Quantcast
Channel: Masjid Salman ITB
Viewing all 2618 articles
Browse latest View live

Ruang Tafsir Antara Kita dan Semesta

$
0
0
economist

(Ilustrasi : The Economist)

Jika para insan kreatif Seni Rupa menggagas keterhubungan semesta lewat Pasar Seni ITB 2014, Salman menyibaknya lewat tafsir ilmiah. Isyarat-isyarat ilmiah dalam Alquran menggelitik berbagai pakar keilmuan untuk menelaahnya. Salman pun menaungi mereka untuk memaparkan hasil telaahannya.

Oleh karena itu Almarhum Irfan Anshory, salah seorang aktivis senior Masjid Salman ITB menggagas diskusi. Diskusi ini kemudian diselenggarakan oleh Bidang Pengkajian dan Penerbitan (BPP) Salman ITB. Topik yang didiskusikan adalah surat-surat pada Juz Amma. Diskusi tafsir surat-surat Jus Amma ini kemudian berujung pada lahirnya Tafsir Salman. Tafsir Salman merupakan tafsir bercorak ilmu pengetahuan yang biasa disebut tafsir ilmi.

Jum’at (14/11) lalu, Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB resmi meluncurkan buku tafsir bertajuk “Tafsir Salman: Tafsir Ilmiah Juz ‘Amma”. Buku tafsir ini membahas surat-surat dalam Juz ‘Amma melalui ‘pisau bedah’ yang cukup spesifik, yakni sains dan teknologi. Tafsir Ilmi –begitu pendekatan tafsir ini disebut— Juz ‘Amma Salman, diisi pula oleh para ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Tafsir ilmi sendiri ialah penafsiran Alquran yang menggunakan istilah-istilah ilmiah. Tujuannya, untuk melahirkan teori baru yang berkesesuaian dengan ilmu pengetahuan saat ini. Para ulama pun terbagi menjadi dua; ulama yang pro dan ulama yang kontra.

Golongan pertama menilai Alquran sebagai mukjizat ilmiah. Wajar jika isinya mencakup pula teori-teori ilmiah modern. Tafsir ilmi juga mampu membantah stigma bahwa Alquran bersifat irasional. Golongan kedua, beranggapan bahwa ulama-ulama kontemporer terkesan memaksa mencocokkan temuan ilmiah dengan ayat Alquran. Hal tersebut disebut-sebut mereduksi tingkat kemuliaan Alquran.

Salah satu ulama yang menentang tafsir ilmi, Abu Ishaq Asy-Syatibi (w. 790 H) berpendapat bahwa metode yang tidak pernah digunakan para sahabat dan tabi’in tidak relevan. Lebih lanjut lagi ia menilai, mufassir harus membatasi diri menggunakan ilmu-ilmu bantu yang dikenal oleh masyarakat Arab pada masa turunnya Alquran.

Ketua YPM Salman, Syarif Hidayat berpendapat, tafsir justru harus terus berkembang. Ia melanjutkan, banyak ayat yang mengindikasikan keunggulan umat Muslim. Bila kejayaan itu belum pula datang, berarti ada yang salah dan harus diperbaiki. “Kalau kita tidak sampai pada suatu tujuan, mungkin kita salah membaca petunjuk. Kita harus mampu membacanya,” tambahnya.

Ketua Umum MUI Bandung Miftah Faridl mengatakan, tafsir bersifat relatif sedangkan Alquran absolut. Meski begitu, dalam prosesnya mufassir mesti berhati-hati. Jangan sampai menafsirkan hanya berdasarkan dengan ra’yu atau ijtihad. Tafsir lewat ayat Alquran lain, tidak boleh lepas.

Miftah menegaskan, “Barangsiapa yang menafsirkan Alquran hanya dengan ra’yu, itu adalah kesombongan. Tetap, yang absolut itu Alquran….”

Tetap, secanggih-canggihnya otak, tak ada yang bisa menyamai kebesaran-Nya saat menciptakan pentas semesta…[ed: Tr]


Menggagas Tafsir Quran yang Membumi

$
0
0
Pakar Tafsir Alquran Rosihon Anwar tengah memaparkan pendapatnya mengenai Tafsir Salman, Jumat (14/11) lalu di Ruang Utama Masjid Salman ITB dalam Bedah Buku dan Soft Launching "Tafsir Salman: Tafsir Ilmiah atas Juz Amma". Duduk di atas kursi lipat adalah Achmad Noe'man (88), arsitek Masjid Salman ITB. (Foto: Tristia R.)

Pakar Tafsir Alquran Rosihon Anwar tengah memaparkan pendapatnya mengenai Tafsir Salman, Jumat (14/11) lalu di Ruang Utama Masjid Salman ITB dalam Bedah Buku dan Soft Launching “Tafsir Salman: Tafsir Ilmiah atas Juz Amma”. Duduk di atas kursi lipat adalah Achmad Noe’man (88), arsitek Masjid Salman ITB. (Foto: Tristia R.)

Penafsiran Alquran sepatutnya memantik agar manusia senantiasa bertauhid lagi berbuat kebaikan di tiap zaman. Demikian pendapat Pakar Tafsir Alquran Rosihon Anwar Untuk itu, tafsir Alquran harus relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa. “Tafsir harus bisa menggali kandungan Alquran agar berdialog dengan perkembangan zaman,” ujar Rosihon, Jumat (14/11).

Agar tafsir bisa relevan dengan realita serta membumi, diperlukan tafsir Alquran kolektif. Tafsir kolektif mengolaborasikan berbagai pakar dalam satu majelis. Ayat-ayat Alquran lah yang tentu dibicarakan. Upaya Tim Tafsir Salman sendiri sudah mendekati pada arah pembentukkan tafsir kolektif. Namun, Rosihon mengusulkan agar Salman mengundang pakar humaniora seperti antropologi dan sosiologi di samping menghadirkan pakar ilmu eksak.

“Ahli tafsir dan orang yang paham Bahasa Arab pun harus diikutsertakan. Pada dasarnya, tafsir tidak boleh berdasarkan akal semata dan hawa nafsu,” tekan Dekan Fakultas Usluhuddin UIN Sunan Gunung Djati ini.

Namun, Rosihon mewanti-wanti kepada semua pihak untuk berhati-hati dalam menghubungkan ilmu pengetahuan dengan ayat suci. Baginya tidak setiap ayat Alquran itu dapat dipaksakan untuk ditarik dan dikaitkan dengan ilmu pengetahuan. “Jika ada ayat-ayat yang bukan menjadi domain ilmu pengetahuan ya jangan dibahas. Misalnya tentang hakikat ruh, akhirat, dan lain sebagainya,” ujar Rosihon.

Guru Besar Fisika Teoretik Tinggi ITB, Prof. H. Freddy Permana Zen pun sepakat dengan Rosihon.  Baginya, kita harus senantiasa hati-hati dengan keterbatasan. Baginya, proses penafsiran Alquran tidak boleh melampaui penelaahan yang berada di luar jangkauan ruang dan waktu. “Yang jelas ikuti Alquran dan Sunnah walaupun logika kita belum sampai. Logika itu terbatas, yang tidak terbatas itu Yang Maha Benar dan itulah pegangan kita.”

Namun Freddy berpendapat, Alquran pasti segaris dengan ilmu pengetahuan. Memang, ada beberapa ilmu yang belum dipahami karena keterbatasan manusia, tetapi bukannya tidak mungkin suatu saat orang akan paham. Freddy menghimbau kepada kaum intelek untuk jangan ragu-ragu mengeksplor ayat-ayat kauniyah dan menafsirkannya dengan ilmu pengetahuan.

