Quantcast
Channel: Masjid Salman ITB
Viewing all 2618 articles
Browse latest View live

Silaturahmi dan Deklarasi Forum Doktor Indonesia

$
0
0

Forum Doktor Indonesia (FDI) mengadakan acara silaturahmi dengan tema “Silaturahim untuk Kebangkitan Indonesia” di Gedung Serba Guna (GSG) Masjid Salman ITB, Sabtu (13/6).  Pada acara ini, FDI mendeklarasikan diri secara resmi yang dipimpin oleh Dr. Eng. Bagus Endar B. Nurhandoko selaku ketua forum. Selain itu, acara ini juga diisi oleh orasi keilmuan dari Prof. Ahmad Mansur Suryanegara, Guru Besar Sejarah Universitas Padjajaran. (Foto: Eko)


Ramadan, Bulannya Prestasi Umat Muslim

$
0
0
KH. Miftah Faridl sedang menyampaikan materi. (Foto: M. Ambang)

KH. Miftah Faridl sedang menyampaikan materi. (Foto: M. Ambang)

Ramadan adalah bulan seribu berkah, bulan di mana kitab-kitab Allah diturunkan. Ramadan juga merupakan bulan  Rasul-Rasul Allah dilantik. Bulan diijabahnya doa, dan tentunya bulan yang penuh prestasi. Begitulah gambaran KH. Miftah Faridl terhadap Bulan Ramadan yang ia sampaikan dalam Tabligh Akbar, Sabtu (15/6), di Masjid Salman ITB.

Dalam acara Tarhib Ramadan yang diselenggarakan Panitia Pelaksana Ramadan (P3R) ini, Miftah mengungkapkan banyak sekali prestasi umat Muslim yang diraih pada Bulan Ramadan. Berawal dari masa Rasulullah, Ramadan merupakan bulan di mana kemenangan-kemenangan besar diraih. Sebut saja, dua perang besar umat Muslim yakni Perang Badar dan Perang Khandak.

“Dalam dua perang yang tidak seimbang itu, umat Muslim mampu memenangkan peperangan,” tegas Ketua MUI Kota Bandung itu. Hal tersebut, lanjutnya, bukan berdasarkan kebetulan. Akan tetapi umat Muslim pada waktu itu mampu menumbuhkan semangat juang untuk bertempur disertai dengan pertolongan Allah Swt.

Selain itu, banyak pula prestasi lain yang ditorehkan dalam umat Muslim saat bulan Ramadan. Beberapa di antaranya adalah pembukaan Spanyol (Eropa) oleh Sahabat Rasulullah, Thariq bin Ziyad. Ada juga pendirian Dinasti Abbasiyah oleh Abdullah bin Abbas. Kemudian perebutan kembali Masjidil Aqsha oleh Salahudin Al-Ayyubi. Terakhir, tentunya, kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 terjadi pada Bulan Ramadan.

“Hal ini memang terlihat seperti kebetulan. Tetapi yang mengagumkan adalah, mengapa kebetulan ini terjadi berkali-kali,” imbuh Miftah.

Dengan segala prestasi tersebut, Miftah berharap, umat Muslim masa kini tidak menjadikan Bulan Ramadan sebagai bulan yang sebaliknya. Bulan yang penuh dengan kemalasan. Bulan yang identik dengan perilaku-perilaku kurang baik, seperti telat pergi bekerja, pulang bekerja terburu-buru, mulut yang berbau tidak sedap, dan lain-lain.

“Bulan Ramadan seharusnya menjadi tempat untuk kita kembali mengukir prestasi. Sebagaimana yang pernah ditorehkan dalam sejarah, kita pun mampu melakukannya,” tegasnya. “Maka dari itu, kita harus menjadikan Bulan Ramadan ini sebagai bulan prestasi.”[ed: Dh]

Salman Ngawangkong Edisi Sambut Ramadan

$
0
0

Masjid Salman ITB melalui Bidang Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat (BP2M), Korps Relawan Salman, Panitia Pelaksanaan Program Ramadan (P3R), dan Salman TV mengadakan Salman Ngawangkong edisi sambut Ramadan, Sabtu (13/6), di Lapangan Rumput Timur Masjid Salman. Acara ini bertema “Menyoal Tayangan TV Ramadhan dan Alternatifnya: Tuntunan ataukah Tontonan Belaka?”. Tema ini diusung untuk menjawab pertanyaan masyarakat saat ini bagaimana cara menyikapi maraknya acara TV ketika Ramadan. Selain itu, pada acara Salman Ngawangkong kali ini juga disisipi penampilan dari Angklung Riksa, Tari Jaipongan dan Qasidah Ibu-ibu. (Foto  Bustomi)

