiswa kurang,” ujar Isman Rahmani Yusron, Ketua Umum Unit Pers Mahasiswa (UPM) UPI, saat diwawancarai Salman Media (12/2).

“Kalau menulis, semua orang juga bisa menulis. Hanya saja, kadang “literasi”-nya yang rendah,” ujar mahasiswa yang pernah aktif di Forum Komunikasi Pers Mahasiswa Bandung (FKPMB) ini.

Menurut analisisnya ketika aktif di forum tersebut, banyak tulisan mahasiswa yang masuk di sana, tapi yang layak disebut “tulisan” masih rendah. Tentunya penyebab hal tersebut adalah budaya literasi yang masih rendah tadi.

Selain dengan membaca, budaya literasi mahasiswa juga bisa ditingkatkan dengan memperbanyak kajian dan penalaran agar tulisannya lebih berbobot. Hal ini dapat diperoleh dengan bergabung ke dalam komunitas-komunitas kepenulisan di kampus, seperti unit pers mahasiswa, lembaga penelitian mahasiswa, dan sebagainya. Sayangnya, perbandingan antara mahasiswa yang peduli budaya literasi dengan yang pasif masih tergolong jomblang apabila dilihat dari mereka yang aktif dalam kelompok-kelompok tersebut.

Di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang mempunyai mahasiswa lebih dari tiga puluh ribu orang, hanya 113 mahasiswa yang terdaftar sebagai anggota dari Unit Kegiatan Mahasiswa bidang kepenulisan di sana. Tentunya, walaupun ditambah para mahasiswa di luar organisasi tersebut yang peduli dengan budaya literasi, tetap saja masih sedikit.

Budaya Menulis “Asal Jadi” dan “Cuap-Cuap” Mahasiswa from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

Koridor Timur Masjid Salman ITB, Nyaman untuk Nongkrong

$
0
0
Meski hujan, masih banyak pengunjung yang betah berlama-lama di koridor ini.

Meski hujan, masih banyak pengunjung yang betah berlama-lama di koridor ini.

Selain digunakan untuk beribadah, Masjid Salman ITB yang berlokasi tepat di seberang Kampus ITB juga berfungsi sebagai wadah kegiatan unit-unit Salman. Tak hanya mahasiswa ITB, penduduk sekitar pun sering memenuhi Masjid Salman dalam rangka beribadah dan aktivitas-aktivitas lain. Kegiatan-kegiatan tersebut didukung pula dengan disediakannya fasilitas-fasilitas tertentu yang membuat Masjid Salman nyaman untuk dijadikan tempat berkegiatan. Salah satu fasilitas tersebut adalah koridor-koridor di samping masjid.

Koridor-koridor itu luas dan bisa dijadikan sebagai tempat berkumpul untuk melakukan kegiatan seperti belajar kelompok, rapat, majelis ta’lim dan sebagainya. Itulah salah satu daya tarik Masjid Salman, yang memberikan suasana berbeda dibanding masjid-masjid pada umumnya.

Salah satu koridor yang diminati jama’ah sebagai tempat berkumpul adalah Koridor Timur, atau biasa disebut dengan Kortim. Kortim ini terkenal nyaman dijadikan tempat untuk belajar, atau sekadar tempat untuk duduk-duduk saja. Selain tempatnya luas, kenyamanan ini juga didukung oleh suasana Masjid Salman yang sejuk dan asri.

Sabilil Akbar, mahasiswa Jurusan Teknik Sipil ITB sering mengadakan rapat di Kortim bersama teman-temannya.

“Aktifitas dari mana pun itu pasti ya di sini,” ujarnya.

Sabilil memang sering datang ke Masjid Salman untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Ia juga suka nongkrong sehabis pulang kuliah untuk refreshing.“Saya disini biasanya buat rapat, suasananya enak kalau ngumpul. Di kampus tuh suasananya kayak jenuh gitu karena kalau di kampus, kan, suasananya perkuliahan. Sedangkan di sini lebih agak ada suasana yang berbeda saja. Jadi, lebih enakkan di sini kalau untuk rapat dan kumpul-kumpul ya,” tutur pria yang akrab dipanggil dengan sebutan Sabil ini.