“Tafsir Salman memberi guidance kepada khalayak untuk memberitahu bahwa Alquran sejalan dengan ilmu pengetahuan,” simpulnya.***

 

Teater Menara Observasi di Car Free Day

$
0
0
Salah satu anggota Teater Menara Salman ITB sedang mempraktekan seorang Juru Parkir (Jukir), Ahad (16/11) di Gedung Serba Guna (GSG) Masjid Salman ITB. Foto Bustomi.

Salah satu anggota Teater Menara Salman ITB sedang memperagakan gaya seorang Juru Parkir dalam workshop Teater Menara, Ahad (16/11) di GSG Masjid Salman ITB.
(Foto: Bustomi)

Aktor dan aktris kawakan akrab dengan metode obeservasi untuk memperdalam akting. Dalam menyelami suatu karakter, mereka harus memahami dan mampu merepresentasikannya. Untuk itu, Ahad (16/11) lalu anggota Teater Menara Salman ITB melakukan kegiatan observasi di kawasan Car Free Day Dago. Setelah mengamati sosok yang diinginkan, mereka pun memperagakan bahasa tubuh dan gaya bicara sosok tersebut.

“Untuk berakting, dalam teater harus dengan pengayaan yang lebih dari aktor dan aktris film,” kata Pembina Teater Menara, Ius Kadarusman.

Ius memang berencana menggembleng kemampuan akting anggota Teater Menara. Pasalnya, Teater Menara diwacanakan sebagai pemasok aktor dan aktris; tak hanya sebagai pemain teater, namun juga sebagai pemain film.

“Jadi bukan sekadar akting yang tiba-tiba dan seadanya tampang. Tapi juga terbangun dari latihan,” jelas pria yang berkecimpung di dunia teater selama puluhan tahun ini.

Dunia teater nasional sendiri dikenal melahirkan banyak aktor dan aktris kawakan. Misalnya, Slamet Rahardjo, Deddy Mizwar, Alex Komang, dan Christine Hakim. Mereka kini dikenal pula sebagai tokoh perfilman Indonesia. Mereka dikenal pula akan kemampuan dalam mendalami karakter yang mereka perankan. Semua itu berhasil mereka dapat dari observasi dan latihan yang tekun. [Ed: Dh]

Anak Cerdas Dekat dengan Orangtuanya

$
0
0
arya teh elma

Konten-konten bebas dari media dan pergaulan dapat berdampak buruk pada jiwa sang buah hati. Agar itu tak terjadi, harus ada sistem komunikasi yang baik antara orangtua dan anak. (Foto: Tristia R.)

 

Sungguh berat menjadi generasi muda di zaman yang serba canggih ini. Betapa tidak, derasnya arus informasi dan kemajuan teknologi justru menjadi pisau bermata dua. Hidup seolah tiada arti: dikelilingi gadget, komunikasi dengan orangtua buruk, peer pressure tinggi, serta beban sekolah menumpuk. Akibatnya? Mereka rentan terpapar pornografi dan kekerasan. Tak heran bila angka kasus kriminal terus meningkat, khususnya di Indonesia.

Masalah yang nampak ruwet ini sebenarnya punya kunci utama, yakni keluarga yang sehat. Pengasuhan tepat dan komunikasi lancar akan menumbuhkan anak-anak berprestasi dengan karakter kuat. Prestasi demi prestasi itu pun tak ditelan sendiri, namun dipersembahkan untuk masyarakat. Tujuan luhur itu berakar dari peran penting orangtua.

Selamatkan Generasi Emas Indonesia (SEMAI) 2045 ialah organisasi nirlaba yang berkampanye ke semua lapisan masyarakat demi membentuk generasi BEST. Akronim itu terdiri dari Behave (Berakhlak Mulia), Emphatic (Peka Sosial), Smart (Cerdas), dan Tough (Tangguh). Lawannya, BLAST; Bored (Bosan), Lonely (Kesepian), Afraid (Ketakutan), Angry (Marah), Stress (Stres), dan Tired (Lelah).

Sabtu (15/11) lalu, SEMAI 2045 bersama Sakola Bumi, Pojok Pendidikan, Komunitas Homeschooling Muslim Nusantara, Yayasan Pendidikan Anak Bangsa, serta Komunitas The Bright Bride, menggelar bincang pendidikan “Yang Muda Berani Beda”. Acara yang dilangsungkan di Gedung Wakaf Pro, Bandung ini mengundang dua anak muda berprestasi, Andri Rizki Putra (Co-Founder Yayasan Pemimpin Anak Bangsa) dan Enes Kusuma (Pendiri Komunitas The Bright Bride). Mereka berbagi soal pentingnya pendidikan dasar di rumah terhadap prestasi-prestasi yang telah mereka raih.

“Kita perkenalkan Rizki sama Enes ke masyarakat, jadi orangtua tahu bahwa anak bisa cerdas mencari cara sendiri untuk mengembangkan diri,” kata Koordinator Semai 2045, Elma Fitria.

Elma menjelaskan, anak-anak yang sukses tumbuh dengan prinsip. Mereka pun diberi kepercayaan untuk mengembangkan cara belajar sendiri. Empati yang tinggi pun terbentuk. Inilah yang menjadi dasar diadakannya bincang pendidikan tersebut. Pasalnya, tak semua orangtua mampu melakukan pendekatan sedemikian rupa pada anak sehingga tujuan-tujuan tadi tercapai.

“Kalau mau anak cerdas dan sukses, harus dekat dengan orangtua, juga diberi keleluasaan untuk mengembangkan cara berbeda. Kebanyakkan orangtua kan tidak begitu,” lanjut Elma.

Hal di atas diamini oleh Pendiri Homeschooling Muslim Nusantara, Ida Nur’ani Noviyanti. “Karena yang dikenal pertama oleh anak itu kan orangtua. Kalau anak lebih percaya pada lingkungan, berarti ada pesan yang tidak tersampaikan,” tuturnya.

Terjangan arus informasi praktis membuat para orangtua mesti ekstra hati-hati. Jangan sampai konten-konten bebas dari media dan pergaulan berdampak buruk pada jiwa sang buah hati. Agar itu tak terjadi, harus ada sistem komunikasi yang baik antara orangtua dan anak.

“Saya percaya ketika pesan itu tersampaikan, pasti anak akan punya prinsip dan bonding yang kuat dengan orangtua. Bila terpengaruh lingkungan, pasti karena orangtua tidak menyediakan waktu untuk anaknya,” ujar Ida.

 

Bekerja Sama dengan Karisma

Penyuluhan, kampanye, dan pelatihan-pelatihan parenting akan terus diadakan demi membangun kesadaran dan paradigma generasi BEST. Untuk itu, SEMAI 2045 bekerjasama pula dengan Keluarga Remaja Islam (Karisma) Salman ITB.

“Kami bekerja sama dengan SEMAI karena pada dasarnya kami memiliki tujuan yang sama,” kata Ketua Karisma, Adrian Tahriz. Bentuk kerjasama itu berupa pembinaan untuk pembina Karisma, adanya Forum Orangtua, serta pembinaan untuk adik SMP dan SMA. Karisma sendiri lama bergerak di bidang pembinaan remaja SMP dan SMA. Selain Karisma, SEMAI pun berencana mendampingi komunitas-komunitas BEST lain untuk menjadi relawan di berbagai pelosok negeri.

Rangkaian acara “Yang Muda, Berani Beda” akan dilangsungkan kembali di Semarang (6 Desember), Jakarta (14 Desember), dan Yogyakarta (11 Januari). Acara ini merupakan bagian dari misi mengubah generasi BLAST menjadi BEST. Menurut Elma Fitria, tolak ukur keberhasilan program ini ialah hasil riset keterpaparan pornografi dan kasus kekerasan seksual.