Grand Opening Ramadan Salman

$
0
0

Masjid Salman ITB melalui Panitia Pelaksanaan Program Ramadhan (P3R) mengadakan Grand Opening Ramadan Salman, Sabtu (13/6) di Lapangan Rumput Timur Masjid Salman ITB. Pembukaan kali ini menampilkan beberapa performance dari unit salman, unit kebudayaan ITB, dan masyarakat sekitar Salman. Selain acara pembukaan, terdapat pula Pameran Nusantara di sekitar Kompleks Masjid Salman ITB yang akan berlangsung selaman sepekan (13/6-19/6). (Foto: Bustomi & Relawan Salman)

Deklarasi Forum Doktor Indonesia untuk Kebangkitan Indonesia

$
0
0
IMG_8092

Dr. Eng. Bagus Endar B. Nurhandoko (kanan) selaku Ketua Forum Doktor Indonesia (FDI) memimpin lansung deklarasi FDI, Sabtu (13/6), di Gedung Serba Guna (GSG) Masjid Salman ITB.

Sabtu (13/6), Forum Doktor Indonesia (FDI) mendeklarasikan diri di Gedung Serba Guna (GSG) Masjid Salman ITB. Dr. Eng. Bagus Endar B. Nurhandoko selaku Ketua FDI memimpin lansung deklarasi yang diikuti oleh berbagai kalangan mulai dari para ilmuwan, akademisi, wirausahawan, dan sebagainya. Deklarasi ini merupakan rangkaian dari acara “Silaturahim untuk Kebangkitan Indonesia” yang diadakan oleh FDI bekerja sama dengan YPM Salman ITB, Kalam Salman ITB, Keluarga Mahasiswa Islam (Gamais) ITB, dan Alumni Gamais ITB.

Sebelum melakukan deklarasi, FDI menghadirkan Prof. Ahmad Mansur Suryanegara, penulis buku Api Sejarah, yang mengisi orasi keilmuan. Guru Besar Sejara Universitas Padjajaran (Unpad) ini memaparkan sejarah Indonesia yang berdiri karena adanya peran Islam dan perjuangan para alim ulama bangsa. Menurut Prof. Ahmad, sejarah mengenai peran tersebut sering dilupakan, bahkan ditiadakan. “Kalimat Bhinneka Tunggal Ika yang tertera pada lambang negara Indonesia merupakan kalimat dari Sunan Kalijaga yang terdapat di Masjid Demak,” paparnya mencontohkan salah satu pengaruh ulama Islam pada negara Indonesia.

Prof. Ahmad dalam orasinya juga berpesan agar forum para cendekiawan yang terbentuk ini dapat berperan membangun Indonesia. Ia berharap forum ini akan mencetak orang-orang ulil albab yang dapat memajukan Indonesia. “Yang penting kita jangan merasa kecil di awal permulaan,” ujarnya.

 

FDI untuk Bangsa

Pada acara ini, Bagus Endar B. Nurhandoko juga memaparkan tentang profil singkat FDI. “Visi FDI adalah menjadi komunitas yang menghasilkan konsep sebagai rujukan nasional untuk memadukan arah kehidupan dan kebijakan pembangunan bangsa yang berdaulat, adil, sejahtera, serta menjadi rahmat bagi sekalian alam,” ujar Bagus yang juga dosen di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB ini.

Dalam pencapaian visi tersebut, FDI menjunjung falsafah (nilai) yang membangun persaudaraan silaturahmi ilmuwan dan usahawan muslim untuk kejayaan umat Islam. Maka dari itulah, orang-orang yang tergabung dalam forum ini berasal dari berbagai kalangan, tak hanya yang bergelar doktor walaupun benama Forum Doktor Indonesia.

Untuk mewujudkan visi tersebut, FDI mengadakan Focus Grup Discussion (FGD) yang diharapkan menghasilkan berbagai konsep yang berguna untuk bangsa Indonesia. Beragam tema akan diangkat dalam FGD tersebut, seperti Kedaulatan Data Dasar, Daulat Maritim dan Pangan, Kedaulatan Energi, dan sebagainya.