Isa Maryam, mahasiswa Jurusan Matematika ITB juga senang menghabiskan waktu luangnya di sana setelah jam perkuliahan usai. “Saya selalu di sini untuk mengisi kekosongan dan memanfaatkan waktu luang ketika sudah selesai perkuliahan. Ya saya nunggu di sini biasanya buat nongkrong-nongkrong, lah, ngerjain cerpen, tugas dan apapun itu yang bermanfaat bagi diri saya,” kata Isa.

Kenyamanan pengunjung sebenarnya merupakan tanggung jawab bersama pula. Mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan oleh YPM Masjid Salman sebagai mestinya juga menjadi kewajiban setiap orang, agar kebersihan dan kenyamanan tetap terjaga dengan baik. Setiap penggunaan  tempat atau koridor Masjid Salman untuk diskusi, majelis ta’lim, belajar kelompok dan rapat seharusnya mendapat izin dari YPM salman. Caranya, dengan mengisi formulir yang terdapat di front office.

“Dulu kan suka ada kegiatan-kegiatan yang sifatnya beda daripada unit-unit Salman yang lain. Tetapi setelah peraturan yang sering dikontrol oleh kita jadi memang kegiatannya benar-benar murni, bukan yang macam-macam,” jelas Amir Hamzah, selaku petugas keamanan Masjid Salman.

Divisi keamanan sendiri baru dibentuk sekitar tiga tahun yang lalu. Dibentuknya divisi keamanan, dan diberlakukannya peraturan-peraturan tidak lain untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Menurut Amir, sejak adanya satpam yang berpatroli, kegiatan-kegiatan yang diadakan di Salman dapat terpantau dengan baik. Terutama untuk memantau tindak-tindak mencurigakan yang dicurigai merupakan aktivitas aliran-aliran yang dianggap sesat.

Memanfaatkan waktu dengan melakukan hal yang bermanfaat tentu sangat baik untuk kita. Apalagi ketika hal-hal itu dilakukan di dekat masjid. Otomatis hal tersebut membuat kita tetap mengingat waktu untuk
beribadah kepada-Nya. Koridor-koridor yang disediakan di Masjid Salman memang menyenangkan untuk didatangi. Selain nyaman, pengunjung tak perlu dihantui rasa khawatir dan tidak aman, karena sudah ada petugas yang bertugas untuk mengamankan. Penganut stereotip bahwa orang-orang yang sering berkumpul di masjid kerap melakukan kegiatan “mencurigakan”, pasti akan pupus setelah datang sendiri ke Masjid Salman. Siapa yang tidak akan jatuh cinta dengan koridor yang luas, sejuk, dan bersih ini?[ed: Na]

 

 

Koridor Timur Masjid Salman ITB, Nyaman untuk Nongkrong from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

Sedekah 2.0, Yuk!

$
0
0

Gambar dari: www.dailyherald.com

Katakan, dari mana datangnya gelombang kegilaan penghancur rezim Husni Mubarok di Mesir pada tahun 2011? Bukan, bukanlah sebuah gerakan terpadu bertahun-tahun yang berhasil menghancurkannya. Namun gerakan jempol di arena media sosial bernama twitter dan facebook lah yang berperan besar dalam menggulingkan rezim berusia puluhan tahun ini. Kesamaan akan suatu ide tertentu (Husni Mubarok harus turun) menjadi bahasan utama di kalangan aktivis Mesir saat itu.