“Itu tolak ukur yang paling gampang untuk menentukan seorang anak BLAST atau tidak, soalnya pornografi itu menyasarnya anak BLAST,” jelasnya.

Banyak orangtua yang menilai gadget canggih, uang saku berlimpah, dan bertanya satu dua hal seputar sekolah sudah cukup untuk membuat anak senang. Bila ada masalah, tak jarang guru di sekolah yang disalahkan. Padahal pendidikan terdasar ada di rumah, di tangan para orangtua.

Semakin dekat orangtua dengan anak, semakin jauh pula anak dari ancaman karakter BLAST. Semakin banyak generasi BEST tercipta, maka kita dapat berlega hati Indonesia dipimpin anak-anak berkualitas di usia 1 abadnya.[ed: Tr]

Harga BBM Naik, Mahasiswa Harus Sabar

$
0
0

 syarif-hidayat-rs

Oleh: Fathia Uqim

Kebijakan penaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah mengundang reaksi keras beberapa kelompok masyarakat. Tak sedikit yang melakukan aksi demo ke jalan, menuntut agar kebijakan tersebut ditarik kembali. Banyak pula yang meminta agar upah buruh dan pekerja kelas menengah ke bawah dinaikkan. Di antara kelompok itu, banyak yang berasal dari kalangan mahasiswa.

Ketua Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB, Syarif Hidayat mengatakan, mahasiswa boleh saja berdemo asal tidak mengganggu kepentingan umum. “Jangan bermimpi harga Bahan Bakar Minyak murah, kita harus kenali kesulitan kita dan tidak bersikap brutal. Intinya, harus sabar,” kata syarif, Selasa (22/11) lalu.

Syarif juga berpendapat bahwa dinaikkannya harga BBM justru harus diapresiasi. Menurutnya, wajar jika pemerintah menghapus subsidi BBM. “Karena Indonesia bukan produsen minyak lagi, tetapi importir. Kalau nggak, ya, bunuh diri namanya!” tukasnya.

Di sisi lain Syarif memaparkan, BBM bersubsidi mestinya bersifat transparan. Transparansi tersebut demi meminimalisir tindak korupsi. Harusnya, subsidi BBM dilakukan demi kesejahteraan rakyat. [Ed: Dh]

 

Jalan-Jalan Ahad Adik Kreatif Salman

$
0
0
Adik Kreatif Berkeliling Pasar Seni ITB (Foto: Rizky Maisarah)

Adik Kreatif Berkeliling Pasar Seni ITB .

Bandung, (Salman Media) – Ahad kemarin (23/11) adalah salah satu hari yang lumayan melelahkan bagi adik-adik Klub Kreatif Keluarga Remaja Islam (Karisma) ITB. Kreatif mengunjungi Pasar Seni ITB 2014 yang bertempat di ITB. Kegiatan merupakan salah satu event terbesar se-Asia Tenggara yang diadakan empat tahun sekali. Semua tim sama-sama menuju Pasar Seni. Adik-adik ikhwan (laki-laki) dipandu oleh Syarif, salah seorang pembina, sedangkan adik-adik akhawat (perempuan) terpisah-pisah ditemani oleh beberapa pembina.

Ada cerita menarik dengan adik-adik ikhwan pada Ahad kali ini. Awalnya, para pembina berencana mencari tempat untuk berolahraga bersama karena mayoritas adik ikhwan sangat senang bermain basket dan bermain futsal. Pembina mencari tempat jauh-jauh hari, tapi semua tempat sudah penuh. Lalu ketika hari Ahad tiba, Lingkar Sahabat (LS), yang juga divisi dari Karisma, mengajak adik-adik Kreatif untuk ikut futsal bersama mereka.

Sebelum adik-adik Kreatif berangkat ke tempat futsal, ternyata LS sudah berangkat lebih dulu. Kebingungan, akhirnya mereka berencana membawa bola basket ke taman musik untuk bermain di sana. Hujan mendadak datang dan mereka berteduh di bawah halte sampai azan zuhur tiba. Ternyata adik-adik sudah minta pulang. Jadilah, tidak ada olahraga Ahad ini.

Selama perjalanan menuju Taman Musik (yang ternyata tidak jadi), tiga orang tertinggal. Mereka adalah Noval, pembina Kreatif Tim Seni, Ghathfan, dan Luthfi. Ghathfan dan Noval terpisah dari rombongan, sedangkan Luthfi baru tiba di Salman jam 11. Jadi, ketika para adik akhawat asyik melihat-lihat karya seni di Pasar Seni ITB, adik-adik ikhwan kebingungan. Namun berjalan-jalan di Pasar Seni ITB juga tidak asyik terus. “Pusing, Teh, lihat lautan manusia,” komentar Amel.

Semoga Ahad-Ahad lainnya jauh lebih menyenangkan, ya!   [ed:Tr] 

Pelukis Salman di Pasar Seni: Asep Berlian (1)

$
0
0
Asep Berlian berdiri di depan lukisannya yang dipamerkan dalam acara Pasar Seni ITB, Minggu (23/11) lalu. (Foto: Tristia R.)

Asep Berlian berdiri di depan lukisannya yang dipamerkan dalam acara Pasar Seni ITB, Ahad (23/11) lalu. (Foto: Tristia R.)

Tampilan khas preman melekat pada Asep Berlian. Topi hitam a la Zorro bersarang di kepalanya. Topeng kain  pada wajahnya hanya menyisakan dua pasang mata yang terlihat.

Atribut lainnya tak kalah cadas, kaus hitam bergambar rocker barat yang entah siapa. Untaian rantai besar menjulur dari atas bahunya. Celana hitam, manset bercorak cadas, serta boots yang ia pakai kian menyiratkan jika ia datang dari kalangan preman.

Seniman yang hadir di Pasar Seni ITB  2014, Ahad (23/11) itu sebenarnya mendapat jatah stand di CC Boulevard ITB. Namun Asep Berlian tak mau mainstream. Bak seniman jalanan, ia jejer lukisan-lukisannya begitu saja di jalan dekat gerbang utama ITB.

Nyentriknya Asep tak berhenti hingga di situ. Tiba-tiba saja ia bertindak nekat membakar salah satu lukisannya. Wuushh. Apa gerangan maksud Asep?

“Ini sebagai protes atas BBM naik. Jadi kita sensasi aja, misi sosial untuk menolong sesama,” begitu Asep menjelaskan aksi teatrikalnya, Ahad (23/11) lalu. Cari sensasi, sembari menjaring pengunjung untuk berdonasi.

Asep menawarkan pula buku kumpulan puisi untuk pengunjung beli dengan harga berapa pun. Tak tanggung-tanggung, pengunjung yang ingin berfoto bersamanya pun sang seniman tawari untuk berinfak.

NengNeng..  Ini kalau mau foto saya tarik infak sukarela, untuk anak jalanan,” pinta Asep. Dua orang gadis yang tadinya antusias ingin berfoto dengannya pun menjadi urung. Melihat raut kekecewaan, Asep buru-buru berkata.

“Eehhh, tapi kalau nggak ada uangnya ya nggak apa-apa gratis saja,” hibur Asep.

Asep Berlian, sang seniman bergaya preman itu— uniknya berasal dari masjid. Ia adalah alumni Asrama Salman angkatan 1992.

 

Karakter lukisan Asep

Bagaimana dengan lukisan Asep?

“Lukisan-lukisan saya ada yang nawar 10 juta, tapi nggak saya keluarin. Pengennya di atas 50 juta,” tukas Asep. Asep beralasan, lukisan-lukisannya yang kemarin terjual harganya berkisar di antara Rp50 juta ke atas. Baru saja Dahlan Iskan dan Arifin Paniogoro membeli lukisannya seharga Rp100 juta.