Perbedaan Awal Ramadan Mesti Diimbangi Semangat Persatuan

$
0
0
Ilustrasi (Foto: pixabay.com)

Ilustrasi (Foto: pixabay.com)

Penentuan awal Bulan Ramadan di Indonesia kerap berbeda satu sama lain. Semua pihak mendasarkan pendapat masing-masing pada metode yang mereka anggap benar. Metode-metode itu sendiri dapat ditarik ke dalam dua kategori umum, yaitu rukyatul hilal dan hisab.

Menurut Susiknan Azhari, dalam Ensiklopedia Hisab dan Rukyat (2008), Rukyatul hilal adalah melihat atau mengamati hilal pada saat matahari terbenam menjelang awal bulan komariah dengan mata atau teleskop. Dalam astronomi dikenal dengan observasi. Pengamatan ini dilakukan pada langit di ufuk barat.

Hal tersebut berdasarkan pada hadits Rasulullah Saw. yang berbunyi:

Berpuasalah engkau karena melihat hilal dan berbukalah engkau karena melihat hilal. Bila hilal tertutup atas kalian, maka sempurnakanlah menjadi 30 hari.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Sedangkan hisab menurut Farid Ruskanda dalam Rukyat Dengan Tekhnologi (1995), bermakna melihat dengan ilmu atau melakukan perhitungan peredaran bumi terhadap matahari dan bulan pada bumi.

Hal ini pun didasarkan pada Alquran Surat Yunus ayat 5 (lima) yang bunyinya:

Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.

Dari dua metode itu terdapat beberapa cabang yang berbeda kriteria satu sama lain. Dari metode rukyat hilal, muncul metode imkanur rukyat, wujudul hilal, dan imkanur rukyat MABIMS. Begitu pun dengan metode hisab, terdapat metode hisab urfi, hisab taqribi, hisab haqiqi, hisab haqiqi tahqiqi, dan hisab modern/kontemporer.

Hal ini dibenarkan Peneliti Observatorium Astronomi Bosscha, Dr. Moedji Raharto. Ia mengatakan banyak tersebar metode-metode yang berbeda diantara satu ormas dengan ormas yang lain. Tentunya perbedaan metode ini disandarkan pada dasarnya masing-masing, walau di antaranya menggunakan metode-metode yang dianggap usang.

Namun begitu Dewan Pakar YPM Salman ITB itu menyayangkan timbulnya perselisihan karena perbedaan tadi. Ia mengakui, memang sulit untuk mencari titik temu. “Tapi saya yakin akan ada kriteria yang dapat disepakati bersama,” ujarnya, Kamis (11/6), di kediamannya.

Maka dari itu, Moedji berharap pemerintah dapat menjadi penengah untuk sementara. Masyarakat dihimbau untuk menjadikan pemerintah sebagai acuan untuk menentukan awal Bulan Ramadan tahun ini. Masyarakat dapat mengikuti hasil Sidang Itsbat, Selasa (16/6) mendatang, yang diikuti oleh ormas-ormas seluruh Indonesia.

“Saya optimis perbedaan-perbedaan ini dapat menemui kesepakatan. Dengan syarat, masyarakat mempunyai semangat untuk bersatu dengan ditopang usaha yang sungguh-sungguh. Begitu pun masyarakat bisa menyepakati mana hasil terbaik yang tentunya berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan,” pungkasnya.[ed: Dh]

Masjid Salman Sambut Ramadan dengan Adakan Funway

$
0
0

Oleh: Faisal Ahmed Mukhlis

Bulan Ramadhan tinggal menghitung beberapa hari lagi, Masjid Salman ITB melalui Panitia Pelaksanaan Program Ramadhan (P3R) adakan kegiatan Funway Ramadan (14/6). Kegiatan berupa pawai ini dimulai dari pukul 07.30-09.30 dengan menyusuri rute jalan Gelap Nyawang, Taman Sari, car free day Dago dan finish di Masjid Salman. Sekitar 400 lebih peserta yang berasal dari masyarakat sekitar Masjid Salman ikut serta meramaikan Funway. Pada penghujung acara, P3R memberikan hadiah kepada peserta dengan kostum terbaik secara individu maupun kelompok. Kegiatan ini merupakan rangkaian Grand Opening Ramadhan Nusantara 1436 Hijriah Masjid Salman ITB. (Foto: Faisal)