Tak usahlah jauh-jauh ngobrolin politik. Tahu gerakan Indonesia Berkebun? Ridwan Kamil, sang penggagas — hanya bermodalkan hobi nge-tweet-nya serta 19.ooo-an followers untuk merintis gerakan tersebut. Berkat jejak nyatanya, Ridwan Kamil pun mendapat penghargaan “Google Web Heroes”.  Ridwan sanggup membuktikan kegunaan lain internet yaitu sebagai mediaperubahan dan akselerasi perubahan itu sendiri.

Kini, orang-orang gemar menyebut penggiat sosial via dunia maya sebagai aktivis 2.0. Kabarnya, facebook dan twitter ditengarai sebagai situs berbasis  web 2.0. Tersembul pertanyaan, apa tepatnya teknologi 2.0 itu?

“Kalau dalam teknologi 2.0, tiap orang dapat menjadi prosumen. Prosumen berarti merangkap sebagai produsen dan konsumen informasi,” ujar Dr Ir Agung Harsoyo MSc M.eng, pakar telekomunikasi dari Sekolah Teknik Elektronika dan Informasi (STEI) ITB. “Ini akibat era dimana facebook, twitter, dan sebagainya cukup menyebar luas di seluruh dunia.

Web berbasis teknologi 2.0 memiliki berbagai fitur yang dapat dirasakan penggunanya. Fitur-fitur tersebut antara lain:

  • Folksonomy (tagging), bukan taxonomy (category). Tag Cloud adalah salah satu contoh ini.
  • Web sebagai platform. Web menjadi platform dimana user berinteraksi dan berpartisipasi. Inilah mengapa cloud computing seperti zoho dan google docstermasuk Web 2.0
  • Memanfaatkan kecerdasan kolektif. The wisdom of crowd. Partisipasi user dimanfaatkan untuk tujuan bersama. contoh dari poin ini: Ranking artikel di digg (atau lintasberita pada versi indonesia), dan sistem editing wikipedia.
  • Akhir dari perputaran release software: Software terus di update sesuai dengan kebutuhan user.
  • Model Pemrograman yang mudah untuk di kolaborasikan: Facebook dengan Facebook applicationnya, teknologi RSS Feed, Mashup site sepertihousingmaps yang mengandalkan API Google Maps dan data craiglist, dll.

Facebook dan twitter adalah salah dua dari sekian banyak situs berbasis 2.0. Web 2.0 adalah situs-situs  yang membuat ‘semua orang’ yang terhubung ke web mampu menyediakan dan mendistribusikan konten (teks, grafis, dll) di web. Situs -situs yang memungkinkan kita membagi dan memeroleh informasi  adalah web 2.0: Blog, Photo Sharing (flickr), Video Sharing (YouTube), Presentation Sharing (Slideshare.net), Social Networking (facebook,myspace, twitter, linkedIn, etc) dll.

 

Sedekah 2.0

Bersedekah pangkal berpahala. Di era informasi dan teknologi ini, mestinya kita sadar betapa membludaknya kesempatan kita untuk “bersedekah”. Aktivitas seperti share dalam facebook, retweet dalam twitter, reblog dalam tumblr dapat terus melestarikan rantai pesan . Syukur-syukur, konten yang disebarluaskan tersebut adalah pesan yang selaras dengan spirit Al-Quran dan As-Sunnah.

Agung Harsoyo sendiri merujuk situs Quranic Arabic Corpus (corpus.quran.com) sebagai sarana penyebaran ilmu Quran. Konsep Quranic Arabic Corpus ini hampir sama dengan wikipedia. Kita dapat turut berkontribusi “bersedekah” entri di situs tersebut.

“Nah, untuk dunia islam sendiri, bisa jadi kita yang memulai. Seperti contohnya Corpus Quran itu. Kalau mau khutbah saya biasanya buka dulu corpus quran,” ujar Sekretaris Bidang Teknologi Informasi Yayasan Pembina Masjid Salman ITB ini.

Selain itu, Agung menambahkan pentingnya “wasit” atau “juri” yang bertanggungjawab terhadap entri yang “disedekahkan” orang. Ia mencontohkan sistem pertanggungjawaban terhadap entri di Wikipedia. Masing-masing versi bahasa dalam Wikipedia memiliki orang yang bertanggungjawab mengontrol kontennya.