“Jika saya jual lukisannya Rp10 juta, yang baru saja beli lukisan saya di atas Rp50 juta nanti protes. Nggak enak aja,” ungkapnya.

Asep mengatakan, sebagian hasil penjualan lukisan selama ini ia bagikan pada yang membutuhkan. Lukisan-lukisan Asep memang didasari naluri kepekaan sosialnya. Lukisan Asep bersifat responsif terhadap isu-isu sosial.

“Lukisan ini,” katanya sembari menunjukkan lukisan besar, “berjudul KPK dan Anti Korupsi. Lukisan yang dibakar tadi juga untuk menanggapi harga BBM yang naik.”

Asep -yang ketika di masa Asrama Salman betah salat tahajud di masjid- berharap agar Salman makin peduli dengan nasib orang-orang yang membutuhkan. Ia berharap, kepekaan sosial yang jemaah Salman miliki takkan pernah luntur…..***

Bersambung.
Tulisan selanjutnya dapat dilihat di sini.

 

 

 

Pelukis Salman di Pasar Seni: Imam Choirul Basri (2-selesai)

$
0
0

 

Stand lukisan kaligrafi Imam Choirul Basri. (Foto: Tristia R.)

Stand lukisan kaligrafi Imam Choirul Basri. (Foto: Tristia R.)

Setelah bertemu Asep di muka, seniman Salman lain yang ditemukan di Pasar Seni ITB adakah Imam Choirul Basri. Disediakan stand khusus oleh panitia Pasar Seni, Imam pun dengan senang hati memajang puluhan lukisannya. Goresan tinta emas menyapukan kaligrafi ayat Alquran tertera dalam lukisan-lukisannya. Berbeda dengan lukisan Asep yang responsif dan cenderung spontan, lukisan Imam bergaya kalem, klasik, dan elegan.

“Lukisan saya bisa dibilang abstrak meditatif. Untuk ketenangan jiwa,” ujar Sekretaris Umum YPM Salman ITB ini singkat. Apakah Imam memiliki ritual khusus seprti meditasi sebelum melukis? Imam mengaku, ia sendiri tidak memiliki ritual khusus. Baginya, yang terpenting adalah waktu yang khusus dan konsentrasi tinggi. Ia ingin tiap lukisannya memiliki ruh.

Menurut dosen Seni Lukis ITB, Yustiono, gaya Abstrak Meditatif muncul sebagai bentuk sintesis antara dua peradaban. Peradaban tersebut adalah peradaban Barat Modern yang sekuler dan peradaban Islam yang bersumber dari nilai-nilai spiritual, yaitu Tauhid. Gaya seni lukis abstrak yang dikembangkan oleh Imam, dari gaya seni lukis seorang tokoh bergelar “Bapak Seni Lukis Abstrak Indonesia”, yaitu Ahmad Sadali.

Ahmad Sadali sendiri merupakan salah satu founding father Masjid Salman ITB. Ahmad Sadali menemukan gaya Abstrak Meditatif itu melalui proses pergulatan yang panjang. Karya-karyanya pun mengkonotasikan dan mengasosiasikan hakikat kefanaan, kesementaraan, dan kerapuhan dunia. Dalam lukisannya, sifat-sifat duniawi itu dihadapkan dengan keabadian, kesempurnaan, dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Gaya Abstrak Meditatif yang ia temukan di sekitar tahun 1968 itu, juga melibatkan seniman-seniman lain seperti A. D Pirous, Umi Dachlan, Abay Subarna, Sudianto Aly, Heyi Makmun, dan banyak seniman muda lainnya. Salah satu dari seniman muda yang memasuki arus gaya Abstrak Meditatif pada waktu belakangan ini adalah Imam.

Masa kecil dari lingkungan pesantren juga berperan besar dalam lukisan Imam. Untaian ayat-ayat suci Alquran yang hadir dalam lukisan-lukisan Imam menambah bobot spiritualitas keislaman bagaikan mata air. Lukisan-lukisan Imam yang menyejukkan itu pun terjual belasan, dengan kisaran harga sebesar Rp5 juta.

Begitulah corak berbeda dari dua pelukis Salman. Tak ada yang lebih baik dari satu sama lain. Semua unsur, jika cenderung kepada-Nya, memiliki ciri khas yang dapat melengkapi satu sama lain. Bagai air dan api, kelembutan dan ketegasan, spontanitas dan keajegan, dua unsur yang berlawanan tercipta untuk membentuk harmoni.[Ed: Dh]

Tulisan sebelumnya dapat dilihat di sini.

 


Celoteh Bung Tejay tentang BBM

$
0
0
Bung Tejay (paling kiri) tengah berdiskusi dengan teman-temannya. (Foto: Tezar A.)

Bung Tejay (paling kiri) tengah berdiskusi dengan teman-temannya. (Foto: Tezar A.)

Tejay Souza. Begitu Tezar Aditya Auza menjuluki dirinya. Aktivis Salman nyentrik ini betul-betul antusias memaparkan opininya tentang kenaikan harga BBM di grup WhatsApp. Setelah dibujuk redaksi Salman Media, akhirnya konseptor Komunitas Musik Salman ini pun bersedia menuangkan opininya dalam bentuk tulisan. 

Simak tulisan mengalirnya berikut ini.

 

***

 

Harga BBM naik?

Hal ini ternyata menimbulkan pro dan kontra pada masyarakat. Kenapa harga Bahan Bakar Minyak(BBM) harus naik 30% disaat harga minyak dunia justru terjun hingga 25% lebih besarnya? Memang ini sebuah ironi..

Kalau kita flashback ke belakang, tengoklah era Suharto. Di era Suharto ternyata BBM tidaklah disubsidi sama sekali.

Aku pernah menulis di status berantai di facebook dengan judul “Subsidi BBM part#1-11”, Di status tersebut, aku memaparkan data harga BBM dari masa ke masa. Ada 3 aspek yang kuangkat, harga minyak dunia (dalam USD), nilai tukar rupiah-USD, dan harga jual BBM. Dan sama sekali pemerintah belum pernah defisit anggaran dari penjualan BBM ini.

Barulah di era krisis moneter asia tenggara, Indonesia mulai menaikkan harga BBM. Apakah pemerintah menyubsidi? Tidak juga. Yang anjlok hanya ekonomi di Indonesia dan beberapa negara ASEAN saja. Tidak dengan ekonomi dunia pada tahun 97-98.

Bahkan harga minyak dunia sempat turun di beberapa bulan. Namun rupiah anjlok luar biasa terhadap USD, dari yang tadinya hanya di kisaran Rp 2000/USD menjadi Rp15000-17000/USD. Sehingga pemerintah menaikkan harga BBM juga. Aku pernah menghitungnya sendiri.

Satu tahun kepemimpinan Habibie, perekonomian indonesia yang juga dibantu oleh dunia. Indonesia akhirnya mampu mengangkat perekonomiannya kemballi. USD dapat ditekan sampai angka Rp 7000/USD.

Barulah di era millenium, harga minyak dunia naik tinggi.

GusDur, tercatat sebagai presiden Indonesia pertama yang mencetuskan subsidi BBM pada alokasi negara. Berjalan lurus dengan naiknya harga minyak dunia tahun ke tahunnya, dan juga nilai kurs yang sedikit demi sedikit tergerus, presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan langkah berani. Pada kepemimpinannya, beliau menaikkan harga BBM beberapa kali.

Harga dinaikkan secara berturut-turut dari 1800, 2400 sampai 4500 rupiah. Harga BBM dinaikkan karena beban pemerintah menanggung subsudi sudah terlalu banyak. Bahkan angka 4500 juga masih subsidi. Harga minyak dunia memang naik tinggi sekali dibanding era Suharto dulu.