Panitia Program Ramadhan Salman Pawai Bersama Warga

$
0
0
DSC_0052

Maskot Panitia Pelaksana Program Ramadhan (P3R) Salman ITB, saat mengikuti pawai bersama warga dalam acara Funway Ramadhan, Ahad (14/6) lalu. (Foto: Faisal Akhmed)

 

Oleh: Faisal Ahmed Mukhlis

Panitia Persiapan Program Ramadhan (P3R) Salman ITB mengadakan pawai Ramadhan bersama warga bertajuk “Funway Ramadhan”, Ahad (14/6) lalu. Bagian dari rangkaian acara Grand Opening Ramadhan Nusantara 1436 H ini dimulai dari jalan Gelap Nyawang, berlanjut ke jalan Tamansari, area Car Free Day Dago, kemudian berakhir di Masjid Salman.

Menurut Penanggung Jawab Kegiatan Akmal Ramadhan, acara ini bertujuan untuk mempererat sillaturrahim antarwarga. Ia juga mengatakan, kegiatan ini berfungsi untuk memberikan informasi pada masyarakat soal agenda program kegiatan P3R. Agenda tersebut meliputi Program Pelayanan Jemaah dan Jadwal Penceramah Tarawih Salman.

Selain pawai, acara dimeriahkan pula dengan pemberian doorprize. Peserta yang mendapat hadiah ialah peserta dengan kostum terbaik, baik individu maupun yang berkelompok.[ed: Dh]


Tayangan TV Edisi Ramadan: Tuntunan atau Tontonan?

$
0
0
Dari kiri Damai Wardani sebagai moderator, Angga Kusnan Qodafi (manajer BP2M Salman) dan Nuramin (Aktor Film “Love & Faith) sedang berbicara “Menyoal Tayangan TV Ramadhan dan Alternatifnya : Tuntunan ataukah Tontonan Belaka?”, Sabtu (13/6) di Lapangan Rumput Timur Masjid Salman ITB. (Foto Bustomi)

Manajer BP2M Salman Angga Kusnan Qodafi (tengah) dan Aktor Film “Love & Faith” Nuramin (tengah) dalam Salman Ngawangkong edisi “Menyoal Tayangan TV Ramadhan dan Alternatifnya : Tuntunan ataukah Tontonan Belaka?”, Sabtu (13/6) di Lapangan Rumput Timur Masjid Salman ITB. (Foto: Bustomi)

Jelang Ramadan, stasiun-stasiun televisi Indonesia berlomba menyajikan tayangan bernuansa Islami. Misalnya tayangan di waktu sahur dan berbuka. Sayangnya, bukan sajian mendidik yang ditayangkan. Acara-acara berlabel “Islami” tersebut  terkesan sekadar “melempar” hiburan, dan kurang memikirkan sisi edukatifnya.

Manajer Bidang Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat (BP2M) Salman ITB Angga Kusnan Qodafi berpendapat, agar tidak mudah menyerap hal-hal buruk, ada baiknya kita menyaring terlebih dahulu. “Diri kita sendirilah yang bisa membuat filter dan mengambil keputusan tersebut kepada keluarga. Sebab di zaman ini kita harus bisa memilih tayangan mana yang berkualitas,” tuturnya dalam acara Salman Ngawangkong, Sabtu (13/6) lalu.

Lebih jauh lagi, sebaiknya kita mengurangi waktu menonton televisi. Untuk itu, ada banyak cara. Salah satunya dengan menyimpan televisi di tempat-tempat yang tidak membuat nyaman, seperti dekat kamar mandi atau gudang. Aktor film “Love and Faith” Nuramin yang hadir pula sebagai salah satu pembicara menjelaskan, cara itu dapat mengurangi keinginan kita menonton televisi.

“Jadi keluarga serta anak-anak kita tidak betah menonton TV,” sambungnya.