“Karena dengan teknologi 2.0, orang bebas menyumbang informasi walau tanpa memakai rujukan keilmuan yang baku,” ujar Agung.

Agung berpendapat, seharusnya Kementerian Komunikasi dan Informasi bekerjasama dengan Kementerian Agama dalam mengawasi konten-konten penyebaran agama. Hal ini mencegah konten-konten yang salah perihal agama tersebar luas.

“Jadi, menurut saya, umat Islam dikenakan wajib kifayah. Kewajiban tersebut yaitu membentuk suatu badan yang memang ketika terjadi pendapat kontroversial– mereka bisa menelusuri siapa yang pertama menyebarkan konten tersebut,” pungkas Agung.

 

***

 

Anda ingin bersedekah a la 2.0?

Mudah, tinggal share saja konten-konten berspirit nilai-nilai Islam dalam facebook Anda. Atau retweet pesan tersebut jikalau memang benar bermanfaat di twitter. Dan tentu– jadikan SalmanITB.com, akun facebook, akun twitter dari Salman Media menjadi salah satu acuan utama.

Melalui tulisan ini, kami mengajak Anda untuk “menyedekahkan” nilai-nilai yang kami usung. Bersediakah?

 

Sedekah 2.0, Yuk! from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

Salim Rusli: Cinta itu Seprti Ice Cream

$
0
0
(Gambar: www.shuttersstock.com)

(Gambar: www.shuttersstock.com)

Valentine’s day sudah dikenal selama bertahun-tahun di berbagai belahan dunia. Ada orang-orang yang merayakan itu dengan segala ekspresinya. Ada juga orang-orang yang mati-matian menentangnya. Namun isi pembicaraan tentang Valentine ini tidak pernah berubah.

Satu hal yang tidak pernah dibicarakan mengenai hari Valentine, yaitu apa arti cinta yang sebenarnya? Inilah yang didiskusikan dalam KajianI fthor kamis lalu (14/02). Dengan pembicara Salim Rusli, Manajer Bidang Pengkajian dan Penerbitan (BPP) YPM Salman ITB. Ia menerangkan, hal itu jarang dibicarakan karena hari Valentine adalah marketing event.

“Valentine adalah bagaimana memoles cinta agar bisa dijual”, ungkap Salim. Misalnya untuk mendongkrak penjualan barang-barang yang identik dengan Valentine, seperti cokelat dan bunga.

Bagi Salim, cinta itu seperti ice cream. Di bagian luar ada satu lapisan dan di bagian dalam ada isinya. “Dari luar tampak menggoda, di dalam selalu ada kejutan rasa”, tutur pria kelahiran makasar ini.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cinta memiliki dua arti. Arti pertama adalah “suka sekali”. Kemudian arti yang kedua adalah “sayang benar”. Berdasarkan pengalaman pribadi salim, suka itu sesuatu yang sifatnya di luar, sedangkan sayang lebih di dalam. Jika diibaratkan ice cream, Suka itu lapisan luarnya, dan sayang adalah isinya. Rasa suka bisa lumer dengan cepat. Sedangkan sayang bertahan lebih lama.

Salim memberikan dua tanda sayang. Pertama adalah memberi sesuatu tanpa diminta dan kedua adalah meminta sesuatu tanpa diberi. Misalnya ketika orang tua memberi anaknya mainan tanpa diminta, itu adalah tanda sayang. Dan ketika anaknya meminta sesuatu namun orang tuanya tidak memberikan, itu juga adalah tanda sayang. “Dua-duanya tanda sayang, sayangnya sering diabaikan”, tambah Salim.

Salim Rusli: Cinta itu Seprti Ice Cream from Masjid Salman ITB - Menuju Masyarakat Informasi Islami

Viewing all 2618 articles
Browse latest View live