“Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain”, Inilah filosofi hidup yang dipegang oleh Septian Firmansyah. Septian adalah manajer BP2M, Bidang Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat YPM Salman ITB.
Pria kelahiran Sumedang dua puluh tujuh tahun yang lalu ini pertama mengenal Masjid Salman melalui Majelis Ta’lim (MATA) Salman ITB pada tahun 2003. Kemudian mengikuti Diklatsar 1 KORSA (Korps Relawan Salman) ITB pada tahun 2007. Dan menjadi penanggung jawab sementara KORSA dari tahun 2009 sampai 2011.
Suasana kekeluargaan di Majid Salman ITB membuat Septian merasa betah. Sampai pada awal tahun 2013 ia diangkat menjadi Manajer BP2M. Ia memiliki visi pribadi untuk menjadikan BP2M mampu mewujudkan Islam yang rahamatan lilalamin.
“BP2M berurusan dengan masyarakat. Kita tidak memandang apakah dia islam atau non islam atau sebagainya”, ungkap Septian saat diwawancarai oleh Salman Media (15/01). Rahmatan lil ‘alamin ditujukan untuk seluruh manusia, tidak memandang apa agamanya, bangsanya, sukunya maupun rasnya. Bahkan bukan sekedar untuk manusia, juga untuk seluruh alam dan isinya.
Septian bersama BP2M bergerak di bidang Pelayanan, Pemberdayaan dan Pembinaan terhadap masyarakat. Ia menjelaskan, Masjid Salman ITB tidak bisa lepas dari pembinaan terhadap masyarakat. Dalam pemberdayaan masyarakat ada beberapa program yang dijalankan BP2M.
Pertama Kampoeng Bangkit, yaitu model pemberdayaam masyarakat secara umum yang bisa ditanam di berbagai daerah. Program ini membidik kampung-kampung untuk dibina secara menyeluruh dengan basis Islam. Mulai dari segi sosial, lingkungan, pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi. Program ini diharapkan mampu memajukan masyarakat pedesaan agar bisa menyamai masyarakat kota.
Kemudian program Ganesa Madani, yaitu pemberdayaan masyarakat khusus daerah sekitar Ganesa. Lalu program RIKSA, yaitu Rumah Inkubasi Keluarga Sayang Anak. RIKSA merupakan program pemberdayaan masyarakat untuk menyelamatkan anak-anak jalanan.
Selain itu ada IDM, Integrated Disaster Management. IDM merupakan manajemen penanganan bencana terpadu. Dimulai dari fase mitigasi, emergency, dan juga recovery.
Sedangkan untuk bidang pelayanan masyarakat, ada pelayanan kesehatan. Seperti pengobatan gratis, dan pecegahan melalui penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Selain itu ada juga layanan antar jenazah.
“Dalam bidang pemberdayaan, kita hanya sebagai pemantik untuk masyarakat agar mereka berkembang dan berdaya. Kalau di bidang pelayanan, kita total melakukan pelayanan untuk masyarakat”, tutur pria lulusan ITB jurusan Aeronotika dan Astronika tahun 2009 ini.
Bagi Septian, menolong orang lain adalah semacam kebutuhan. Ini merupakan jalan ibadah dan model dakwah yang bisa ia lakukan. Ia sangat bahagia ketika bisa membantu orang lain. [ed:Tr]