Iklan Sayang Bandung a la Azka

$
0
0

IMG-20141127-WA0006

Oleh: Fathia Uqim

Iklan denda buang sampah a la Kang Emil memang bikin heboh. Saking hebohnya, penghuni dunia maya ikut-ikut beraksi, bikin Iklan Layanan Masyarakat (ILM) sendiri. Isinya macam-macam. Ada yang sekadar melawak, sampai menyampaikan tausiyah atau pesan sosial. Salah satu yang inisiatif bikin ILM sendiri adalah aktivis Masjid Salman ITB, Muhammad Azka.

Ada-ada saja ulah mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB ini. Alih-alih foto Iis, mahasiswi asal Bandung yang kini populer itu, Azka menaruh fotonya sendiri. Tersenyum lebar, dengan efek cahaya di gigi. Tulisan di sampingnya mengundang senyum simpul; “Pilih mana, bayar denda karena nyampah atau ikut ane belanja sikat dan pasta gigi buat 10 rb anak jalanan Bandung?” Tulisan itu ditutup dengan keterangan “Azka, Mahasiswa. Cita-citanya jadi menteri.”

Menurut mahasiswa yang kerapkali didaulat menjadi imam salat di Masjid Salman ITB, idenya muncul ketika ia melihat reklame tersebut. Ia pun langsung membuat ‘sentilannya’ dan mem-posting­-nya di Facebook.

“Iseng aja, sih, sebenernya. Sekalian nyindir temen-temen yang jarang sikat gigi sesudah bangun pagi,” katanya, Sabtu (22/11).

Azka juga menjelaskan bahwa sejak dulu ia senang mengajak anak-anak untuk menyikat gigi. Ia bersyukur, teman-temannya memberi respon positif.

Reklame Iklan Layanan Masyarakat besutan Ridwan Kamil ini memang unik. Tak seperti Iklan-Iklan lain dengan himbauan standar, ia menampilkan perempuan yang memberi dua opsi: “Bayar denda karena nyampah atau traktir aku?” Karena tak biasa, iklan ini pun memperoleh berbagai tanggapan. Mulai dari yang pro hingga kontra.

Direktur Eksekutif Salman Fatchul Umam, mengaku tidak setuju. Bahkan, ia merasa iklan tersebut berlawanan dengan hadist “Kebersihan adalah bagian dari iman.”

“Saya malu membaca iklan tersebut,” tukasnya.

Umam berpendapat, Pemerintah Kota Bandung bisa saja mengganti foto dan kalimat himbauannya. Misalnya, dengan tema anak yang memerlukan pendidikan.

Meski memancing kontroversi, Iklan Layanan Masyarakat ini membuat khalayak media sosial menjadi kreatif. Beragam bentuk yang mereka ciptakan. Semakin tersebarnya kampanye Sayang Bandung ini, semoga membuat masyarakat semakin sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan. [Ed: Dh]

Sebagian karya parodi masyarakat, menanggapi Iklan Denda Buang Sampah versi “Iis”:

Iklan Layanan Masyarakat "Iis" versi warga dunia maya. Karena unik, banyak yang membuat parodi versi mereka sendiri. (Foto: my.jurnalotaku.com)

Iklan Layanan Masyarakat “Iis” versi warga dunia maya. Karena unik, banyak yang membuat parodi versi mereka sendiri. (Foto: my.jurnalotaku.com)

Iklan Layanan Masyarakat "Iis" versi warga dunia maya. Karena unik, banyak yang membuat parodi versi mereka sendiri. (Foto: my.jurnalotaku.com)

Iklan Layanan Masyarakat “Iis” versi warga dunia maya. Karena unik, banyak yang membuat parodi versi mereka sendiri. (Foto: my.jurnalotaku.com)

Iklan Layanan Masyarakat "Iis" versi warga dunia maya. Karena unik, banyak yang membuat parodi versi mereka sendiri. (Foto: my.jurnalotaku.com)

Iklan Layanan Masyarakat “Iis” versi warga dunia maya. Karena unik, banyak yang membuat parodi versi mereka sendiri. (Foto: my.jurnalotaku.com)

Teater Menara Kembali Tampilkan ‘Bocoran Parlemen Setan’

$
0
0
Iyus Kadarusman (kiri) sutradara sekaligus penulis naskah dari "Parlemen Setan" sedang menampilkan hasil karyanya, Ahad  (23/11) di Bawah Menara Masjid Salman ITB. Foto Bustomi.

Iyus Kadarusman (kiri) Pembina Teater Menara Salman, beraksi dalam drama ‘Bocoran Parlemen Setan’, Ahad (23/11) lalu.
(Foto: Bustomi)

 

Teater Menara Salman ITB kembali mementaskan drama ‘Bocoran Parlemen Setan’, Ahad (23/11) lalu, di acara Pasar Seni ITB 2014. Cerita Parlemen Setan sendiri diadopsi dari fenomena-fenomena yang terjadi dalam pengelolaan suatu negara. Sama seperti yang terjadi di dalam sidang parlemen MPR dan DPR, di Parlemen Setan pun konflik rentan terjadi.

“Masyarakat akan berpikir seperti itu karena cerita Perlemen Setan ini membuat mereka bisa lebih cerdas lagi dan berpikir cerdik sebelum mengambil keputusan,” ujar Penanggung Jawab Musik Teater Menara Salman ITB, Iyan Sopyan.

Selain itu, pesan moral yang terdapat dalam ‘Bocoran Parlemen Setan’ ialah pentingnya hubungan antarmanusia. Hal ini digambarkan oleh para pemainyang memerankan manusia yang ‘kerasukan setan’, begitu haus akan kekuasaan. Biasanya, mereka akan melakukan segala cara agar dapat terpilih dalam parlemen.

Misalnya dalam adegan Cak Ifrit dan Wewe Gombel. Cak Ifrit tidak terima karena tidak terpilih masuk sebagai anggota Parlemen Setan. Bekerja sama dengan Wewe Gombel, ia pun mencari akal agar bisa masuk ke dalam gedung parlemen. Tingkah mereka, Iyan memaparkan, menggambarkan tingkah laku kebanyakkan manusia.

Parlemen Setan menceritakan kisah beberapa tokoh, yaitu Syekh Setan, Setan Underground, Setan Bule, Setan Alay, Setan Pengacara, Raden Mas Setan, Cak Ifrit, Wewe gobel dan lain-lain. Mereka semua berkumpul di dalam gedung Parlemen Setan untuk melaksanakan sidang yang diadakan seribu tahun sekali.

Drama Parlemen Setan sendiri akan ditampilkankisah lengkapnya pada tanggal 26-27 Desember 2014di Masjid Salman ITB. Rencananya, tahun depan Teater Menara pun akan melakukan roadshow drama ‘Parlemen Setan’ ke Jakarta dan Yogyakarta. [Ed: Dh]

 

Pentas Teater Salman Bentuk Dakwah Multidimensi

$
0
0
Iyus Kadarusman (kiri) sutradara sekaligus penulis naskah dari "Parlemen Setan" sedang menampilkan hasil karyanya, Ahad  (23/11) di Bawah Menara Masjid Salman ITB. Foto Bustomi.

Iyus Kadarusman (kiri) sutradara sekaligus penulis naskah dari “Parlemen Setan” sedang menampilkan hasil karyanya, Ahad (23/11) di Bawah Menara Masjid Salman ITB.
Foto Bustomi.

Berkah Pasar Seni ITB, Ahad (23/11) lalu, secara tidak langsung adalah berkah bagi semua orang. Termasuk, segala unsur yang berhubungan dengan ITB, yang salah satunya adalah Masjid Salman. Pasar rakyat empat tahunan itu menjadi momentum bagi para aktivis Salman untuk saling menguatkan hubungan, terutama hubungannya dalam nuansa kebudayaan.