Dalam talkshow bertajuk “Menyoal Tayangan TV Ramadhan dan Alternatifnya: Tuntunan ataukah Tontonan Belaka?”, BP2M bersama Korps Relawan Salman (Korsa), Panitia Pelaksana Program Ramadhan (P3R) dan Salman TV berupaya menjawab pertanyaan masyarakat soal memilah-milah tayangan berkualitas selama bulan Ramadan.[ed: Dh]

Ketua MUI Kota Bandung Isi Tarhib Ramadan di Salman

$
0
0

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, KH. Miftah Faridl, mengisi acara Tabligh Akbar, Sabtu (13/6), di Masjid Salman ITB. Acara ini merupakan rangkaian pertama dalam pelaksanaan Ramadan Nusantara yang diselenggarakan Panitia Pelaksana Program Ramadan (P3R) Salman. Dalam acara ini, Miftah menyampaikan materi mengenai Tarhib Ramadan beserta keutamaan-keutamaan Bulan Ramadan.

Taklim Sambut Ramadan Bersama K.H. Saiful Islam Mubarak

$
0
0

Masjid Salman ITB mengadakan Taklim Sambut Ramadan bersama K.H. Saiful Islam Mubarak di Gedung Serba Guna (GSG) Salman ITB, Rabu (17/6). Taklim ini merupakan pembukaan dari acara Para Penghafal Alquran (PPA) yang termasuk dalam rangkaian acara Panitia Pelaksanaan Program Ramadan (P3R) 1436 Hijriah Masjid Salman ITB. (Foto: Eko & Idris)

Jadwal Imsyak Ramadhan 1436 H

Jadwal Tayang “Kultube Ramadhan” Salman TV

Salman Gelar Tarawih Pertama

$
0
0

Masjid Salman ITB selenggarakan salat tarawih pertama Ramadan 1436 H, Rabu (17/6), di Ruang Utama Masjid Salman. Dalam pelaksanaannya, ceramah tarawih diisi oleh Ketua YPM Salman ITB, Syarif Hidayat. Pada tarawih hari pertama ini, jemaah putra maupun putri memenuhi seluruh ruangan masjid berikut koridor-koridornya.

KH. Miftah Faridl, Tetap Berkarya di Usia Senja

$
0
0
KH. Miftah Faridl (kiri). (Foto: Tristia R.)

KH. Miftah Faridl (kiri). (Foto: Tristia R.)

Tak ada batas usia untuk tetap berkarya. Dalam usia yang sudah beranjak senja, 71 tahun, dengan tegas sosok itu berkata, “Tiada hari tanpa dakwah.” Kiranya semangat itu yang menancap dalam pribadi ulama intelektual, KH. Miftah Faridl.

“Jalan dakwah memberikan saya kesempatan untuk merasakan berbagai kenikmatan. Saya bisa selesaikan studi dan pesantren dengan menapaki jalan ini,” ungkap Ketua MUI Kota Bandung ini, Senin (1/6), di Kantor Safari Suci.

Aktivitas dakwah Pak Miftah tidak hanya di pentas mimbar saja. Ia pun menekuni dunia tulis menulis sebagai langkah dalam berkegiatan dakwah. Kira-kira ada 39 buku yang ia tulis. Buku terakhir yang ditulisnya berjudul Lentera Ukhuwah (2013), menyoroti tentang keutamaan-keutamaan menjaga tali persaudaraan.

Pak Miftah mengakui, meskipun kegiatannya sehari-hari padat, ia selalu menyempatkan menulis dalam waktu luang. “Kadang-kadang ada waktu malam untuk merenungkan hal-hal untuk dituliskan. Kalau ada acara di luar, di hotel atau di pesawat, saya selalu menyempatkan,” ungkapnya. “Insya Allah saya ingin terus menulis ke depan.”

Menjadi sosok juru dakwah yang inspiratif, Anggota Dewan Pembina YPM Salman ITB ini tak pernah merasa jumawa. Ia mengatakan, perlu ilmu dan karakter yang tinggi untuk menginspirasi masyarakat. Kedua hal inilah yang bisa menjadikan umat berubah ke arah yang lebih baik.

“Dakwah itu membutuhkan transfer karakter, bukan ilmunya saja. Karakter dapat membangun keinginan untuk berubah,” ujarnya. Pak Miftah menjelaskan, memang dibutuhkan jam terbang untuk menjadi juru dakwah yang baik. Namun selain itu seorang juru dakwah harus mempunyai kekuatan spiritual yang dapat dicapai dengan taqarub kepada Allah. Salah satunya dengan mendirikan salat tahajud, membaca Alquran, dan berzikir.

Perjalanan dakwah Pak Miftah tidaklah selalu lurus. Terkadang ada rintangan-rintangan yang mesti dilewati. Menurutnya, ia pernah difitnah dengan dalih membuka tempat hiburan malam. Padahal pada waktu itu, ia sedang mengisi renungan dan doa di komunitas Tionghoa.