Hal itu dibuktikan dengan penyelenggaraan panggung Pentas Seni di lapangan rumput Salman. Dalam panggung tersebut, dipentaskan pula trailer drama Parlemen Setan oleh Teater Menara Salman ITB. Selain itu, ada juga pementasan seni dari unit-unit Salman lainnya.

Majelis Budaya Salman adalah pihak di balik pementasan ini. Ketua Majelis Budaya Ius Kadarusman mengungkapkan, pentas ini adalah upaya untuk merespon nuansa seni yang terdapat di Pasar Seni ITB. Majelis Budaya, baginya, adalah sarana untuk menguatkan eksistensi kegiatan-kegiatan Masjid Salman sebagai laboratorium rohani dan pusat kegiatan keagamaan mahasiswa.

“Sebagai unsur dari kampus ITB, Masjid Salman berperan untuk menguatkan nuansa seni tersebut di lingkungannya. Meski pada dasarnya, tidak hubungan secara langsung kepada ITB,” ujarnya.

Pembina Teater Menara itu menjelaskan, dalam momentum itu Salman ingin menampilkan dakwah dengan unsur yang komprehensif, dakwah yang melakukan pendekatan multidimensi. “Masjid Salman bisa menjadi penambah wawasan mahasiswa menjadi lebih  kaffah,” harapnya.

5 Jurus Akting Untuk Aktivitas Sehari-Hari

$
0
0
(Ilustrasi: Tristia R.)

(Ilustrasi: Tristia R.)

Siapa bilang akting itu berbohong? Sebenarnya akting dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, bila dilakukan dengan benar. Kemampuan akting ternyata bisa diaplikasikan baik dalam konteks berseni, maupun keseharian. Contohnya, dalam pergaulan.

“Itu kan mengangkat sikap, cara komunikasi dengan sesama. Sillaturrahim itu kan harus saling mengesankan,” kata Pembina Teater Menara Salman ITB Ius Kadarusman, Kamis (27/11).

Dalam pekerjaan profesional pun, kemampuan akting dapat menjadi alat ampuh untuk meraih tujuan. Misalnya, bagaimana berkomunikasi secara efektif dengan klien, kemampuan negosiasi, presentasi, dan lain-lain. Bagi mahasiswa, skill itu bisa lebih luas lagi. Dengan kemampuan akting, kita bisa menjadi pribadi yang terbuka, bersahabat, dan mampu menyampaikan ide.

Apa sebabnya? “Akting bisa melatih kita berkomunikasi dengan hati, jadi tumbuh keikhlasan, respek, simpati, dan empati. Jadi bukan berbohong,” jelas Ius.

Kunci akting, pada hakikatnya ialah penghayatan. Bila kita tidak mengahayati pesan yang kita sampaikan, tentu sasaran kita tak akan percaya. Selain itu yang tidak kalah penting, yakni gestur atau bahasa tubuh. Dalam teori komunikasi, bahasa tubuh menyampaikan pesan lebih kuat dibanding kalimat yang diucapkan. Simpulannya, dalam berakting kita harus menguasai bahasa tubuh kita terlebih dahulu.

Mau jago akting? Yuk, simak kiat-kiat berbahasa tubuh dari Kang Ius!

1. Tangan

Suatu pesan akan teraksentuasi kuat bila diiringi dengan gerakan tangan yang ekspresif. Tapi harus proporsional. Jangan sampai gerakan tangan kita malah terkesan heboh atau mengganggu.

2. Vokal

Saat ingin menekankan suatu hal, lakukan penegasan diksi. Penegasan ini mampu menarik fokus lawan bicara/khalayak meski kita tidak berteriak. Selain itu, hayati apa yang sedang kita katakan.

3. Mata

Usahakan agar mata tetap fokus selama berbicara. Fokuskan pandangan pada mata lawan bicara, atau fokus pada suatu titik jika sedang menyampaikan pesan pada orang banyak. Efeknya, pendengar akan lebih tertarik dan menghargai apa yang sedang kita katakan.

4. Ekspresi Wajah

Ekspresi wajah harus sesuai dengan target pembicaraan. Misalnya, menyampaikan ucapan selamat pada ketua angkatan yang baru terpilih, masa’ dengan bibir manyun dan alis berkerut?

5. Postur Tubuh

Baik sikap berdiri maupun duduk, semua harus menggunakan daya atau kekuatan. Berikan energi pada tubuh kita. Tentu saja, tergantung apa yang ingin kita sampaikan. Contoh, mencondongkan tubuh bagian atas dengan kedua kaki yang kukuh berdiri saat sedang meyakinkan seseorang. Pasti pesan tersebut akan lebih didengar dibanding jika kita berdiri bungkuk dengan kepala tertunduk.

Nah, itu dia pelajaran singkat berbahasa tubuh dari Kang Ius. Ada yang berminat belajar lebih lanjut? Datang saja ke workshop mingguan Teater Menara Salman! Dijamin, kemampuan aktingmu tak akan kalah dari aktor dan aktris film terkenal! [Ed: Dh]

Daur Ulang Air agar Bandung Bersih

$
0
0
Ilustrasi: stevensonpirates.net

Ilustrasi: stevensonpirates.net

“Uh, Bau!” Begitu mungkin yang terbayang di benak kita jika harus menggunakan toilet umum. Bahkan, beberapa masjid pun memiliki toilet yang kurang nyaman digunakan. Bagaimana agar semua pihak dapat mewujudkan kebersihan toilet?

Jamban atau toilet merupakan salah satu kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Namun, pada kenyataannya masih banyak penduduk Indonesia yang belum memiliki fasilitas sanitasi yang memadai. Data dari Direktorat Permukiman dan Perumahan Bappenas menunjukkan pada 2012 akses untuk sanitasi baru menjangkau 58,8 persen penduduk Indonesia. Hal itu berarti hampir 40 persen penduduk belum mendapatkan fasilitas sanitasi, termasuk jamban yang memadai.

Bagaimana dengan keadaan Bandung? Dilansir dari bandung.go.id, Kota Bandung yang mempunyai kepadatan 156 Jiwa/Ha, menjadikan sumber air baku untuk air bersih dari hari kehari menjadi semakin langka. PDAM sebagai penyedia layanan air bersih belum mampu memenuhi kualitas standar baku, baru mencapai cakupan pelayanan 52 persen untuk Kota Bandung.

Mujur, toilet dan WC umum yang nyaman juga menjadi perhatian Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dalam beberapa bulan terakhir.  Dilansir dari detik.com, tahun 2015 nanti Ridwan Kamil akan membuat toilet Terminal Cicaheum dan Terminal Leuwipanjang sesuai standar bintang tiga. Dinas Perhubungan Kota Bandung akan mulai mengerjakannya awal Desember.

Selain hemat air, teknologi water recycling juga berhubungan dengan penjagaan kualitas kesehatan masayarakat. Di Kota Bandung, banyak sungai dan sumber air lain yang tercemar akibat limbah yang dibuang tanpa diolah terlebih dahulu. Limbah yang langsung dibuang ini terutama limbah domestik atau rumah tangga.

Penduduk yang semakin padat, membuat air bersih makin menipis. Sudah saatnya kita memperhatikan proses pembuangan limbah. Apalagi, limbah dari jamban sendiri. Jutaan manusia bisa mati tiap tahun karena penyakit akibat kurang memadainya sanitasi, air minum yang aman dan perilaku hidup sehat. Tindakan nyata dalam perbaikan sanitasi tidak hanya dari individu semata, tetapi juga sudah meluas menjadi program masyarakat secara global. [Nadhira | Tristia]

Manfaatkan Air Hujan untuk Cadangan Air Salman

$
0
0
(Foto: Tristia R.)

(Foto: Tristia R.)

Masjid Salman ITB merupakan masjid jami’ dengan ratusan jama’ah setiap harinya. Maka keterbatasan air atau pembengkakan biaya sanitasi lumrah terjadi. Idealnya, air limbah dari jamban didaur ulang agar bisa digunakan kembali.

Pada tahun 2000-an awal, pernah ada sistem daur ulang air untuk dialirkan kembali menjadi air wudu di Salman. Namun proyek tersebut sulit diterima jemaah dan akhirnya terbengkalai.

“Ini psikologis. Komunikasi antara teknologi dan manusia memerlukan tingkat keyakinan,” kata Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB Dr. Agung Wiyono, Senin (24/11). Lebih lanjut ia menyatakan, bila ingin menggunakan kembali teknologi water recycling, maka harus menggunakan teknologi yang handal dan terbukti secara luas. Namun, teknologi macam itu membutuhkan dana yang cukup besar. Untuk sementara, Salman bisa saja menampung air hujan misalnya digunakan untuk mencuci mobil atau flush toilet.

“Misalnya air tampungan hujan yang ditalang dikumpulkan jadi satu, dimasukkan ke toren atau dipakai langsung juga bisa. Itu cara yang paling sederhana,” papar Kepala Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Asrama ITB tersebut.

Jemaah Salman memberikan tanggapan berbeda terhadap penyedian fasilitas jamban Masjid Salman ITB. Shomiyatul (23), alumni Universitas Jenderal Ahmad Yani menilai, toilet Salman sudah cukup nyaman dan bersih, sehingga ia tak merasa risih untuk menggunakan fasilitas yang disediakan Salman. “Toilet di Salman cukup nyaman, hanya saja sering becek, kaki kita jadi agak susah dikeringkan,” katanya.

Berbeda dengan Tezar (24), aktivis Salman yang konsen di bidang pembinaan anak ini menilai, ukuran toilet di Salman terlalu besar. Baginya, ukuran toilet yang lebih diperkecil  bisa menambah space ruangan untuk menambah jumlah toilet. “Kalau sedang kebelet, kadang antrean suka panjang. padahal kalo jumlah toilet diperbanyak, dengan ukuran yang diperkecil, itu bisa lebih efektif,” ujarnya. [Nadhira | Anan]


3 Macam Hijrah yang Penting Bagi Muslimah

$
0
0
Dr. Raftika Dewi (Dokter terapi accumedik. Praktisi terapi kesehatan dan kecantikan) sedang memaparkan materi tentang Memelihara Kecantikan Wanita Sejak Dini, Sabtu (29/11) di Aula Barat Kampus ITB. (Foto Bustomi)

Dr. Raftika Dewi sedang memaparkan materi ‘Memelihara Kecantikan Wanita Sejak Dini’, Sabtu (29/11) di Aula Barat Kampus ITB.
(Foto Bustomi)

Buat apa seorang perempuan cantik parasnya, namun hidup tanpa berpegang pada iman. Apalagi, bila tidak punya ketulusan hati untuk hijrah menjadi pribadi yang lebih baik. Itulah yang menjadi landasan Annisaa Keluarga Mahasiswa Islam (Gamais) ITB mengadakan acara Rumah Cantik Annisaa (RCA) 2014, Sabtu (29/11) kemarin di Aula Barat ITB.

“Sesungguhnya Allah tidaklah mengubah suatu kaum sebelum kaum itu merubah dirinya sendiri, itulah yang menjadi landasan kita,” kata Ketua Pelaksana Acara, Madam Taqiyya.

Talkshow dan seminar bertema ‘Hijrah and Be Better’ ini memang mengedepankan gagasan positif berhijrah bagi perempuan. Madam menjelaskan, ada 3 hijrah yang mesti dilalui. Pertama, ‘Hijrah Fisik’, dalam arti perempuan Muslim tidak takut untuk merubah penampilan luarnya dengan berkerudung.

Kedua, ‘Hijrah Intelektual’. Maksudnya, perempuan Muslim menyadari peran dan fungsinya dalam masyarakat. Dalam hal pekerjaan, profesionalisme seorang muslimah tetap dikedepankan tanpa melupakan aturan-aturan Islami.

Hijrah ketiga, yakni ‘Hijrah Agama’. Hijrah Agama berkaitan erat dengan kadar keimanan. Untuk terus meningkatkan kadar keimanan, perempuan Muslim seyogyanya peduli akan usaha mempelajari Islam.

“Hijrahnya seorang wanita Muslim itu kan, harus dimulai dari berbagai aspek. Nah, ketiga aspek inilah yang penting,” tambah Madam.

Mewakili aspek-aspek tersebut, Annisaa Gamais mengundang 3 pembicara yang dinilai relevan dengan ketiganya. Mereka ialah Arzeti Bilbina (Aktris, Enterpreneur, dan Presenter), Febrianti Almeera (Pendiri Great Muslimah), dan dr. Raftika Dewi (Dokter terapi accumedik, sekaligus Praktisi terapi kesehatan dan kecantikan wanita). Selain talkshow dan seminar, acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan Teater Menara Salman dan Nasyid. [Ed: Dh]

Aktivis Salman: Siapa Pun Rektor Baru ITB, Akan Kami Dukung!

$
0
0

Pemilihan rektor ITB, perguruan tinggi teknologi terbesar di Indonesia, ramai dibicarakan mahasiswa. Di antaranya, para aktivis Masjid Salman ITB. Kebanyakkan berharap, rektor terpilih dapat membawa ITB dan Indonesia ke arah yang lebih baik. Salah satu aktivis itu, ialah Khairun Rizki. Ia berharap rektor terpilih itu ialah orang yang mau bekerja keras dan berintegritas.

“Saya harap, rektor ITB yang baru bisa membawa ITB semakin bermanfaat bagi masyarakat dan peduli terhadap lingkungan,” kata Asisten Manajer Bidang Mahasiswa dan Kaderisasi (BMK) itu, Sabtu (29/11).

Ia juga berharap, rektor baru mampu membuat ITB memimpin Indonesia dalam bidang teknologi. Inovasi-inovasi yang tercipta, diharapkan mampu memecahkan berbagai permasalahan di Bumi Pertiwi.

Nama Mantan Ketua Umum YPM Salman yang kini menjabat sebagai Anggota Dewan Pembina Salman, Hermawan K. Dipojono, muncul dalam deretan calon rektor ITB 2014. Dalam hal ini, sebagai aktivis Salman ia turut senang. Namun, ia pun akan senantiasa mendukung program kerja rektor baru ITB, baik yang berasal dari Salman atau tidak.

“Jika terpilih, semoga beliau bisa menularkan budaya Salman; budaya pengabdian pada masyarakat, terhadap tiap sendi kegiatan civitas akademika ITB,” tuturnya.

Tanggapan positif juga disampaikan oleh Steering Committee (SC) Latihan Mujtahid Dakwah (LMD) Salman, Setyo Wardoyo. Ia pun menyatakan, Salman akan turut andil dalam pembangunan ruhani mahasiswa ITB.

“Dengan bisa memanfaatkan beraktivitas di Salman sebaik mungkin, para aktivis sudah bisa dikatakan mendukung pembangunan ITB,” tukasnya.