“Saya tidak tahu kalau lantai atas itu tempat hiburan. Namun media mengekspos saya membuka tempat hiburan malam,” sesalnya.

Terakhir, Pak Miftah berpesan bagi para pemuda muslim saat ini. Ia mengatakan, tantangan yang dihadapi jauh lebih berat dari masa-masanya dahulu. Ia pun mengingatkan, persaingan umat ke depan akan lebih tajam dan kejam. Pemuda harus mempunyai semangat kompetitif. Zaman sekarang membutuhkan perjuangan yang keras dan cerdas. Untuk itu, pemuda harus sukses dalam studi dan mempunyai jam terbang dalam perjuangan.

“Pesan saya sering-lah ber-taqarub dengan Allah. Biar kita diberi sinyal oleh Yang Mahakuasa untuk memilih kebaikan dan keburukan,” tutupnya.[ed: Dh]


Saiful Islam Mubarak: Ramadan, Lambang Persatuan Umat

$
0
0
(Foto: Ahmad Miftahul Anwar)

(Foto: Ahmad Miftahul Anwar)

oleh: Ahmad Miftahul Anwar

Momen Ramadhan mempersatukan umat dalam keyakinan dan pemikiran. Persatuan ini terlihat dengan kesepakatan umat dalam pelaksanaan ibadah puasa. Sederhana saja, umat Muslim bersama-sama puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Begitu diungkapkan Direktur MAQDIS Saiful Islam Mubarak pada Ta’lim Sambut Ramadhan Panitia Pelaksana Program Ramadhan (P3R) Masjid Salman ITB, Rabu (17/6). Bertempat di Ruang Utama Masjid Salman ITB, Saiful menekankan persatuan umat dapat  diciptakan lewat kecintaan pada Alquran.

“Ini yang seharusnya membuat kita untuk bangga menjadi umat Islam. Mari meninggalkan anggapan tentang umat yang tertinggal,” ujar Saiful.

Selain bertujuan untuk menyambut datangnya bulan suci, ta’lim juga bertujuan sebagai pembuka program Para Penghafal Al Quran.  acara ini mengambil tema “mencintai Ramadhan dan mencintai Alquran

Salah satu peserta ta’lim dari Teknik Mesin angkatan 2014 Yudhistira, berpendapat, ia merasakan semangat untuk lebih mencintai Al Quran dengan cara ingin menghafal lebih banyak pada Ramadhan kali ini. Semangat ini juga dirasakan oleh mahasiswa Teknik Geologi ITB 2014 Saung. Ia berharap pada Ramadhan ini target yang telah direncanakan dapat tercapai.[ed: Tr]

 

 

Panitia Program Ramadan Salman Sediakan 1500 Porsi Makanan Berbuka Gratis

$
0
0
DSC_0085

Para jemaah menunggu waktu berbuka puasa pertama di Lapangan Rumput Masjid Salman ITB, Kamis (18/6). (Foto: Fathia U.H.)

 

Bandung, (Salman Media)- Panitia Pelaksana Program Ramadhan (P3R) 1436 H menyediakan porsi berbuka gratis untuk para jama’ah Masjid Salman ITB selama bulan Ramadhan. Porsi besar ini disediakan untuk melayani para jemaah, serta untuk menghangatkan suasana saat menunggu waktu berbuka puasa. Porsi yang dibagikan maksimal akan mencapai angka 1500 porsi.

Menurut Ahmad Miftahul Anwar, Kepala Sub Keamanan dan Kebersihan Divisi Konsumsi P3R, jumlah di setiap harinya akan berbeda. Makanan berbuka sebanyak 1500 porsi akan dibagikan pada hari tertentu.”Biasanya porsi disesuaikan jumlahnya sama dengan angka tahun Hijriyah, tetapi tahun ini dimaksimalkan 1500 porsi,” ujarnya.

Makanan gratis untuk berbuka ini dibantu oleh donasi jemaah yang telah dikumpulkan jauh-jauh hari sebelum Ramadan tiba. Selain itu, ada pula beberapa perusahaan makanan yang akan menyediakan 1000 porsi berbuka di salah satu harinya.

Anwar berharap, porsi yang telah disediakan dapat berimbang dengan jumlah jemaah. “Apalagi buat jama’ah yang sudah mengikuti kegiatan P3R ini, semoga mereka dapat menikmati porsi berbuka yang disediakan,” tambahnya.

Nabila (19) salah satu mahasiswa ITB mengaku sudah menikmati gelaran P3R sejak tahun 2014 atau 1435 H. Ia mengaku salut kepada totalitas panitia dalam menjamu jemaah. Selain pembicara yang bagus, Nabila kagum dengan pelayanan makanan berbuka gratis. “Selain dikasih teh gratis, jemaah pun mendapat kurma dan nasi kotak, keren sih Panitia nya,” tuturnya.[ed: Dh]

 

Kul-Tube Eps. 1: Muhammad Yani, Sosok yang Pernah Mondok 20 Tahun

$
0
0
1. Ust. Yani

Ust. Muhamad Yani, sosok yang pernah modok di berbagai pesantren selama sekitar 20 tahun.

“Awalnya saya diminta menulis naskah kultum, eh …, akhirnya diajak ikut memberi kultum di Kul-Tube,” ujar Yani sembari tertawa kecil saat diwawancarai Salman Media di Ruang Utama Masjid Salman ITB, Kamis (18/6).

Sosok yang ramah dan murah senyum. Begitulah kekhasan lelaki bernama Muhammad Yani yang tergabung dalam Korp Dai Salman di Bidang Dakwah Majid Salman ITB ini. Lelaki kelahiran Aceh ini mengaku telah menghabiskan waktu sekitar 20 tahun untuk mondok di berbagai pondok pesantren (ponpes) yang tersebar di Indonesia. Sebut saja di antaranya Ponpes Darul Iman di Aceh, Ponpes Al-Amin di Sumenep –Madura, Ponpes Darul Ulum di Jombang, Ponpes Tebu Ireng, dan Gontor.

Selain tercatat sebagai ustaz di Masjid Salman ITB, Yani juga aktif di Lembaga Dakwah Nahdatul Ulama (NU) Kota Badung. Ustaz lulusan Sarjana Hukum di Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang ini pun kerap mengisi ceramah rutin di beberapa majelis taklim Kota Bandung, seperti majelis taklim di Masjid Sabilulnajah Cihampelas, Masjid Nurul Jannah di Jalan Ancol Timur, Masjid Al-Amin di Srimahi, dan sebagainya.

Dalam Kul-Tube Salman TV edisi pertama ini, Yani menyampaikan ceramah dengan tema “Ramdan dan Ukhuwah”. Menurutnya, suatu kepedulian itu jangan dibeda-bedakan, baik dari sisi agama, ras, maupun suku. “Di Islam sendiri mengenal istilah persaudaraan. Baik itu persaudaraan secara khusus dengan sesama muslim maupun persaudaraan secara umum yang kita kenal dengan istilah kemanusiaan,” ujar Yani.

Ini dia penampilan Ustaz Muhammad Yani dalam KulTube Ramadan Saman TV https://m.youtube.com/watch?v=6a9hZncuYlc&feature=youtu.be

Inspirtasi Ramadan Bersama Penulis Buku Api Sejarah

$
0
0

Masjid Salman ITB kembali gelar kajian Inspirasi Ramadan (Irama) di Ruang Utama Masjid Salman ITB, Jumat (19/6). Pemateri pada Irama kedua ini adalah Ahmad Mansur Suryanegara, penulis buku best seller Api Sejarah. Pada kesempatan kali ini beliau memaparkan tentang “Sejarah Islam di Nusantara”. (Foto: Salim Rusli)

Masjid Salman Siapkan 1000 Porsi Makanan Berbuka Bersama Pertama

$
0
0

Masjid Salman melalui Panitia Pelaksanaan Program Ramadhan (P3R) 1436 Hijriah menyediakan sampai 1000 porsi makanan untuk jemaah Masjid Salman ITB pada acara buka bersama perdana, Kamis (18/6). Rencananya, porsi ini akan ditambah sampai dengan 1500 porsi berdasarkan prakiraan banyaknya jemaah yang datang. Selain makanan berupa nasi kotak untuk berbuka, Masjid Salman juga menyadiakan teh gratis dan kurma. Makanan untuk berbuka ini akan selalu diadakan selama bulan Ramadhan. (Foto: Fathia)

Viewing all 2618 articles
Browse latest View live