Proses pemilihan Rektor ITB sendiri telah berlangsung dari tanggal 25 Agustus lalu. Kini, ke-10 calon tengah menjalani proses seleksi oleh Senat Akademik ITB, dan akan dieliminasi menjadi 5 calon. Tahap terakhir seleksi oleh Majelis Wali Amanat ITB sekaligus pengumuman rektor ITB terpilih, akan dilangsungkan pada 15 Desember mendatang. [Ed: Dh]

Unit Bisnis Salman Perkaya Pengalaman Wirausaha di Bazaar Amal

$
0
0

 

Suntree, salah satu unit bisnis binaan Salman Entrepreneur Club (SEC). (Foto: https://www.facebook.com/suntreesandang)

Suntree, salah satu unit bisnis binaan Salman Entrepreneur Club (SEC). (Foto: https://www.facebook.com/suntreesandang)

Ajang Pasar Seni ITB Ahad (23/11) lalu merupakan momentum bagi para anggota Salman Entrepreneur Club (SEC) dalam memperkaya pengalaman berwirausaha. Untuk mewadahi itu, Rumah Amal Salman ITB menyelenggarakan Bazaar Amal, dan menyediakan dua stand gratis bagi aktivis SEC.

“Ada 30 stand yang kami dirikan pada saat Bazaar Amal. Dua di antaranya kami persilakan aktivis SEC untuk mengisi,” kata Direktur Eksekutif Rumah Amal, M. Kamal Muzakki.

Ia berpendapat, Bazaar yang diselenggarakan dalam acara empat tahunan itu merupakan kesempatan yang baik untuk mengembangkan usaha. Terlebih lagi, acara tersebut merupakan acara berskala internasional sehingga memungkinkan ruang usaha para anggota menjadi lebih luas.

SEC pun mensyukuri kesempatan yang diberi Rumah Amal tersebut. “Kami sangat berterima kasih. Memang kesempatan ini menjadi salah satu dukungan yang wirausahawan butuhkan,” ungkap Ketua SEC, Fathonah Fitrianti.

Perempuan yang biasa dipanggil Teh Ine ini berharap, momen bazaar tersebut dapat menjadi sarana promosi penjualan produk anggota SEC. Ia juga mengungkapkan bahwa SEC terbuka bagi aktivis Salman dan masyarakat umum yang berminat di bidang wirausaha. Potensi wirausaha dapat dikembangkan di unit bisnis binaan Salman tersebut. [Ed: Dh]

Salman Films: Ingat HKI, Lawan Pembajakan

$
0
0
HKI

Pendiri Salman Films Iqbal AlFajri, saat menerima penghargaan dalam Konvensi Nasional Hak Kekayaan Intelektual.

Oleh: Aisyah Amirah, Salman Films

Barang bajakan semakin merajalela di Indonesia. Hampir semua komoditas dari industri kreatif kini bisa kita temukan duplikat ilegalnya. Mulai dari produk fashion, film, hingga musik, semua bisa kita akses dengan mudah. Apalagi setelah internet menjadi bagian penting dalam masyarakat. Mengunduh berbagai karya dan ide kreatif menjadi terlalu gampang. Menegakkkan Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) bagai menabur garam di laut. Karena, pelakunya tak hanya berasal dari kalangan masyarakat umum, namun juga dari kalangan industri sendiri.

Pemerintah melalui dirjen HKI di bawah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia telah mencanangkan beberapa program untuk mengerem pembajakan. Salah satunya dengan menugaskan 300-an konsultan HKI di seluruh Indonesia. Masyarakat bisa mengadukan pelanggaran HKI melalui konsultan-konsultan ini.

Bertepatan dengan hari HKI, tanggal 25 November 2014, Kemenkumham melantik kembali 50 konsultan HKI baru. Dalam acara yang bertajuk “Konvensi Nasional HKI”, Menteri Kemenkumham Yasonna Hamonangan Laoly, juga memberikan berbagai penghargaan kepada tokoh-tokoh masyarakat Indonesia yang dianggap konsisten menghasilkan karya-karya fenomenal. Mulai dari alumni Seni Rupa ITB I Nyoman Nuarta, pembuat patung Garuda Wisnu Kencana di Bali, hingga Rhoma Irama yang karyanya di bidang musik dangdut diakui secara internasional.

Selain memberikan penghargaan kepada tokoh, Kemenkumham juga mengadakan beberapa lomba bertemakan HKI. Lomba-lomba tersebut ialah lomba fotografi untuk para jurnalis, dan lomba film pendek bagi para mahasiswa. Untuk lomba film pendek, pendiri Salman Films Iqbal Alfajri, menyabet juara harapan II.

Pria yang baru saja lulus dari program Magister Digital Media di ITB ini membuat film berjudul “Udah Tayang”. Film berdurasi 8 menit itu bercerita tentang perselisihan seorang produser film (Arina) dengan temannya (Jonathan) yang tidak memahami HKI. Jonathan telah meng-upload film karya mereka ke Youtube tanpa sepengetahuan Arina. Pasalnya, salah satu stasiun televisi menampilkan film tersebut tanpa ijin. Melalui film ini, penonton diharapkan bisa mendapat pencerahan soal HKI,  terutama HKI yang berhubungan dengan karya audio visual.

Pada dasarnya, membuat karya kreatif tidak mudah. Ide, kini telah menjadi komoditas yang amat mahal. Mewujudkan ide tersebut pun butuh ketekunan dan keseriusan. Itulah mengapa para pekerja kreatif sangat memerangi pembajakan. Akan menjadi pekerjaan rumah kita bersama untuk menjadikan masyarakat Indonesia untuk lebih terdidik dalam menghargai HKI. [Ed: Dh]

Foto Berita: Silaturahim Salman Bersama Calon Rektor ITB

$
0
0
Do'a bersama untuk calon rektor yang dipimpin KH. Miftah Faridl, Jumat (5/12) selepas Salat Jumat. Inti do'a tersebut adalah agar ITB mendapat rektor yang terbaik serta agar rektor yang terpilih dibebani sesuai dengan kemampuannya, serta  agar diberikan petunjuk oleh Allah SWT. (Foto: Salim Rusli)

Do’a bersama untuk calon rektor yang dipimpin KH. Miftah Faridl, Jumat (5/12) selepas Salat Jumat. Inti do’a tersebut adalah agar ITB mendapat rektor yang terbaik serta agar rektor yang terpilih dibebani sesuai dengan kemampuannya, serta agar diberikan petunjuk oleh Allah SWT. (Foto: Salim Rusli)

 

Acara silaturahim makan siang bersama calon rektor ITB dengan keluarga Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB. Calon rektor yang hadir adalah Prof Dr. Ir. Indratmo Soekarno, M.Sc; Intan Ahmad M., Ph.D; Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA. (Foto: Tristia R.)

Acara silaturahim makan siang bersama calon rektor ITB dengan keluarga Yayasan Pembina Masjid (YPM) Salman ITB. Calon rektor yang hadir adalah Prof Dr. Ir. Indratmo Soekarno, M.Sc; Intan Ahmad M., Ph.D; Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA. (Foto: Tristia R.)

Dua calon rektor ITB, Intan Ahmad (kiri) dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB dan Indratmo Soekarno (kanan) dari Teknik Sipil ITB (kiri) tengah menyantap makan siang yang disediakan YPM Salman ITB. (Foto: Tristia R.)

Dua calon rektor ITB, Intan Ahmad (kiri) dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB dan Indratmo Soekarno (kanan) dari Teknik Sipil ITB (kiri) tengah menyantap makan siang yang disediakan YPM Salman ITB. (Foto: Tristia R.)

KH Miftah Faridl (kiri) bersama Kadarsah Suryadi, salah satu calon rektor ITB dari Fakultas Teknologi Industri. (Foto: Tristia R.)

KH Miftah Faridl (kiri) bersama Kadarsah Suryadi, salah satu calon rektor ITB dari Fakultas Teknologi Industri. (Foto: Tristia R.)

Viewing all 2618 articles
Browse latest View live